Pagi ini coba main ke belakang rumah. Niat memeriksa dan memberi makan hewan kesayangan. Ikan, ayam dan beberapa ekor angsa selesai diberikan haknya.
Melanjutkan pandangan ke angkasa luas ternyata tidak dapat tembus karena terhalang karunia Allah berupa pepohonan nan rindang. Jati, durian, mangga, nangka, pete, pisang bahkan mata ku tertuju pada pohon kejujuran.
Berbatang kokoh, berdaun lebat, berdahan kuat, berbuah hijau, coklat dan hitam. itulah si pohon kejujuran. Manggis.
Menatap manggis, peroleh ibroh, terutama buahnya identik dengan kejujuran dan keikhlasan serta ketidaksombongan. Jujur, karena pisik senada dengan isinya. Ikhlas, karena biarpun kulitnya hijau, cokelat atau hitam tapi isinya tetap putih. Ketidaksombongan, karena putih buahnya tetap di dalam (tidak pernah keluar) meski dibalut dengan kulit hijau, cokelat ataupun hitam.
sambil memanen buah kejujuran mari bertafakur dan mengambil pelajaran dari nya.
Ibroh dari si Pohon Kejujuran
Ijinkan penulis berbagi satu poin dari si buah kejujuran. Kejujuran adalah Bagian Akhlakul Karimah.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlakul karimah. Islam pun telah menggariskan kewajiban bersikap jujur bagi seluruh umatnya. “Kejujuran harus dilaksanakan oleh semua insan,”.
Seluruh manusia pun tidak terlepas dari kewajiban bersikap jujur tersebut. Jujur dalam perbuatan dan perkataan merupakan bagian penting dari akhlakul karimah yang harus ditunjukkan oleh manusia.
“Kejujuran dapat dilakukan kepada siapa saja, karena Allah SWT selalu mengetahui apa yang kita perbuat,”.
Renungan di halaman belakang beribroh dari si buah kejujuran
Wallahu'alam (/oh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar