Tampilkan postingan dengan label manusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manusia. Tampilkan semua postingan

Saat manusia diantara kenikmatan vs kesusahan (tadabbur Q. S. Al Isra ayat 85)

Saat manusia diantara kenikmatan vs kesusahan 
(tadabbur Q. S. Al Isra ayat 85) 

:: singkat padat :: 
Quran surat Al Isra merupakan surat ke 17 terdiri dari 111 ayat, diturunkan di Makkah termasuk golongan surat Makiyyah, berada pada juz ke-15 dan menempati urutan wahyu ke 50. Al Isra memiliki arti memperjalankan di waktu malam. 

Dalam Al Qur'an Surat ke 17 Al Isra ayat ke 83 Allah Berfirman 

وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا

Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong). Namun, apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa.

:: Tadabbur ::
Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan
sifat umum manusia, yaitu apabila diberi
kenikmatan, seperti harta, kekuasaan,
kemenangan dan sebagainya, mereka tidak
mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya,
bahkan mereka menjauhkan diri.

Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran,
kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan,
mereka berputus asa dan merasa tidak
akan memperoleh apa-apa lagi. 

Seharusnya mereka tidak berputus asa, melainkan tetap beramal dan berusaha untuk
mendapatkan pertolongan Allah, karena menurut ajaran Al-Qur'an, orang yang berputus asa dari rahmat Allah berarti telah
mengingkari rahmat-Nya. Ayat-ayat lain
yang menerangkan keadaan manusia ketika
menerima rahmat Allah, 

ialah firman-Nya dalam surat Yunus (10) ayat 12

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Apabila manusia ditimpa kesusahan, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Namun, setelah Kami hilangkan kesusahan itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) kesusahan yang telah menimpanya. Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan (Yunus/10: 12)

Wallahu'alam (/oh). 

Referensi : 
- Tafsir quran As-Syifa
- Al quran Kemenag



Mereka Dibangkitkan dengan Hati yang Kosong

Dalam Surat Ibrahim diceritakan bahwa orang-orang durjana akan dibangkitkan dalam keadaan takut. Mata mereka terbelalak dan hati mereka kosong.

مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ

“Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (QS.Ibrahim:43)

Hati mereka kosong karena ketakutan dan tercengang melihat sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan terjadi di alam sana.

Namun yang menarik dan perlu kita telusuri adalah apa sebab yang membuat hati mereka kosong di hari kebangkitan?

Sebab utamanya adalah karena hati mereka telah kosong sejak menjalani kehidupannya di dunia !

Seseorang yang hidupnya hanya diisi dengan aktifitas duniawi seperti makan, minum, bergerak, bernafas, bekerja tanpa pernah memperhatikan kebutuhan hatinya maka tentu jiwanya akan kosong. Mereka hanya fokus untuk memuaskan jasad tanpa memikirkan nasib ruh mereka yang akan menjalani kehidupan setelah kematian.

Ketika menceritakan perang Uhud, Allah swt menyebutkan sebuah ayat tentang sekelompok orang yang sibuk dengan urusan duniawi saja. Mereka disibukkan dengan pikiran-pikiran yang tak ada kaitannya dengan akhirat sama sekali. Mereka mengkhawatirkan nasib di dunia tanpa memikirkan nasib kehidupan kekalnya di akhirat.

Allah swt berfirman,

وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ

“Sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri.” (QS.Ali ‘Imran:154)

Ini adalah contoh yang paling simpel ketika Allah mencontohkan bagaimana mereka disibukkan dengan urusan diri dan dunia mereka saja.

Lalu mengapa mereka dibangkitkan dengan hati yang kosong?

Karena mereka hanya disibukkan dengan urusan jasad saja. Tidak ada siraman yang menyejukkan hati. Sementara manusia harus selalu ingat bahwa dirinya adalah perpaduan antara jasad dan ruh.

Karena itu jangan sampai kita hanya sibuk dengan jasad dan melupakan ruh. Karena kondisi ruh kita sangat menentukan nasib akhir saat kita dibangkitkan.

Semoga Bermanfaat.
~oh~

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...