Tampilkan postingan dengan label ikhtiar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ikhtiar. Tampilkan semua postingan

Ikhtiar dan Tawakkal

Bissmillaah Alhamdulillaah allahummma sholli ala rasulillah. Amma badu.

Dalam post kali ini diketengahkan materi  singkat padat tentang ikhtiar dan tawakal. 

Diawali dengan ungkapan "bahwa proses tidak akan menghianati hasil" demikian mengemuka. 

Namun sahabat... di dalam mendalami dan menyelami kehidupan ini, paling tidak ada empat kemungkinan yang dapat kita jumpai di dalam urusan berikhtiar, apapun bentuk ikhtiar yang kita dilakukan. 

Kemungkinan pertama, seringkali kita temui orang yang berusaha dan berhasil. 

Kemungkinan kedua, ada juga orang yang walaupun telah berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi kemudian tujuannya tidak tercapai. 

Yang ketiga, walau pun agak jarang tetapi ada juga orang yang sebenarnya tidak berusaha, atau usaha yang dilakukannya itu minimal, tetapi juga berhasil. 

Yang terakhir, lebih sering kita jumpai orang yang tidak berusaha, dan tidak berhasil. 

Jadi, Sahabat... ada orang yang berusaha, berhasil; ada yang berusaha tetapi tidak berhasil; tidak berusaha, berhasil dan terakhir, tidak berusaha, tidak berhasil. 

Sahabat... Keempat fakta ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa dengan pasti mememutuskan, memastikan bahwa keberhasilan yang kita akan peroleh berbanding sejajar dengan usaha yang kita lakukan. 

Kalau hal ini kita yakini, maka kita cenderung tidak akan mau menerima kegagalan yang kita terima. Yang harus kita yakini adalah kita hanya berkewajiban berusaha, berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian setelah kita berusaha dengan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada kehendak Ilahi.

Konsep yang harus kita tanamkan di dalam berusaha adalah la haula wa la quwwata illa billah, tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan milik Allah. 

Setelah berikhtiar, kita serahkan kepada Allah, bukan menyombongkan jerih-payah, upaya yang telah kita lakukan. 

Maka kalau konsep ini sudah tertanam di dalam jiwa kita, ketika berhasil kita tidak lantas bersorak, mengepalkan tinju tinggi-tinggi sambil berteriak, yes! Tidak lupa diri, tetapi justru segera mengingat Allah mengucap syukur memuji karunia-Nya. Sebaliknya, ketika gagal kita tidak 
lantas menekuk muka, putus asa menganggap kegagalan sebagai akhir segalanya.  Tetapi kita lantas segera muhasabah, introspeksi diri mencari penyebab kegagalan untuk perbaikan di masa datang, sambil mengingat bahwa semua cobaan datang dari Allah, dan di balik kesulitan terdapat hikmah, kebaikan.

Sahabat... Yakinlah, bahwa walau pun gagal, usaha yang telah kita lakukan akan dinilai sebagai suatu kebaikan di sisi Allah. 

Sebuah hadis menjelaskan kepada kita, dengan makna bahwa seandainya kita mempunyai pengetahuan yang sangat jelas bahwa esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tangan kita terdapat sebutir biji kacang, kita dilarang untuk membuangnya. Tetapi kita disuruh untuk menanamnya walau pun kita tahu betul bahwa esok akan kiamat.

Sahabat... Bukan hasil yang dilihat oleh Allah SWT, akan tetapi jerih payah kita menanam biji kacang itulah yang akan dicatat sebagai suatu kebaikan. 

Sahabat... Sekali lagi, mari kita tanamkan konsep la haula wa la quwwata illa billah di dalam setiap bentuk usaha kita agar ketika berhasil kita tidak lantas sombong, lupa daratan, dan tidak terpuruk ketika gagal.

Wallahu a’lam bishowab (/oh) 

Ikhtiar adalah sarana


Ikhtiar adalah sarana 
untuk mengumpulkan poin (pahala).

Karena rezeki tak ditentukan oleh berhasil atau tidaknya upaya kita. Rezeki kita sepenuhnya berada dalam genggaman takdir Allah SWT.

Allah SWT akan menilai, menimbang dan menentukan, apakah ikhtiar kita termasuk amal saleh atau tidak, apakah ikhtiar itu menjadi bagian dari ibadah kepadaNya atau tak bermakna apa-apa? Kita membutuhkan penilaian itu sebagai pemberat timbangan amal untuk bekal di akhirat kelak. Adapun hasil akhir ikhtiar kita, Allah SWT yang menentukan.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ

"Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar memiliki karunia (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)."
[An-Naml (27) : 73]

Hal terpenting adalah bukan berapa banyak nya yang kita dapatkan, tapi seberapa syukurnya kita atas karuniaNYA.

Semoga kita senantiasa bersyukur atas karunia Allah swt tanpa mengesampingkan ikhtiar dan keyakinan bahwa semua sudah diaturNYA

Wallahu'alam. (oh)





Doa dan Usaha

Doa dan Usaha 


menghadapi situasi sekarang mari perbanyak berdoa kepada Allah dan maksimalkan ikhtiar dan lakukan denga sikap :

1. Tenang

Berpikir positif kepada Allah. Orang yang selalu berprasangka baik kepada Allah tidak akan pernah panik. Ketenangan hati adalah kunci sukses dalam melakukan langkah berikutnya.

2. Usaha

Harus ada petunjuk yang jelas agar bisa selamat. Kemudian mesti mengikuti petunjuk resmi tersebut pemerintah (Ulil Amri Minkum), dan jangan ikuti pendapat orang-orang yang tidak berwenang dan tidak ahli, terutama di yang disebar di media sosial (medsos).

3. Doa

Usaha tanpa doa adalah sombong, namun doa tanpa usaha adalah sia-sia. Demikianlah tuntunan dalam Islam.

4. Tawakal

Setelah berusaha dan berdoa secara maksimal, maka serahkan hasilnya kepada Allah SWT.


Allahu'alam   _oh

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...