Bacaan Basmalah dalam Solat Jahr atau Sirr

Basmallah Dalam Shalat; Sirr atau Jahr?

(Majelis Tarjih)

shalat jamaah
Ilustrasi

Pertanyaan:

  1. Jika surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat, dari bacaan bismillah dan seterusnya, bukankah seharusnya bacaan basmalah tidak disirrikan, bahkan harusnya dijahrkan sama seperti ayat-ayat berikutnya ketika kita baca jahr dalam shalat? Sebagai anggota Muhammadiyah saya perlu memahaminya, karena orang-orang Muhammadiyah sendiri lebih banyak yang membaca surat al-Fatihah dalam shalatnya tanpa menjahrkan bahkan ada yang tidak memulainya dengan bismillahirrahmanirrahim. (Marsa’id, S.Pd.I.)
  2. Manakah yang benar, bacaan basmalah dalam surat al-Fatihah ketika mengerjakan shalat dibaca jahr atau sirr? Di daerah kami masih sering warga Muhammadiyah bertanya-tanya dan terkadang saling menyalahkan. (Ridwan, 08153246xxxx)

Jawaban:

Kedua pertanyaan dari dua orang penanya di atas akan kami jawab sekaligus dalam satu rangkaian jawaban. Namun, sebelumnya perlu diketahui bahwa masalah bacaan basmalah dalam surat al-Fatihah yang dibaca ketika mengerjakan shalat telah beberapa kali ditanyakan oleh penanya sebelumnya dan telah pula kami jawab dan dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah. 

Di antaranya yang telah diterbitkan dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 2 terbitan Suara Muhammadiyah Cetakan VI tahun 2003 halaman 53-54 dan Tanya Jawab Agama Jilid 4 Cetakan III halaman 82-89. 

Tetapi ada baiknya pada kesempatan kali ini kami jelaskan kembali secara singkat jawaban tentang persoalan tersebut.

Pendapat Para Ulama tentang Bacaan Basmalah dalam Shalat

Para ulama berbeda pendapat mengenai bacaan basmalah dalam shalat:

  1. Imam Malik melarang membacanya dalam shalat fardlu, baik secara jahr (keras) maupun secara sirr (lembut), baik dalam membuka al-Fatihah maupun dalam surat lainnya, tetapi beliau membolehkan membacanya dalam shalat nafilah (sunnah)
  2. Imam Abu Hanifah mengharuskan membacanya ketika membaca al-Fatihah dalam shalat secara sirr (lembut) pada setiap rakaat, dan lebih baik membacanya ketika membaca setiap surat.
  3. Imam asy-Syafi‘i berpendapat wajib membacanya dalam shalat secara jahr (keras) dalam shalat jahr, tetapi dalam shalat sirri wajib dibaca dengan sirri.
  4. Imam Ahmad Ibnu Hanbal berpendapat harus membacanya dengan sirri dalam shalat dan tidak mensunnahkan membacanya dengan jahr.

Sumber perbedaan pendapat tersebut adalah karena perbedaan pendapat mengenai status basmalah, apakah ia termasuk surat al-Fatihah, dan termasuk permulaan tiap-tiap surat atau tidak. Secara ringkas, perbedaan pendapat tersebut dapat kami uraikan sebagai berikut:

  1. Asy-Syafi‘iyyah berpendapat bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah dan merupakan awal dari setiap surat dalam al-Qur’an.
  2. Al-Malikiyyah berpendapat bahwa basmalah bukan merupakan ayat, baik dari surat al-Fatihah maupun dari al-Qur’an.
  3. Al-Hanafiyyah mengambil jalan tengah antara asy-Syafi‘iyyah dan al-Malikiyyah. Mereka berpendapat bahwa penulisan basmalah dalam al-Mushhaf menunjukkan bahwa basmalah adalah ayat al-Qur’an, tetapi tidak menunjukkan bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari tiap-tiap surat. Hadits-hadits yang memberitakan bahwa basmalah tidak dibaca dengan keras dalam shalat ketika membaca al-Fatihah menunjukkan bahwa basmalah bukan salah satu ayat dari surat al-Fatihah, tetapi mereka menetapkan bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari al-Qur’an, yang diturunkan sebagai pembatas antara satu surat dengan surat lainnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: Bahwa Rasulullah saw tidak mengetahui batas-batas surat sebelum diturunkan ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’.

Pendapat Majelis Tarjih tentang Bacaan Basmalah dalam Shalat

Kami berpendapat boleh membaca basmalah secara jahr dan boleh juga secara sirr dalam shalat. Pendapat ini berlandaskan hadits-hadits sebagai berikut:

  • عَنْ أَنَسٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q 9$# ÉOŠÏm§ 9$# . [رواه مسلم]

“Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Saya shalat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca: ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’.” [HR. Muslim].

  • عَنْ أَبِي هِلاَلٍ عَنْ نُعَيْمٍ اْلمُجَمِّرِ قَالَ: صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q 9$# ÉOŠÏm§ 9$# ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ ÎŽö xî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgø‹n=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# فَقَالَ آمِينْ وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ: اَللهُ أَكْبَرُ، وَإِذَا قَامَ مِنَ اْلجُلُوسِ فِي اْلإِثْنَتَيْنِ قَالَ: اَللهُ أَكْبَرُ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. [رواه النسائي]

“Diriwayatkan dari Abu Hilal, diriwayatkan dari Nu’aim al-Mujammir, ia berkata: Saya shalat dibelakang Abu Hurairah (makmum). Maka beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, kemudian membaca Ummul-Qur’an, hingga ketika sampai pada ‘Gairil-magdlubi ‘alaihim waladl-dlaalliin’ beliau membaca ‘Amiin’. Kemudian orang-orang yang bermakmum membaca ‘Amiin’. Dan setiap bersujud beliau membaca ‘Allahu Akbar’ dan apabila berdiri dari duduk dalam dua rakaat, beliau membaca ‘Allahu Akbar’, dan apabila membaca salam (sesudah selesai), beliau berkata: Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya saya orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah saw.” [HR. an-Nasa’i]

  • عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَجْهَرُ ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q 9$# ÉOŠÏm§ 9$# . [رواه النسائي]

“Diriwayatkan dari Qatadah, diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Saya shalat di belakang Rasulullah saw, Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman r.a., tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’ dengan keras.” [HR. an-Nasa’i]

  • عَنْ أَبَي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأْتُمُ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاقْرَءُوا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِى وَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِحْدَاهَا. [رواه الدارقطني]

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila kamu membaca al-Hamdu Lillah (surat al-Fatihah), maka bacalah ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, sebab surat al-Fatihah adalah Ummul-Qur’an dan Ummul-Kitab dan Sab’ul-Matsani, adapun basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah.” [HR. ad-Daruquthni]

  • عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: كَانَتْ قِرَاءَتُهُ مَدًّا … ثُمَّ قَرَأَ: ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q 9$# ÉOŠÏm§ 9$#. ߉ôJysø9$# ¬! Å_Uu‘ šúüÏJn=»yèø9$# . Ç`»uH÷q§ 9$# ÉOŠÏm§ 9$# . Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# … . [أخرجه البخاري عن أنس، قال الدارقطني اسناده صحيح]

“Diriwayatkan dari Anas r.a., bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan Rasulullah saw (surat al-Fatihah), maka Anas menjawab: Bacaannya secara madd (panjang). Lalu ia membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim, al-Hamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin, ar-Rahmanir-Rahim, Maliki Yaumid-din, …’.” [Ditakhrijkan oleh al-Bukhari dari Anas, ad-Daruquthni mengatakan: Sanadnya shahih]

Penjelasan

  1. Hadits pertama yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, menceritakan bahwa Anas tidak mendengar bacaan basmalah dari Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tetapi bukan berarti bahwa mereka tidak membaca basmalah sama sekali, sebab kemungkinan mereka membacanya secara sirri, tidak jahr (keras). Sebab dalam riwayat lainnya, yang diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’i, dan Ibnu Khuzaimah, juga dari Anas, menyatakan: لاَ يَجْهَرُونَ بِسْمِ اللهِ الَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. Ini menunjukkan bahwa mafhumnya adalah mereka membacanya secara sirri. Hadits yang ditakhrijkan oleh Muslim tersebut menurut para ulama adalah hadits yang berderajat shahih.
  2. Hadits kedua, yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari Nu’aim al-Mujammir, menyatakan bahwa ketika ia shalat di belakang Abu Hurairah (makmum), beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’. Kemudian setelah selesai shalat beliau berkata: Saya adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Nabi saw. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Nabi saw membaca basmalah dengan jahr ketika mengerjakan shalat. Perlu diketahui bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang dekat sekali kepada Nabi saw, dan tidak diragukan kejujuran, kepercayaan, ingatan serta kecerdasannya. Maka tidaklah mungkin beliau berdusta. Ash-Shan‘ani menyatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits yang paling shahih dalam masalah basmalah (ash-Shan‘ani, 1961, I: 173).
  3. Hadits ketiga, yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari Anas, menyatakan bahwa Anas tidak mendengar Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman mengeraskan suaranya dalam membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’. Dari hadits tersebut dapat diambil pengertian (mafhum), bahwa Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman membaca basmalah dengan sirri. Menurut para ahli hadits, hadits tersebut termasuk hadits shahih (ash-Shan‘ani, 1961, I: 173).
  4. Hadits keempat, yang ditakhrijkan oleh ad-Daruquthni dari Abu Hurairah, menyatakan bahwa Nabi saw pernah memerintahkan kepada para sahabat untuk membaca basmalah apabila membaca al-Fatihah, sebab basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah, dan menurut ad-Daruquthni hadits tersebut adalah shahih.
  5. Hadits kelima, yang ditakhrijkan oleh al-Bukhari dari Anas, menyatakan bahwa Rasulullah saw membaca basmalah apabila membaca surat al-Fatihah. Menurut ad-Daruquthni, sanad hadits tersebut adalah shahih.

Menurut para ahli hadits, kelima hadits tersebut adalah shahih dan tidak dapat diketahui mana di antara hadits-hadits tersebut yang datang lebih dahulu, sehingga tidak dapat ditetapkan mana yang nasikh (yang menghapus) dan mana yang mansukh (yang dihapus). Justru hadits-hadits tersebut dapat dikompromikan dan dapat diamalkan semuanya. 

Oleh karena itu kami berpendapat bahwa Rasulullah saw kadang-kadang membaca basmalah secara jahr dan kadang-kadang membacanya secara sirri. Kami tegaskan kembali bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari ayat-ayat surat al-Fatihah, boleh dibaca secara jahr dan boleh pula dibaca secara sirri dalam shalat jahr, yaitu shalat yang diharuskan membaca surat al-Fatihah secara jahr.

 

Wallahu a’lam bish shawwab

 —————————————–
Semua pertanyaan dijawab oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
e-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com

disadur dari : suaramuhammadiyah.or.id

Mengenal Istilah Dosa

Mengenal Istilah Dosa

Istilah yang sudah tidak asing mendengar kata dosa.  Ada beberapa istilah dalam Al-Quran untuk menyebut dosa atau kemaksiatan, diantaranya itsm (إثم), dzanb (ذنب), ‘ishyan (عصيان), huub (حوب), sayyi-ah (سيئة), dan khathi-ah (خطيئة). Istilah-istilah ini sama-sama merujuk kepada pengertian dosa dan poelanggaran, namun masing-masing punya kekhasan makna.

Itsm (الإثم) dan dzanb (الذنب) biasanya sama-sama diartikan dosa. Secara bahasa, الذنب makna aslinya ekor. Dosa disebut demikian karena ia merupakan akibat sesuatu perbuatan, yakni datang di belakang sesuatu. Atau, karena ia merupakan sesuatu yang dianggap kotor akibat akhirnya, seperti umumnya ekor binatang.

Adapun الإثم makna aslinya adalah lambat/buth-u (البطء) dan telat/ta-akhkhur (التأخّر). Dosa disebut demikian karena orang yang berdosa itu lambat dari kebaikan dan telat darinya.

Sedangkan ‘ishyan (العصيان), biasanya diartikan kedurhakaan atau maksiat. Makna aslinya adalah berpisah, seperti anak untuk yang tidak mau lagi ikut induknya karena dia sudah tidak lagi menyusu/disapih. Orang bermaksiat diserupakan dg ini krn ia tdk mau mngikuti petunjuk Allah, memisahkan diri, dan berbuat semaunya sendiri.

Kemudian huub (الحوب), makna aslinya adalah hardikan untuk mencegah untuk melakukan sesuatu. Dosa disebut demikian karena pada dasarnya ia merupakn sesuatu yang dilarang, atau karena pelakunya sadar bahwa hal itu sebenarnya dilarang.

Adapun sayyi’ah (السيئة) adalah kebalikan dari hasanah (الحسنة), aslinya berakar kepada kata suu’ (السوء). Makna aslinya adalah segala hal yang membuat seseorang sedih dan berduka, baik urusan duniawi maupun ukhrawi. Dosa kecil dan kesalahan (duniawi) biasanya disebut juga dengan sayyi’ah, karena ia membuat pelakunya sedih dan resah, merasa tidak nyaman, merasa bersalah.

Terakhir, khothi-ah (الخطيئة), yang aslinya berakar dari kata khotho’ (الخطأ). Makna aslinya adalah berbelok dari arah yang semestinya, alias meleset atau tidak tepat sasaran. Khoti’ah dan sayyi’ah mirip, karena sering dipakai untuk mnyebut dosa kecil atau kekeliruan-kekeliruan.

Tapi umumnya khoti’ah digunakan untuk mnyebut hal-hal secara tidak sengaja dilakukan. Misal, ingin memanah kijang tapi meleset terkena manusia. Maka, kebalikan dari khotho’ adalah showab (الصواب), yakni pas, kena, atau tepat sasaran.

disadur dari berbagai sumber

wallahu'alam

RINDU RAMADHAN


RINDU RAMADHAN

Ramadhan ...
Kamulah bulan kesembilan rentetan Syuhur
Bertanda melimpah Rahmah
Berhimpun ampunan 
Berciri janji lepasnya belenggu

Ramadhan ... 
Kedatangan mu dinanti jutaan
Kehadiranmu dirindu milyaran
Siangmu penuh arti
Malammu pun penuh bukti

Ramadhan ...
Saat fajar mulai menyingsing nanti
Di akhir bulan Rajab ini
Pertanda kedatanganmu sebentar lagi
Kami siap menyambutmu tak sabar menanti

Ramadhan .. kami merindumu
Ramadhan... biarkan kami sambut kedatanganmu
Ramadhan... Jadikan kami sahabatmu
Ramadhan ... sampaikan kami kepadamu
---
Puraseda, 10 April 2020.
oholidin.

LANGKAH LANGKAH MEMBUAT E-MAIL


ilustrasi gambar wikipedia

A. Apakah Email itu?


Mengutip laman wikipedia Surat elektronik (akronim: ratel, ratron, surel, atau surat-e) atau pos elektronik (akronim: pos-el) atau imel (bahasa Inggris: e-mail) adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet). 


B. Cara Membuat Email di Gmail (Google Mail)

Ini adalah layanan email gratis favorit. Selain bisa membuat email dengan gratis, kita juga bisa membuat akun Google plus dengan mudah bila sudah memiliki akun Gmail.

Berikut langkah membuat gmail: 

1. Langkah pertama, kunjungi situs Google mail

2. Klik tombol “Create an account” atau “Buat akun” yang ada di sebelah kanan atas halaman Google mail.

3. Isi kolom-kolom yang ada pada halaman pengisian dengan data Anda:
  • Nama: isi dengan nama lengkap Anda, nama depan dan nama belakang
  • Pilih nama pengguna Anda: isi dengan alamat email yang Anda inginkan
  • Buat sandi: isi dengan sandi yang tidak mudah ditebak, tapi mudah Anda ingat
  • Konfirmasi sandi Anda: ulangi memasukkan sandi Anda sebelumnya
  • Tanggal lahir: isi dengan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Anda
  • Gender: pilih yang sesuai dengan jenis kelamin Anda
  • Ponsel: isi dengan nomor HP Anda untuk keamanan
  • Buktikan bahwa Anda bukan robot: isi dengan kode (2 kata dengan spasi) yang ada di halaman tersebut
  • Lokasi: isi sesuai dengan negara tempat Anda tinggal
  • Centang kolom menyetujui persyaratan dan kebijakan dari Google
  • Klik tombol “Langkah berikutnya”
4. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan profil Anda dengan menambahkan foto profile Anda. 

Untuk menambahkan foto, silahkan klik tombol “Tambahkan Foto Profil”. Anda bisa memasukkan foto dari komputer. Setelah selesai mengatur foto profil, klik tombol “Langkah berikutnya”.

5. Akun email di Google sudah selesai dibuat. Silahkan klik tombol “Lanjutkan ke Gmail” untuk masuk ke halaman email Anda.

Demikian cara membuat email di gmail, langkah langkah yang disajikan sebagai panduan kemungkinan ada perbedaan antara langkah pembuatan di ponsel dengan di PC.

PERENCANAAN PROGRAM KERJA KEHUMASAN


Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan /pemerintahan), jelas sangatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempersiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.

Dalam bukunya Effective Public Relations, M. Cultip & Allen H Center menyebutkan, program kerja Public relations melalui proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok, yakni, :

1. Research Listening (penelitian dan mendengarkan). 
Dalam tahapan ini public relations officer mempelajari opini, sikap. Dan reaksi publik terkait terhadap kebijakan atau produk organisasi. Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yakni What’s our problem?

2. Palnning Decission (perencanaan pengambilan keputusan). 
Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak berkepentingan. Here’s what what we can do?

3.CommunicationsActions (mengkomunikasikan dan melaksanakan). 
Menjelaskan dan sekaligus menfasirkan informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, diharapkan bisa mempengaruhi pihak-pihak tertentu yang penting dan berpotensi mendukung program organisasi. Here’s what we did and why?

4.Evaluation (mengevaluasi). 
Mengadakan penilaian evaluasi terhadap program dan hasil kerja aktivitas public relations. How did we do?

Keempat tahapan tersebut, satu sama lain berkaitan sangat erat. Artinya guna mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan harus senantiasa dilalui/dilaksanakan dengan baik. Setiap tahap dalam program kerja public relations yang efektiv.

Jika diuraikan lebih rinci, keempat tahapan menurut M Cultiv & Center tersebut, adalah sebagai berikut:

1.Menganalisa perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.

2.Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.

3. Menganalisa tingkat opini publik, baik yang intern (internal public) maupun yang ekstern (external public).

4. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah potensi, kebutuhan-kebbutuhan dan kesempatan-kesempatan.

5.Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan.

6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku masyarakat sasaran. Termasuk membuat budget/anggaran biaya operasionalnya.

7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang telah direncanakan.

8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

bersambung.. 

Dunia


Dunia (Sebuah Catatan)

Dunia Begitu Indah
Gunung Menjulang Tinggi
Laut Berwarna Biru
Langit Terhampar Luas
Matahari Bersinar Terang
Bintang Berkelip kelip
Makhluk hidup di dalamnya
Semua duciptakanNYA

Dialah sang Khalik
Sang pencipta
Maha Pencipta
Pencipta Semua Makhluk
Dia Maha Kuasa
Dia Maha Berkehendak
jika Berkata Jadi
Maka Jadilah

---
April, 1, 2020

Pintu Pintu Rejeki

Seandainya mereka tahu bahwa yang di sebut rezeki tidak hanya berupa harta atau uang tentunya mereka akan selalu bersyukur kepada Allah dengan yang mereka miliki. Arti rezeki yang sesungguhnya adalah segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah hahalkan untuk manusia, baik itu pakaian, makanan, istri dan anak-anak. Kesehatan, pendengaran, penglihatan dan segala sesuatu yang dapat manusia rasakan itulah arti rezeki yang sebenarnya.

Jadi jangan sampai kita mencela Allah setelah bekerja keras namun tidak mendapatkan harta/uang, padahal kita masih diberikan kesehatan dan kecukupan hidup. Jangan sampai kita kufur tidak kunjung mencapai keinginan meski sudah berikhtiar sekuat tenaga, namun bersyukurlah karena Allah senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan. Ingatlah, sesungguhnya kita memerlukan apa yang tubuh butuhkan bukan apa yang kita inginkan, bukankah sangat tidak mengenakan bila Allah memberikan keinginan kita berupa rumah yang bagus namun tidak memberikan kesehatan yang sesungguhnya kita butuhkan, yang terjadi adalah kita memiliki rumah bagus namun dalam keadaan sakit-sakitan, tentu bukan kemauan kita.

Allah yang Maha Pemelihara, selain menciptakan seluruh alam semesta juga memelihara ciptaan-Nya. Allah menciptakan manusia , Dia juga mencukupi segala kebutuhannya termasuk semua rezekinya, dari lahir sampai mati Allah sudah tetapkan rezeki manusia. namun bukan berarti segala rezeki tersebut akan diterima dengan instan melainkan manusia perlu mencarinya dan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menempatkan rezeki dibeberapa tempat. 

Berikut sumber rezeki manusia yang sudah disediakan oleh Allah:

Rezeki karena Usaha

Sumber rezeki manusia yang pertama terletak pada usahanya. Ada sebuah kata mutiara yang berbunyi “Bergeraklah, karena dalam gerakan terdapat barokah”, dalam kalimat penyemangat tersebut mengajarkan kepada manusia untuk bekerja keras untuk mendapatkan apa yang dimimpikan. Tentu saja hanya orang yang akan bekerja yang akan menerima upah, Allah juga berfirman bahwa manusia akan mendapatkan sesuatu bila melakukan sesuatu.

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى

“ Dan bahwasanya seseorang manusia tidak memperoleh (apa-apa), selain apa yang telah di usahakannya” (QS. An Najm: 39)

Rezeki karena Bersyukur

Setelah kita mendapatkan apa yang kita usahakan, baik itu kecil atau besar kita harus mensyukurinya, karena dibalik ungkapan syukur tersebut Allah hadirkan sumber rezeki manusia. Berterima kasih kepada Allah maka Dia akan menambah rezeki kita.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memeklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu …” (QS. Ibrahim: 

Rezeki yang Telah dijamin

Allah berfirman dalam surat Hud ayat 6 yang berbunyi:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi, melainkan Allah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat peyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Hud: 6)

Dalam ayat diatas Allah menunjukan keagungan-Nya. Dia memelihara segala sesuatu yang diciptakan-Nya, bahkan binatang-binatang yang paling terkecil dan tersembunyi kehidupannya. Dia-lah Allah yang Maha Menciptakan dan Maha Pemelihara ciptaan-Nya. Yakini dan syukurilah bahwa Allah sudah menjamin rezeki manusia.

Rezeki karena Istighfar

Dalam Al Qur’an Al Karim Allah berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

maka aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampunan (Beristigfar) kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun (10)

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu

Kita telah mengetahui bahwa yang berupa rezeki tidak hanya harta melainkan segala sesuatu yang menyimpan manfaat bagi manusia, seperti yang termaktub dalam ayat di atas, Allah akan memberkahi orang-orang yang senantiasa memohon ampun kepada-Nya. Salah satu yang mengganjal sulitnya rezeki datang kepada manusia adalah dosa, lewat istighfar inilah Allah akan mengampuni setiap dosa dan menurunkan hujan sebagai rezeki yang berkah.

Rezeki karena Sedekah

Sumber rezeki yang ke lima adalah sedekah. Banyak kita jumpai dalam firman ataupun hadits Rasulullah tentang keutamaan sedekah, yang salah satunya adalah melipatgandakan rezeki, sebagaimana firman Allah berikut:

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjamanan yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Al Baqarah: 245)

Barangsiapa yang menyimpan rezekinya di jalan Allah, seperti bersedekah, berinfak, membantu orang lain, mengajari ilmu kepda orang yang bodoh dan sebagainya. Sesungguhnya Allah akan melipatgandakan rezeki tersebut dengan berkali-kali lipat.

Rezeki karena Menikah

Banyak yang beranggapan untuk menikah seseorang harus mapan terlebih dahulu, punya ini dan itu sehingga menjadikan beberapa pihak tertunda bahkan tidak bisa melakukan perintah Allah yang Mulia. Padahal menikah adalah salah satu sumber rezeki bagi manusia, dengan menikah masnusia akan semakin dekat dengan rezeki yang berkah. Allah berfirman:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (nikah) dari hamba-hamba sahayamu laki-lelaki dan hamba-hamba sahayamu perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nur: 32)

Dengan tegas Allah berfirman akan memberikan karunia-Nya kepada orang yang menikah. Dengan kata lain orang yang menikah akan lebih kaya dari sebelumnya.

Rezeki karena Anak

Anak merupakan anugrah terindah dari Allah yang diberikan kepada mereka yang menjalankan perintah-nya yakni menikah. Ada sebagian orang yang mengganggap anak hanya akan menambah beban hidup ini adalah anggapan yang salah. Anak adalah sumber rezeki bagi manusia, semakin banyak anak, makin luar rezekinya. Salah fatal yang menganggap anak hanya akan menjadikan miskin seseorang, karena Allah lah yang akan memberi rezeki kepada semua ciptaan-Nya. Allah berfirman:

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin, Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (QS. Al Isra’ : 31)

Perlu diketahui, bagi umat islam memiliki banyak anak sangat di cintai oleh Rasulullah, sebagaimana sabanya, “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan bangga dengan sebab banyaknya kamu di hadapan para Nabi nanti di hari kiamat”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Rezeki tak terduga

Sumber rezeki manusia yang terakhir dalam artikel ini adalah rezeki yang Allah datangkan dari mana saja yang Dia kehendaki (tak terduga). Rezeki ini tentunya tidak didapat oleh semua orang, tapi hanya untuk orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, bertaqwa kepda-Nya dan selalu berusaha menjadi hamba-Nya yang taat.

Allah berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. At Thalaq: 2)

Semoga kita semua mampu mendapatkan rezeki yang diberkahi oleh Allah swt, Aamiin. Wallahu ‘Alam

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...