Beberapa Panduan Al Quran dalam Parenting Islam
Kunci Parenting dalam Islam
Parenting, dalam bahasa Indonesia berarti "mengasuh anak" atau "pola asuh anak". Secara umum, parenting adalah cara orang tua mengasuh, membimbing, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik, emosional, sosial, maupun intelektual.
Pertumbuhan adalah proses yang bersifat kuantitatif, yaitu pertambahan ukuran atau volume pada makhluk hidup, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu. Pertumbuhan ini bersifat irreversible, artinya tidak dapat kembali ke ukuran semula.
Perkembangan adalah proses perubahan progresif dan berkesinambungan pada individu atau organisme menuju tingkat kematangan atau kedewasaan. Perkembangan mencakup perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh, kemampuan, inteligensi, perilaku, serta emosi.
Parenting dalam Islam
Menjadi orang tua dan mendidik anak bukanlah hal yang mudah, maka dari itu ilmu parenting menurut Islam menjadi penting.
Bagaimanapun juga, tantangan zaman semakin sulit. Jadi, sebagai orang tua, kita harus lebih banyak belajar tentang parenting yang baik agar dapat membimbing anak-anak secara maksimal.
Meski ilmu pendidikan tentang mengasuh anak sudah banyak berkembang dan bagus untuk dipelajari, jangan lupa juga untuk terus berpedoman pada agama sebagai pondasinya.
Allah telah memberikan banyak petunjuk dan aturan-aturan dalam Alquran agar kita bisa menjadi orang tua yang terbaik.
Bicara soal pengasuhan dalam Islam, mengingatkan kita untuk pada 3 hal yang berimplikasi dalam kesuksesan kita menciptakan dan memimpin peradaban yang Islami lewat anak-anak kita.
Ketiga poin parenting menurut Islam ini tentunya selaras dengan apa yang sudah Allah firmankan dalam Alquran.
1. Anak Adalah Amanah
Dalam surat At-Taghabun ayat 15, disebutkan bahwa:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Ayat ini bermaksud bahwa anak adalah amanah atau titipan yang harus dijaga dengan baik.
Memang betul ungkapan ini sudah sangat umum kita dengar. Akan tetapi, ternyata, kalimat sederhana yang menyatakan bahwa anak merupakan amanah ternyata tidak berarti sesederhana itu.
Oleh karena nya dengan berpedoman pada firman Allah ini, maknanya ada 3, yaitu:
a. Orang tua bertanggung jawab, tetapi tidak memiliki kontrol penuh
Karena anak merupakan amanah dari Allah Swt, orang tua tentu harus merawat dengan penuh tanggung jawab dan upaya yang sebaik-baiknya.
Akan tetapi, hasil dari pengasuhan tidak ada dalam kendali kita. Serahkan hasilnya kepada Allah. Sebagai orang tua, kita hanya bisa berfokus mengasuh anak-anak sesuai dengan aturan-aturan agama.
Inilah salah satu kunci paling penting dalam parenting menurut Islam yang tak boleh kita lupakan.
b. Allah tempat bergantung sepenuhnya dalam pengasuhan
Sebagai orang beriman, kita harus ingat bahwa hati manusia pada sejatinya milik Allah, oleh karena itu tips parenting menurut Islam yang harus diingat adalah patuh dan menyerahkan segalanya kepada Allah.
Dengan mematuhi Allah, maka yang menjadi tanggung jawab kita, yaitu anak, insyaallah juga akan patuh.
Untuk hal ini, kita dapat berkaca pada kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS yang tertuang dalam
18.Al-Kahf : 74
فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا
Kemudian, berjalanlah keduanya, hingga ketika berjumpa dengan seorang anak, dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau benar-benar telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.”
Ketika Nabi Khidir membunuh seorang anak, Nabi Musa bertanya mengapa hal itu beliau lakukan.
Nabi Khidir lalu menjawab bahwa anak ini jika dibiarkan akan membuat orang tuanya kufur, padahal kedua orang tuanya adalah orang mukmin.
Pada kisah ini, orang tuanya tidak salah, baik, dan mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai keimanan.
Akan tetapi, anaknya tetap menjadi kufur. Ini karena Allahlah yang memegang hati dan memiliki kehendak, sehingga orang tua tidak punya kuasa apa pun terhadap hal itu.
c. Orang mukmin selalu menjaga amanahnya
Rasa cinta yang mendalam pada anak bukanlah hal yang mengherankan. Ini pun sudah difirmankan Allah dalam surat Ali Imran ayat 14, sehingga menjadi poin parenting dalam Islam yang penting.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Artinya:
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. “
Akan tetapi, jangan sampai cinta terhadap anak membuat orang tua berpaling dari cara menjaga amanah tersebut dengan cara-cara terbaik sesuai agama.
Dengan kata lain, sayang kepada anak tidak boleh menjerumuskan kita sebagai orang tua di akhirat.
Menjadi orang tua harus menyenangkan, tapi batasan-batasan yang tegas dan jelas harus dibuat.
Pasalnya, dengan membiarkan anak jika melanggar aturan agama dengan alasan sayang justru malah berarti tidak menjaga amanah dengan baik.
2. Fitrah Manusia adalah Beriman Kepada Allah
Setiap anak dilahirkan suci dari dosa dan hal-hal negatif. Orang tualah yang mengajarinya hal-hal eksternal.
روى البخاري ومسلم عن أبي هريرة، رضي الله عنه، قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم: (ما من مولود إلا يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أو ينصرانه، أو يمجسانه، كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء، هل تحسون فيها من جدعاء)، ثم يقول أبو هريرة رضي الله عنه: {فطرت الله التي فطر الناس عليها} [الروم:30].
Dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?
Dengan memahami bahwa fitrah manusia adalah beriman kepada Allah, kita harus menjaganya menjadi demikian.
Dan karena fitrah manusia adalah beriman, maka akan jauh lebih mudah untuk mengajarkannya taat kepada Allah dan hal-hal baiknya.
3. Tujuan Parenting adalah Mengajarkan Taat
Sebagai orang tua, tanamkan mindset bahwa tujuan parenting menurut Islam adalah untuk mengajarkan taat pada Allah, sesuai dengan pedoman Alquran dan hadis.
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, mengajarkan anak untuk taat juga selaras dengan fitrahnya, dan ini tentu merupakan cara yang benar untuk menjaga amanah dari Allah.
Dalam At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Pada intinya, muliakanlah anak-anakmu dan ajarkan mereka untuk berakhlak mulia. Tanamkan pada diri buah hati untuk menjadikan Allah pusat kehidupan.
Jagalah Allah, maka Allah pun akan menjagamu.
Semoga bisa bermanfaat.
Wallahu'alam (/oh)
Komentar