Lima keutamaan menghadiri majelis ilmu

Lima Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu.

Menuntut ilmu dalam ajaran Islam merupakan kewajiban. Tanpa batasan usia atau pun golongan bahkan waktu kita kenal pembelajaran sepanjang hayat. 

Sejak kapan?? Islam mengajarkan menuntut ilmu dari buaian hingga memasuki liang lahad/ kubur. Bahkan nenuntut ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah / fisabilillah. 

Lalu bagaimana Islam mengistimewakan para penuntut ilmu?. berikut lima keutamaan menghadiri majelis Ilmu. 

Pertama :: akan dimudahkan menuju Surganya Allah::

Jika keluar rumah terus menuju masjid atau ke tempat yang mengadakan majelis ta’lim untuk menutut ilmu syar’i, maka ia sedang menepuh jalan menuntu ilmu sesuai dengan Sabda Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan menuntu ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya menuju surga” (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Kedua :: Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat::

Dalam majelis ta’lim atau majelis biasanya selain mendengarkan paparan dari ustadz, kita juga membaca Al-Quran. Orang yang membaca Al-Quran di masjid disebut Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari para Malaikat, Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya. (HR. Muslim).

Makna dari وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“,

مَعْنَاهُ الْمَعُونَةُ وَتَيْسِيرُ الْمُؤْنَةِ بِالسَّعْيِ فِي طَلَبِهِ

“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” 

Ketiga :: Dicatat sebagai Amalan Jihad Fi Sabilillah :: 

Jihad bukan hanya dengan berperang, tapi dengan menuntut ilmu juga termasuk jihad sebaimana dicantumkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له

“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan Barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya" (HR. Ibnu Hibban).

Keempat :: Dicatat sebagai orang yang sholat hingga ke rumah:: 

Jika seseorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis imu dan selama ia berada di majelis ilmu dan di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah. Sesuai sabda Rasulullah:

إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ

Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi ke masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini ( kemudian beliau mencontohkan tasybik Tasybik / menjalin jari-jemari dengan jari-jarinya),” (HR. Al-Hakim, Ibnu Kuzaimah).

Kelima :: Dicatat amalanya di ‘illiyyin ::

Jika kita pergi ke masjid berniat berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktunya shalat selanjutnya, maka ia akan diterus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ

Seseorang yang telah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap disana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) diantara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin.” ( HR. Abu Daud).

والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ

Catatan di ‘illiyyin adalah catatan amalan yang tidak akan rusak dan tidak dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak dikurangi sedikit apapun. 

Demikian beberapa keutamaan kita menghadiri majelis ilmu, semoga dapat kita amalkan dan mendapatkan keberkahan dan Rahmat dari Allah Subhanallahu Wata ‘alla, Amiin. 

Wallahu'alam (/oh) 


Tidak ada komentar:

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...