MOHON KETURUNAN::

Bissmillaah Alhamdulillaah allahummma sholli ala rasulillah. Amma badu.

Salah satu harapan damban dan indikator kebahagiaan setelah berumah tangga adalah KARUNIA KETURUNAN. Allah yang Maha kuasa memberikan segalanya, kepada Allah semua kembali kepada Allah semua bermula dan kepada Allah semua diminta.

Ikhtiar manusia salah satu washilah datangnya rahmat Allah berupa keturunan dan motivator internal adalah doa. Berikut beberapa doa yang dinukil dari kalamullah yang dapat diamalkan selain melakukan ikhtiar dalam memperoleh keturunan.

Semoga Allah berikan kita keturunan yang solih solihah, berbakti kepada Allah dan menyayangi orang tua.

Inilah doa doa memohon keturunan dalam Al Quran.

2.Al-Baqarah : 117

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.

11.Hūd : 123
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Milik Allahlah (pengetahuan tentang) yang gaib (di) langit dan (di) bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

13.Ar-Ra'd : 16

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu menjadikan selain Dia sebagai pelindung, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang dapat melihat? Atau, samakah kegelapan dengan cahaya? Atau, apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang (diyakini) dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.”

30.Ar-Rūm : 11

اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi. Lalu, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.

30.Ar-Rūm : 26

وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ

Milik-Nyalah siapa yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk kepada-Nya.

30.Ar-Rūm : 27
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ ۚ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi (setelah kehancurannya). (Hal) Itu lebih mudah bagi-Nya. Milik-Nyalah sifat yang tertinggi di langit dan di bumi. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

29.Al-'Ankabūt : 19

أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi)? Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.

20.Ṭāhā : 50

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَىٰ كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَىٰ

Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah menganugerahkan kepada segala sesuatu bentuk penciptaannya (yang layak), kemudian memberinya petunjuk.”471)

21.Al-Anbiyā : 89

وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.494)

37.Aṣ-Ṣāffāt : 100

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

Wallahu'alam (/oh)
Sumber : Alquran Assyifa


Mujur dengan Dzikir dan Syukur

Mujur dengan Dzikir dan Syukur

Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu ala rosulillah, amma ba'du.

2.Al-Baqarah : 152

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.

Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al Ḥamdulillāh), tasbih (membaca Subhanallāh), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan Nya. 

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. Hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. 

Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telahditentukan-Nya.

Wallahu'alam (/oh) 

Keutamaan Saling Memaafkan Kesalahan Sesama

Keutamaan Saling Memaafkan Kesalahan Sesama

Saling memaafkan adalah pintu terbesar menuju terciptanya rasa saling mencintai antara sesama manusia, “Jika orang lain mencerca kita, sebaiknya kita membalasnya dengan memberi maaf dan perkataan yang baik.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” 

(QS. Asy-Syura: 40)

Dari ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa memaafkan adalah ciri orang-orang shalih.

Demikianlah. Al-Quran memberi petunjuk meskipun seseorang telah sengaja menzalimi kita, menyakiti kita baik dengan perkataan atau perbuatan, tetap harus dibalas dengan kebaikan.

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” 

(QS. Asy-Syura: 43)

Maka dari itu, di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, marilah kita awali dengan niat memperbaiki diri. Dimulai dengan bertobat kepada Allah dan saling memaafkan kesalahan sesama. Karena salah satu ciri orang bertakwa adalah, dia yang mudah memaafkan.

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

(QS. Ali Imran: 134)

Inti dari memaafkan adalah memperbaiki hubungan. Dan ini menjadi pertanda keimanan. 

Nabi bersabda,

الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ، وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ، وَلَا يُؤْلَفُ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Seorang mukmin itu mau menjalin hubungan baik dengan sesama. Tidak ada kebaikan bagi yang tidak mau memperbaiki hubungan. Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” 

(HR. Ath-Thabarani)

Selamat menjalankan ibadah ramadhan 1444 H
Wallahu a'lam (olehholiidin.blogapot.com)

Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan


Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan
Dalam sebuah hadits, telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhoil telah menceritakan kepada kami 'Umarah bin Qa'qa' dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah menuturkan; Rosululloh SAW bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari)

Subhanallahi Wabihamdih
Makna ucapan subhanallah –Maha suci Allah- adalah; anda menyucikan Allah dari segala aib dan kekurangan dan anda menyatakan bahwa Allah Maha sempurna dari segala sisi. Hal itu diiringi dengan pujian kepada Allah –wabihamdih– yang menunjukkan kesempurnaan karunia dan kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepada makhluk serta kesempurnaan hikmah dan ilmu-Nya

Subhanallahil ‘Azhim
Makna ucapan ini adalah tidak ada sesuatu yang lebih agung dan berkuasa melebihi kekuasaan Allah ta’ala dan tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya daripada-Nya, tidak ada yang lebih dalam ilmunya daripada-Nya. Maka Allah ta’ala itu Maha agung dengan dzat dan sifat-sifat-Nya.

Wallahu'alam (/oh)

Penilaian | Sikap - Pengetahuan - Keterampilan

Kurikulum 2013 memiliki 3 komponen penilaian yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan, berikut ini pembahasan detil tentang teknik penilaian K13 2018 yang mencakup 3 komponen tersebut.

a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.

1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama.

Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator sikap yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan kerapihan dalam praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa perencanaan, misalnya perilaku yang muncul tidak terduga selama proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran. Hasil pengamatan perilaku tersebut dicatat dalam jurnal.

Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan budi pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas mengumpulkan data dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala). Peserta didik yang berperilaku menonjol sangat baik diberi penghargaan, sedangkan peserta didik yang berperilaku kurang baik diberi pembinaan. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua dan pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor peserta didik. Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu diberi pembinaan.

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian.

Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM.

Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.

1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
• Melakukan analisis KD.
• Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
• Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan soal.
• Menyusun pedoman penskoran.
• Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran.

2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tes lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
• Melakukan analisis KD.
• Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
• Membuat pertanyaan atau perintah.
• Menyusun pedoman penilaian
• Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan

3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Tugas tersebut dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di luar sekolah.
4. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
5. kepuasan pada diri peserta didik
6. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7. penilaian proses dan hasil
8. penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
9. Bentuk portofolio
   a) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya terkait dengan produk seni 
       (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
   b) Album berisi foto, video, audio.
   c) Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan) dan sebagainya.
   d) Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan portofolio peserta didik.

Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik perlu memperhatikan hal-hal berikut:
(a) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar peserta didik;
(b) menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;
(c) sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan pendidik yang berisi komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
(d) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan pendidik;
(e) catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Demikian info tentang Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Kurikulum 2013 (K13) Tahun 2018 semoga bermanfaat.

Penilaian dalam Kurikulum 2013


Salah satu dari 8 standar pendidikan nasional adalah Standar Penilaian. Standar Penilaian bertujan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

Bentuk penilaian diantaranya: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah.

Bentuk-bentuk penilaian hasil belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Penilaian otentik
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan

2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.

3. Penilaian Portofolio
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran

4. Penilaian/ Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

5. Penilaian / Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut

6. Penilaian / Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

7. Penilaian/ Ujian Tingkat Kompetensi
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.

Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 

Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.

8. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. 

Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).

9. Ujian Nasional
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

10. Ujian Sekolah/Madrasah 
Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.


Konsep Rezeki | Pendekatan Arrahman dan Arrahiim

Konsep Rezeki | Pendekatan Arrahman dan Arrahiim

Salah satu lafadz yang mulia dari sebuah surat adalah _ar-rahman - ar-rahiim_, bahkan yang termasuk ke dalam _al Asmaul Husna_.

Pendekatannya adalah bahwa _ar-rahmaan_ merupakan kasih sayang Allah SWT terhadap semua mahluknya tanpa kecuali, _ar-rahiim_ merupakan kasih sayang Allah SWT yang spesial untuk orang yang taat, patuh dan ridha kepada Allah SWT. _Rahmaan_ Allah akan diperoleh semua mahluk di dunia (beriman ataupun tidak). Sedangkan _Rahiim_ Allah hanya akan di dapat di akhirat oleh orang yang beriman.

Konsep _rohman dan rohim_ erat kaitannya dengan konsep rejeki. Rezeki merupakan pemberian dari Allah SWT yang berupa titipan.Berdasarkan cara mendapatkannya ada dua, yaitu rezeki _kasbi_ dan rezeki _wahbi_.

_Kasbi atau kasab_ merupakan rezeki yang bersifat usaha. Artinya, rezeki kasbi merupakan rezeki yang diperoleh dari usaha dan kerja yang dilakukan oleh manusia, tentunya atas izin dan bantuan Allah. Untuk mendapatkannya tidak diperlukan keimanan atau ketakwaan kepada Allah, maka dari itu tidak jarang jika kita melihat banyak orang yang sukses walau jauh dari Allah.

Rezeki _kasbi_ merupakan rezeki yang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah SWT. Artinya, siapapun yang berusaha untuk mendapatkan rezeki, maka ia akan mendapatkan rezeki tersebut.

Ada juga konsep rejeki yang di sebutkan dalam Al-Qur'an dengan istilah _min haitsu laa yahtashib_, artinya dari jalan yang tidak disangka sangka. Inilah konsep rezeki wahbi, rizki yang datangnya di luar prediksi manusia dan datangnya tidak selalu membutuhkan jerih payah.

Rezeki wahbi adalah rezeki yang datangnya dari keridhaan Allah terhadap hambanya atas apa yang telah ia lakukan. Hal ini yang kadang membuat seseorang mendadak mendapat rezeki pada saat-saat yang tidak diduga, bahkan dengan berbagai cara Allah datangkan.

Siapa yang memiliki fasilitas ini? Rezeki wahbi ini adalah rezeki yang diberikan kepada Allah untuk hamba-Nya yang ber _khusnuzon_ kepada Allah.

Kepada hamba-Nya yang percaya bahwa Allah SWT telah mengatur rezeki sedemikian mungkin agar semua orang mendapatkannya. Jalannya beragam, bisa dari orang terdekat, sedekah, dan lain-lain. 

Begitulah Allah SWT memfasilitasi mahluknya, dengan sifat-NYA yang _Rahman dan Rahiim_, memberikan fasilitas rejeki. Iman dan husnudzhon adalah modal untuk meraih rezeki, meski tanpa iman pun di dunia manusai akan tetap diberikan karunia. Namun dengan iman kasih sayang Allah akan didapatkan di dunia akhirat. _Wallahu'alam_. (/oh)

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...