Materi PAI keals XI : Surat Yunus ayat 40-41

Materi PAI KELAS XI SMA









Kompetensi Dasar : Menganalisa surat yunus ayat 40-41

Tujuan pembelajaran: 
1. Membaca dengan fasih 
2. Menafsirkan berdasarkan kalimat/ lapadz ayat
3. memahami bunyi dan hukum bacaan
5. Menganalisa isi kandungan surat Yunus ayat 40-
    41
6. Mengambil hikmah dan pelajaran yang 
    terkandung dalam surat Yunus ayat 40-41

Materi
Bunyi Surat Yunus ayat 40-41
Ayat 40:
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ

"Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan."

Ayat 41:

وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".

Kandungan surat Yunus ayat 40-41 antara lain sebagai berikut.
1. Umat manusia setelah diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai Rasulullah terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan orang yang beriman terhadap kebenaran Rasulullah dan kitab Al-Qur’an dan golongan orang yang tidak beriman kepada Al-Qur’an.

2. Allah Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.

3. Dalam menghadapi orang yang tidak beriman kepada Allah dan mendustakan kebenaran tentang kerasulan Nabi Muhammad saw, maka sikap orang yang beriman harus tetap teguh dan yakin akan kebenaran Nabi Muhammad saw sebagai rasul terakhir dan Al-Qur’an merupakan kitab penutup yang paling sempurna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat

4. Dalam mengimani Al Quran, manusia terbagi menjadi dua golongan. Ada yang beriman dan ada yang tidak beriman.

5. Allah Maha Mengetahui siapa yang berbuat kerusakan. Yakni orang-orang yang tidak beriman.

6. Allah memerintahkan Rasulullah dan kaum muslimin agar menjauhi orang yang mendustakan Al Quran dan menjauhi perbuatan mereka.

7. Allah memerintahkan Rasulullah dan kaum muslimin untuk berlepas diri dari perbuatan orang-orang yang tidak beriman.

8. Setiap amal akan ada konsekuensi dan balasannya. Amal baik membawa ke surga, amal buruk menyeret ke neraka.

9. Surat Yunus ayat 40-41 ini merupakan pengarahan dari Allah untuk menghadapi orang yang tidak beriman tanpa kekerasan, tetapi mengedepankan akhlak mulia.

Demikian isi kandungan Surat Yunus ayat 40-41. Semoga Allah menjaga kita dalam keimanan dan berlepas diri dari berbuat kerusakan. 

Wallahu a’lam bish shawab (/oh)



Ada Garansi Allah di Waktu Shubuh dan Ashar

Garansi Allah di Waktu Shubuh dan Ashar
diposting : Oleh Holidin

Waktu shalat merupakan hal yang sudah ditentukan oleh Allah swt untuk pelaksaan kewajiban manusia terhadap Allah. Sebanyak 5 (lima) waktu sholat yang ditentukan pelaksanaannya, antara lain Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Semua waktu shalat merupakan saat istimewa dimana seorang hamba dapat langsung berkomunikasi dengan tuhannya.  

Ada keistimewaan yang Rasulullah ungkapkan di waktu waktu shlat itu. Karenanya pada keseempatan ini penulis mencoba menyajikan hal itu dalam postingan berikut ini, berupa KEISTIMEWAN WAKTU SHUBUH.  

Waktu Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu shalat yang disebutkan tadi, di mana Allah swt memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalat saat itu. Allah Ta’ala berfirman, dalam Al - Qur'an Surat Al Isra ayat 78:

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

Kandungan yang luar biasa diungkapkan dalam ayat di atas berkenaan dengan waktu shalat shubuh, namun betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan shalat shubuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan shalat.  

Melihat kondisi tadi, jadi hal yang wajar jika kita melihat jumlah jama’ah yang shalat shubuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu shalat lainnya.

A. Keistimewaan Shalat Shubuh
Berikut akan diungkapkan beberapa keistimewaan shalat shubuh berdasarkan pada keterangan hadits hadits Nabi SAW. Apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah:

1. Menjadi Penyebab masuk surga Allah swt.
Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635.

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” 

2. Menjadi Penghalang Masuk Neraka
Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, HR. Muslim no. 634

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).”

3. Berada di dalam jaminan/garansi Allah swt
Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, HR. Muslim no. 163),

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.”

4. Dihitung seperti shalat Semalam Penuh.
Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, HR. Muslim no. 656.,

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.”

5. Shalat yang disaksikan para Malaikat Malam dan Malaikat Siang.
Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632.
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ

 “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).”

B. Ancaman bagi yang Meninggalkan Shalat Shubuh
Padahal banyak keutamaan yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh. Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalakan shalat shubuh? Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat shubuh karena aktivitas tidur. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” 

Cukuplah ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini.

Semoga Allah selalu memberi hidayah kepada kita semua, mari melaksanakan shalat berjama’ah di masjid dan raihlah keistimewaannya.

Wallahu'alam /oh.

Prinsip Didaktik Metodik : Membuka & Menutup Pembalajaran


Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar Kelas

Membuka & Menutup Pembalajaran

Pembahasan terdahulu kita belajar tentang Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein yang berarti saya mengajar, secara popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke, dan secara popular diartian sebagai cara atau strategi mengajar.

Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana membuka pembelajaran, mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran. Nah itulah hakekat dari metodik. 

Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis, sosiologis, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. 

Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis.

Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan, maka yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas adalah:
  1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam kelas sehingga membentuk suatu system.
  2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan mengelola kelas.
Pembahasan kita selanjutnya adalah tentang:

1. Membuka dan Menutup pembelajaran
2. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan belajar mandiri
3. Mengelola Kelas 

1. Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Membuka Pelajaran

Sebagai seorang guru, Anda tidak asing lagi dengan kegiatan membuka dan mengakhiri pelajaran. Karena kedua kegiatan itu dilakukan setiap kali mengajar. Namun setiap guru mempunyai kebiasaan atau cara yang berbeda dengan guru lainnya. 

Mengapa demikian? Mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Dan yang membedakan perilaku mengajar guru adalah dalam hal seni atau kiatnya. Seni atau kiat mengajar itu berkenaan dengan bagaimana guru menciptakan interaksi belajar-mengajar yang berhasi, menarik dan menyenangkan. 

Sedangkan dari sisi keilmuan berkenaan dengan penalaran guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana membelajarkan murid. Dimana hal ini mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta intelektual guru yang memadai. Dalam praktik mengajar, sisi keilmuan dan kiat mengajar harus terpadu dan, harus saling mengisi. 

Hal ini berarti bahwa mengajar harus dapat diwujutkan dalam praktik dengan baik, dan cara mengajarpun dilandasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar. Meskipun kenyataan di lapangan juga tergantung dari kualitas kepribadian guru.

Setiap guru harus menguasai prinsip-prinsip keilmuan mengajar dan memiliki kiat mengajar. Dibandingkan dengan guru SD/MI lainnya, Anda sebagai guru kelas. Oleh karena itu Anda disamping memiliki ilmu dan kiat mengajar secara umum, juga harus memiliki ilmu dan kiat mengajar yang lebih khusus. Berikut ulasan tentang bagaimana membuka dan mengakhiri pelajaran dalam situasi pembelajaran kelas.

a. Membuka Pelajaran

Perhatikan contoh berikut ini. Seorang guru yang mengajar di kelas dalam mata pelajaran.

Guru : Asslamualaikum wrwb / Selamat pagi anak-anak!
Murid : Secara serempak menjawwb salam dan, selamat pagi bu guru!
Guru : - coba perhatikan
- Hari ini kelas V Pelajaran Bhs Indonesia.
- Kelas V membuat karangan bebas.

Contoh tersebut adalah bagaimana seorang guru membuka pelajaran. Pahamilah contoh tersebut bila perlu diskusikan dengan teman Anda, apakah guru tersebut sudah mengucapkan salam pembukaan?, apakah guru sudah berusaha memusatkan perhatian murid? Dan apakah guru juga sudah member informasi tentang tugas-tugas mereka? 

Baik, mari kita perhatikan bahwa dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan oleh guru yaitu:

1. Menarik perhatian murid
2. Menimbulkan motivasi belajar
3. Memberi acuan belajar
4. Membuat kaitan materi

Pahamilah dan hayati dengan baik keempat hal pokok tersebut akan kita bahas satu demi satu sebagai berikut.

1) Menarik perhatian murid

Mengajar murid dalam kelas memerlukan perhatian khusus, karena Anda akan berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu pada saat bersamaan. Pada awal pelajaran sebaiknya semua kelas menjadi satu. Gunakan ruangan yang cukup atau di luar kelas. Bila dilaksanakan dalam satu ruangan, setelah pembukaan Anda tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Tetapi bila dilaksanakan lebih dari satu ruangan/ lapangan, maka setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya masing-masing untuk meneruskan pelajaran. Sedapat mungkin hindari melakukan pembukaan pelajaran secara bergilir, sebab hal ini dapat mengakibatkan lamanya waktu tunggu di kelas-kelas berikutnya. Dan bila hal itu terjadi maka waktu belajar murid di ruang lain menjadi berkurang.

Bagaimana menarik perhatian murid pada tahap pembukaan? Ada berbagai cara untuk membuka pelajaran dapat Anda lakukan antara lain dengan:
  • Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
  • Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
  • Membunyikan sesuatu, misalnya peluit.
Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru. Dapatkah Anda menyebutkan cara-cara lain menurut pengalaman Anda untuk menarik perhatian murid? Ingatlah bahwa menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran, dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian murid.

2) Menimbulkan Motivasi

Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar juga sangat penting. Dapatkah Anda mengingat kembali apa yang dimaksud dengan motivasi belajar? Baiklah mari sama-sama kita ingat. 

Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. 

Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. 

Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu.

Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku. Bagaiman agar guru dapat menimbulkan motivasi terhadap murid? Paling tidak ada empat cara yang dapat Anda lakukan sebagai guru kelas dalam menimbulkan motivasi yaitu:

a) Menunjukkan kehangatan dan semangat
b) Menimbulkan rasa ingin tahu
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
d) Memperhatikan minat murid

a) Menunjukkan kehangatan dan semangat

Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Adanya perhatian yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan dan terpaksa. Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada gairah dalam melakukan tugasnya sebagai guru.

b) Menimbulkan sara ingin tahu.

Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara secara logis dan sistimatis. Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang bergizi, maka guru akan bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak dapatkah kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi? Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar. Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.

c) Mengemukakan ide yang bertentangan

Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita di surat kabar.

d) Memperhatikan minat siswa

Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari tuntutan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid, motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.

3) Memberi Acuan Belajar

Proses belajar pada pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan. Keterarahan adalah wujud dari proses belajar yang terpadu dan terkait pada tujuan belajar. Dan keterpaduan harus dimulai pada saat pembukaan pelajaran. Acuan atau rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi pada tujuan. Tentu Anda masih ingat tentang dampak instruksional dan dampak pengiring belajar. Agar dapat menjamin keterarahan belajar, maka pada awal pembelajaran guru perlu memberi acuan. Ingat juga Anda sebagai guru kelas, jadi dalam hal ini yang dimaksud adalah acuan dalam situasi kelas.

Ada beberapa cara dalam memberikan acuan yaitu:
a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
b) Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh
c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
d) Mengajukan pertanyaan

Pembahasan : 

a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk kelas, dalam keals pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat kelas maupun bidangnya.

Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tujuan sebaiknya dikemukakan pada awal pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.

b) Langkah-langkah yang akan ditempuh.

Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional. Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan belajar. 

Dengan demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.

c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran.

d) Mengajukan pertanyaan

Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, gambar yang digunakan pada saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya apa, dimana, tahun berapa, sampai pertanyaan yang lebih rumit misalnya mengapa, bagaimana, apa akibatnya dan sebagainya.

4) Membuat kaitan materi

Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui :

a) Pertanyaan appersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah dipelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini diharapkan dapat diperoleh jawaban yang menggambarkan perilaku awal murid, yang berupa sikap, nilai, dan keterampilan yang telah dikuasai sebelum memulai pelajaran baru.

b) Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memtakan apa saja yang telah dipelajari murid. Apabila jawaban pertanyaan appersepsi dan rangkuman dipadukan, maka guru akan dapat membaca bekal belajar murid sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar yang yang bermakna. Bagi murid akan dapat melihat nilai tambah apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi baru.

b. Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat. 

Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaranyaitu:
1) Meninjau kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut

Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu. -->> Bersambung

Lirik Tasma'uni robbah (Sabyan Gambus

Lirik Tasma'uni robbah (Sabyan Gambus)

Tasma'uni robbah Tadri kholajati wa munajati
Ta'lamu ya Allah La ma fi dunya hum hajati
Taroktul'abid Ma anta turidu uridz
Law tardho 'anni Juda manni Ma lidzaka mazid

Kau mendengarkanku oh Tuhan, Engkau mengetahui kesibukan-kesibukan Dan permohonan-permohonanku

Washlan fika arju Robbal 'alamin
Aflah mansayanju Bil hubbilyakin
Ya'isyul hayata Binahjin qowwimin
Yasiru shirotho Binurin 'adhimin Biqurbin na'imin

Tasma'uni robbah Tadri kholajati wa munajati
Ta'lamu ya Allah La ma fi dunya hum hajati
Taroktul'abid Ma anta turidu uridz
Law tardho 'anni Juda manni Ma lidzaka mazid

Ya robba tasamma Bilkaffil wadud
Hasya ya habibi Dabhi bisshudud
Idza sudta qolban Unajika fihi
Wa allafta sarban Ta'awaitu fihi Faman da syabihi

Tasma'uni robbah Tadri kholajati wa munajati
Ta'lamu ya Allah La ma fi dunya hum hajati
Taroktul'abid Ma anta turidu uridz
Law tardho 'anni Juda manni Ma lidzaka mazid

Kewajiban Bersyukur & Berbuat Baik : Surat Al Baqarah Ayat 83 (Materi PAI Kelas XII SMA)


Tulisan berikut adalah sebuah materi pembelajaran pada MAPEL PAI SMA Kelas XII :

Kompetensi Dasar dan IPK  : 

Materi Pembelajaran: 
Kewajiban Bersyukur & Berbuat Baik (Surat Al Baqarah Ayat 83) 

Surat Al Baqarah ayat 83 adalah ayat yang mengajarkan untuk berbuat baik (ihsan). Surat Al Baqarah termasuk madaniyah. Surat terpanjang dalam Al Quran ini mengatur banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Di antaranya melalui kisah Bani Israil. Bahkan surat ini dinamakan Al Baqarah karena kisah Bani Israel yang diperintahkan menyembelih seekor sapi betina (baqarah).

Demikian pula ayat 83 ini juga tergolong madaniyah. Ia juga berisi kisah Bani Israil. Yakni perjanjian Bani Israil untuk bertauhid kepada Allah dan berbuat baik (ihsan). Tak hanya untuk Bani Israil, perintah-perintah ini juga berlaku bagi kaum muslimin.

Surat Al Baqarah Ayat 83

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

(Wa idz akhodznaa miitsaaqo banii isroo-iila laa ta’buduuna illallooha wabil waalidaini ihsaanaa wadzil qurbaa wal yataamaa wal masaakiini waquuluu linnaasi husnaa wa aqiimush sholaata wa aatuz zakaata tsumma tawallaitum illaa qoliilam minkum wa antum mu’ridluun)

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Penjelasan Surat Al Baqarah Ayat 83

Tafsir Surat Al Baqarah ayat 83 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Allah Mengambil Janji Bani Israel

Poin pertama dari Surat Al Baqarah ayat 83, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil janji dari Bani Israil.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala (melalui Nabi-Nya) telah mengambil perjanjian dari Bani Israil. Bahkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, Allah mengambil sumpah Bani Israil untuk melaksanakan poin-poin isi perjanjian itu. Namun pada akhirnya mayoritas Bani Israil mengkhianati janjinya.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, perjanjian Allah dengan Bani Israil ditetapkan atas mereka di bawah bayang-bayang gunung (yang diangkat di atas mereka).

“Mereka diperintahkan untuk memegangnya teguh-teguh dan harus selalu mereka ingat. Karena perjanjian ini mengandung kaidah-kaidah yang kokoh bagi agama Allah,” kata Sayyid Qutb.

2. Bertauhid kepada Allah

Isi perjanjian atau sumpah ini merupakan pokok-pokok agama Allah. Pertama adalah tauhid, hanya menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ

Janganlah kamu menyembah selain Allah,

Ibnu Katsir menjelaskan, Bani Israil diperintah untuk menyembah-Nya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hal yang sama telah diperintahkan kepada seluruh manusia. Aqidah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sama dengan ini yakni tauhid.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya:25)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl: 36)

3. Berbuat Ihsan kepada Manusia

Setelah hak paling tinggi dan paling besar yaitu hak Allah berupa tauhid, barulah isi perjanjian berikutnya perintah untuk berbuat baik (ihsan) kepada manusia. Dimulai dari kedua orang tua.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ

dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,

Allah memerintahkan untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Ar Raghib Al Ashfahani menjelaskan, ihsan (إحسان) digunakan untuk dua hal. Pertama, memberi nikmat kepada pihak lain. Kedua, perbuatan baik. Menurutnya, ihsan lebih tinggi dari adil. Adil adalah memperlakukan orang lain dengan perlakuannya kepada diri Anda. Sedangkan ihsan adalah memperlakukan orang lain lebih baik dari perlakuannya kepada diri Anda.

Dalam hadits dijelaskan bahwa ihsan adalah beribadah yang terbaik, seakan-akan melihat Allah. Minimal menyadari bahwa Allah selalu melihat kita.

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Jibril bertanya, “terangkanlah kepadaku tentang ihsan”. Rasulullah menjawab, “engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tak bisa melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

Setelah bertauhid kepada Allah, manusia diperintahkan berbuat baik kepada ibu bapaknya. Dua orang paling berjasa yang dengan perantaraan keduanya ia lahir, tumbuh dan berkembang. Orang tua yang membesarkan dan mendidiknya.

Ia juga harus berbuat baik kepada kerabatnya, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Yatim (اليتامى) adalah anak yang ditinggal ayahnya meninggal. Sedangkan miskin (المساكين) adalah orang yang tidak memiliki apa yang harus dibelanjakan buat diri sendiri dan keluarganya.

4. Berbicara yang baik

Selain perbuatan yang baik, Bani Israil juga diperintahkan dalam perjanjian itu untuk berbicara yang baik kepada orang lain.

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

Kata husna (حسنا) mencakup “segala sesuatu yang menggembirakan dan disenangi.” Tak hanya kata-kata indah, tetapi ia harus kata-kata yang benar. Sehingga terkandung di dalamnya perintah amar ma’ruf nahi munkar.

Ibnu Katsir menjelaskan maksud kalimat ini: “berkatalah kepada mereka dengan baik dan lemah lembut termasuk dalam hal ini amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang ma’ruf.”

5. Sholat dan Zakat

Isi perjanjian ini berikutnya adalah mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

Sholat dan zakat adalah ibadah yang sejak awal sudah diperintahkan Allah kepada manusia. Bahkan sejak Nabi Adam. Termasuk kepada Bani Israil hingga umat Islam hari ini. Meskipun tata cara dan ukurannya berbeda sesuai syariat di zamannya.

6. Bani Israil Melanggar Perjanjian

Bagian terakhir dari Surat Al Baqarah ayat 83 ini menjelaskan karakter Bani Israil yang suka mengkhianati perjanjian. Kecuali sedikit dari mereka.

ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Bani Israil diperintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mereka malah menyembah patung sapi emas. Diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada manusia, mereka justru menzalimi orang-orang lemah di antara mereka. Diperintahkan untuk berkata yang baik dan amar ma’ruf nahi munkar, justru banyak kata-kata negatif dan melakukan amar munkar nahi ma’ruf. Meninggalkan sholat dan tidak mau mengeluarkan zakat. Bahkan membunuh sebagian Nabi-Nya.

“Perjanjian ini telah diikat antara Allah dengan Bani Israil, tercatat dalam Taurat, diperingatkan berulang kali oleh Musa dan Harun lalu diteruskan Nabi Yusa’, tetapi mereka berpaling. Satu demi satu janji itu dipungkiri,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

Sayyid Qutb menjelaskan, ayat ini menunjukkan sifat Bani Israil yang suka melanggar dan mengingkari janji. Sifat ini ditunjukkan Allah kepada kaum muslimin agar mereka mewaspadai orang-orang Yahudi dan jangan sampai menirunya. Dan ternyata kaum Yahudi di Madinah juga tak ada bedanya. Yahudi Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah semuanya berkhianat dan melanggar perjanjian.

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 83

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 83:

Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan mereka telah mensepakati untuk memenuhi isi perjanjian itu. Berupa pokok-pokok agama yang harus diamalkan.

- Kewajiban untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

- Wajib berbuat baik kepada orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

- Wajib mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain.

- Wajib mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

Perintah-perintah dalam isi perjanjian ini juga berlaku bagi kaum muslimin. Mulai dari tauhid hingga berbuat ihsan serta mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

Melalui ayat ini Allah mengungkap sifat Bani Israil yang suka melanggar perjanjian.

Demikian Surat Al Baqarah ayat 83, Semoga bermanfaat mengokohkan tauhid kita, berbuat ihsan kepada sesama manusia serta tidak mengikuti Bani Israil yang suka mengingkari janji. 

Wallahu a’lam bish shawab /oh.

-------


Penilaian harian : 

- Tulislah surat Al Baqarah ayat 83, dengan dilengkapi tafsir/ terjemah per ayat.

- Tandai 5 (lima) hukum bacaan yang terdapat pada surat Al Baqoroh ayat 83.

- Carilah dan temukan Hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah terdapat dalam -->> HR. Bukhari No. 1130 dan HR Muslim No. 2820, 


Etos Kerja: Surat At Taubah Ayat 105 (Materi PAI Kelas XI SMA)

Tulisan berikut adalah sebuah materi pembelajaran pada MAPEL PAI SMA Kelas XI. 

Kompetensi Dasar
- Menganalisa kandungan Surat At Taubah Ayat 105, 

Tujuan Pembelajaran : 
- Mampu membaca Surat At Taubah Ayat 105, dengan baik dan benar.
- Memahami makna ayat dan kandungan 
- Memahami hukum bacaan 
- Mengambil hikmah dari kandungan Surat At Taubah Ayat 105, 
- Memberikan contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan makna surat At Taubah ayat 105.

Materi Pembelajaran : 
Surat At Taubah ayat 105 adalah ayat tentang motivasi amal dan etos kerja. Berikut ini arti dan kandungan maknanya. Surat At Taubah (التوبة) merupakan surat madaniyah. Semua ayatnya, termasuk ayat 105 diturunkan di Madinah. Dinamakan surat At Taubah karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan 117.

Surat At Taubah Ayat 105
Berikut ini Surat At Taubah Ayat 105 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

(Waquli’maluu fasayarolloohu ‘amalakum warosuuluhuu wal mu’minuuna wasaturodduuna ilaa ‘aalimil ghoibi wasy syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kungtum ta’maluun)
Artinya:

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Menganalisa Surat At Taubah Ayat 105, 
(disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir).

Kita paparkan menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At Taubah: 105)

1. Beramallah, Bekerjalah!
Poin pertama dari Surat At Taubah ayat 105 ini adalah perintah beramal dan bekerja.
وَقُلِ اعْمَلُوا
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk beramal. Jika pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa Allah menerima taubat, maka taubat tidak boleh berhenti pada niat baik saja tetapi harus diikuti dengan memperbanyak amal.

“Janganlah berhenti, melainkan teruslah beramal,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Karena nilai kehidupan ditentukan oleh amalan yang bermutu. Maka tak boleh ada mukmin yang kosong waktunya dari amal.”

Buya Hamka menjelaskan, amal adalah pekerjaan, usaha, perbuatan dan keaktifan hidup. Maka selain beribadah, orang yang beriman juga harus bekerja dan berusaha. Terutama sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagaimana firman Allah tentang etos kerja dalam ayat lainnya:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا

Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al Isra: 84)

“Bekerjalah menurut bakat itu, tidak usah dikerjakan pekerjaan lain yang bukan tugas kita supaya umur tidak habis percuma,” terang Buya Hamka.

Lebih jauh Buya Hamka menjelaskan bahwa kehidupan yang luas ini membutuhkan beragam profesi. Dibutuhkan pedagang, petani, dokter, tentara, pejabat publik, pengusaha, dan beragam profesi lain yang membentuk spesialisasi.

Maka Surat At Taubah ayat 105 dan Al Isra ayat 84 ini, menurutnya, merupakan motivasi dari Allah agar orang-orang mukmin bersemangat beramal dan bekerja. “Allah melarang kita malas dan membuang-buang waktu,” tegas Buya Hamka.

2. Allah Melihat amal dan pekerjaan
Poin kedua dari Surat At Taubah ayat 105 ini menjelaskan bahwa Allah melihat amal hamba-Nya.
فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,

Allah juga memotivasi hamba-Nya untuk beramal dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Tak perlu mencari popularitas. Tak perlu mengejar pujian. Karena Allah melihat amal-amal itu. Semasa Rasulullah hidup, beliau juga melihat amal-amal itu. Demikian pula kaum mukminin akan melihat amal-amal itu.

Yang menarik pada firman Allah ini, yang dilihat Allah adalah amalakum; amalmu, pekerjaanmu, usahamu. Itulah yang dilihat Allah. Bukan hasil usahanya. Bukan hasil pekerjaannya.

Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Allah. Bukan hasilnya. Allah tidak menilai kita berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah kita telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.

3. Seluruh amal akan dipertanggungjawabkan
Poin ketiga dari Surat At Taubah ayat 105 ini menjelaskan bahwa seluruh manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya.
وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah yang mengetahui niat dan amal-amal manusia. Dialah yang mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang terbuka.

Dia akan memberikan balasan atas setiap amal, serahasia apa pun amal itu. Sebagaimana firman-nya dalam Surat Luqman ayat 16.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman: 16)

Kandungan Surat At Taubah ayat 105
Berikut ini adalah isi kandungan Surat At Taubah ayat 105:

Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beramal dan bekerja. Sebaliknya, Allah melarang sikap malas dan membuang-buang waktu.

Allah melihat dan menilai setiap amal hamba-Nya. Karenanya setiap amal harus dilakukan dengan ikhlas, bukan karena riya’ dan mengharap pujian manusia.

Allah memotivasi hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam proses amal dan pekerjaannya karena proses itulah yang dilihat dan dinilai-Nya. Allah tidak menilai hasil dari usaha tersebut.

Allah Maha Mengetahui seluruh perbuatan manusia baik yang tersembunyi maupun yang yang terang-terangan.

Setiap manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan setiap amalnya.

Demikian Surat At Taubah ayat 105 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan memotivasi kita untuk beramal serta meningkatkan etos kerja. 

Wallahu a’lam bishshawab
-------
Penilaian : 
- Tulislah surat At Taubah ayat 105 dengan dilengkapi tafsir/ terjemah per ayat

- Tandai 5 (lima) hukum bacaan yang terdapat pada surat At Taubah ayat 105.
- Berikan 7 (tujuj) contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan terhadap Surah At-Taubah ayat 105 : 

Tadabbur Ayat : Q.S Al Furqon (25): 75-76.

Tadabbur Ayat : Q.S Al Furqon (25): 75-76

Kesempatan kali ini akan disampaikan tadabbur ayat ke 75-76 dari Qur'an surat Alfurqon ayat 75-76. Surat Al-Furqān merpakan surat yang ke-25 terdiri dari 77 ayat yang tergolong surat Makiyyah dan merupakan wahyu yang turun urutan ke-42. termasuk juz ke-19.

A. Qiro'ah
1. Surat Al-Furqān : 75
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا

Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.

1. Surat Al-Furqān : 76
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

B. Tadabbur
Pada dua ayat ini, Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada "hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu", hamba-hamba Allah
yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan
akhlak yang mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah, berkat kesabaran dan keuletan mereka melawan hawa nafsu dalam menjauhi segala larangan-Nya. 

Mereka ditempatkan ditempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. 


Hal ini tergambar dalam firman Allah: "Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu." (ar-Ra'd/13: 23-24). 

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ

(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

(sambil mengucapkan), \"Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.\" Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.

Kemudian Allah menerangkan bahwa karunia dan nikmat yang mereka terima itu adalah karunia dan nikmat yang kekal abadi yang tiada putus-putusnya. 

Tidak diragukan lagi bahwa tempat itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan sebaik-baik tempat kediaman.

Semoga kita termasuk kategori Ibadurrahman dengan karakteristiknya di surat ini, dan peroleh reward sesuai dengan yang dijanjikan.

Wallahu'alam. /oh

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...