Syirik Bahaya Besar Dan Penyebab Keruksakan

Syirik Bahaya Besar Dan Penyebab Keruksakan

Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan Allah. Sebagaimana kita telah bersaksi dalam setiap harinya paling tidak dalam shalat kita.
(أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ)
yang bermakna tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Yang mana pada kalimat (لاَ إِلَهَ) terdapat makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan (إِلاَّ اللهُ) menetapkan sesembahan untuk Allah semata. Tetapi begitu banyak umat Islam yang tidak konsisten kepada tauhid, mereka tidak lagi menyembah kepada Allah semata. Bahkan banyak di antara mereka yang berbuat syirik, menyembah kepada selain Allah baik langsung maupun tak langsung, baik disengaja maupun tidak. Banyak di antara mereka yang pergi ke dukun-dukun, paranormal, tukang santet, tukang ramal, mencari pengobatan alternatif, mencari penglaris, meminta jodoh dan lain sebagainya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi wahai kaum muslimin ... banyak umat Islam yang berbuat syirik tapi mereka berkeyakinan bahwa perbuatannya itu adalah suatu ibadah yang disyari’atkan dalam Islam (padahal tidak demikian). Inilah penyebab utama terjadinya musibah di negeri kita dan di negeri saudara-saudara kita, disebabkan umat tidak lagi bertauhid dan banyak berbuat syirik.

Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Di akhirat kita dimasukkan ke dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan kekuasaan. Dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman Allah:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55).

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam barsabda:

مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ.

“Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka.” (HR. Muslim).

Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:

Pertama: Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan

Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.

Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan mereka. Allah berfirman:

“Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj: 20-21)

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh”. (Al-Hajj: 31)

Kedua: Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan

Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal kita dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).

Ketiga: Syirik adalah kedholiman yang paling besar

Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.

Keempat: Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan

Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.

Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman:

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)

Kelima Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat

Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya:

يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ، سَلِيْنِيْ مِنْ مَالِيْ مَا شِئْتِ لاَ أُغْنِيْ عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا. (رواه البخاري).

“Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).

Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka

Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).

Ketujuh: Syirik memecah belah umat

“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)

Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke tempat paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang beriman ... Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar kita, anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan dan bahayanya. Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera berakhir, agar kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

Khalayak Humas

Definisi Khalayak

1. Khalayak atau Publik
Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun external. Istilah Khalayak bermakna majemuk, yakni publics, dikarenakan berbeda dari yang diindikasikan oleh definisi dari beberapa kamus tertentu kegiatan-kegiatan humas tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya (masyarakat umum) . Setiap organisasi memiiki sendiri khalayak khususnya. Bahwa suatu organisasi atau perusahaan tidak hanya menyelenggarakan komunikasi dengan staf atau konsumennya saja.

2. Delapan Khalayak Utama
Delapan khalayak utama yang paling sering menjadi subyek khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum. Kedelapan khalayak tersebut adalah:

a. Masyarakat luas;
b. Calon pegawai atau anggota;
c. Para pegawai atau anggota;
d. Pemasok jasa atau berbagai macam barang merupakan kebutuhan rutin dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan;
e. Para investor pasar uang;
f. Para distributor;
g. Konsumen dan pemakai produk organisasi;  
    serta
h. Para pemimpin pendapat umum

Daftar tersebut kurang begitu relevan bagi organisasi-organisasi yang bersifat non komersial seperti pemerintah daerah, yayasan amal, atau angkatan kepolisian. Namun paling tidak, uraian tentang luasnya total khalayak humas memungkinkan kita bisa tahu bahwa penempatan unit humas di bawah divisi pemasaran atau personalia ( hal ini sering sekali terjadi)merupakan tindakan yang tidak pada tempatnya.

3. Analisis terhadap kedelapan khalayak Utama

Berikut ini disajikan ulasan tentang masing-masing dari kedelapan khalayak utama humas:
a. Masyarakat luas
Segmen masyarakat yang menjadi khalayak bagi suatu organisasi jelas berbeda dengan khalayak organisasi yang lain. Khalayak pasar swalayan, Pemda, instalasi nuklir, pabrik, laboratorium riset, hotel, bandara udara, pelabuhan laut, lembaga pendidikan, rumah sakit, penjara umum, barak militer, dan markas besar polisi jelas berlainan satu sama lain.

b. Calon Pegawai atau anggota
Takkan tertarik untuk melamar menjadi anggota atau pegawai suatu organisasi apabila mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh organisasi itu, serta sejauh mana potensinya sebagai majikan yang baik

c. Pegawai atau anggota
Pegawai atau anggota suatu organisasi meliputi suatu orang yang bekerja pada atau menunjang suatu organisasi, yakni mulai dari pucuk pimpinan (pihak manajemen) dan para eksekutif, petugas gudang, pabrik dan laboratorium, staf kantor atau administrasi umum, staf divisi pelayanan dan penjualan, staf transportasi, dan sebagainya

d. Pemasuk
Ada dua jelis pemasok, yakni yang memasok jasa-jasa sepeti air bersih dan energi, serta pemasok berbagai macam bahan baku serta komponen produksi.

e. Masyarakat Keuangan
Kesediaan untuk membeli saham dari suatu perusahaan emiten didasarkan pada pengetahuan (calon) pembeli mengenai latar belakang, kinerja dan prospek ekonomis dari perusahaan emiten yang bersangkutan. Jika suatu perusaan gagal memberi informasi yang benar, harga sahamnya bisa merosot secara tajam. Kalau hal seperti ini terjadi dan dibiarkan berlarut-larut, maka kepemilikannya segera terancam akan diambil alih oleh pihak-pihak lain.

f. Distributor
Distributor adalah mereka yang menangani fungsi perantara antara produsen dan konsumen.

g. Konsumen dan Pemakai
Yang disebut onsumen dan pemakai produk bukan hanya rumah tangga, tetapi juga perusahaan pembeli dalam partai besar yang lazim disebut sebagai “pemasok sekunder”

h. Pencipta atau Pimpinan Pendapat Umum
Mereka sangat berpengaruh karena merekalah para pencipta atau pemimpin pendapat umum. Jika mereka mengatakan sesuatu itu baik atau buruk, masyarakat luas akan mempercayai dan mengikutinya.

4. Alasan-alasan Penetapan Khalayak
Ada beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya. Yakni:

a. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan;

b. Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya;
c. Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai;

d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupanya agar cepat dan mudah diterima.

5. Akibat Tidak Ditetapkannya Khalayak
Akibat yang timbul sebagai akibat dari tidak ditetapkannya kahalayak atas dilancarkannya suatu program humas.

a. Segenap usaha dan dana akan terpecah-belah oleh karena terlalu luasnya khalayak yang dituju
b. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya, karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya

c. Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis

d. Tujuan yang hendak dicapai luput dari jangkauan

e. Pihak manajemen (untuk humas internal) atau perusahaan klien (untuk humaas eksternal) tidak akan merasa puas dengan hasil yang ada
Penetapan khalayak dari kegiatan-kegiatan hunas merupakan elemen yang penting dari rangkaian perencanaan suatu kampanye kehumasan. Tanpa adanya khalayak yang jelas (berikut skala prioritasnya, apabila dana dan sumber daya lain yang tersedia sangat terbatas), maka organisasi yang bersangkutan tidak mungkin menemukan media dan teknik-teknik yang tepat untuk melancarkan kampanye humasnya itu.

CONTOH-CONTOH PRAKTIS KHALAYAk
6. Tiga Buah Contoh
Ketiga buah contoh organisasi yang akan dibahas di sini adalah yayasan amal, badan pariwisata nasional, dan sebuah perusahaan pembuat makanan jadi.

Nasib suatu organisasi jelas berbeda di tangan khalayaknya. Untuk itum setiap organisasi harus mengetahui apa atau siapa saja khalayak utamanya serta menjalin komunikasi yang baik dengannya.

Bobot seorang manajer humas pada dasarnya terletak pada kemampuannya untuk memberikan saran-saran serta masukan bagi segenap unsur pimpinan dari organisasinya mengenai cara-cara menjalin komunikasi yang positif dengan khalayak.

Pemuda dan Perjuangan Islam

Pemuda dan Perjuangan Islam

Menjelang keberangkatan Rasulullah dan para sahabatnya ke medan perang Badar, datanglah seorang remaja menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Usianya masih 13 tahun.

Ia datang dengan membawa sebilah pedang yang panjangnya melebihi panjang badannya. Setelah dekat kepada beliau dia berkata, “Saya bersedia mati untuk Anda, wahai Rasulullah! Izinkanlah saya pergi jihad bersama Anda, memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panji Anda.”

Rasulullah gembira dengan dan takjub dengan remaja itu. Tetapi, beliau tidak mengizinkannya untuk berperang karena usianya yang masih sangat muda. Remaja itu pun kembali, dengan kesedihan yang mendalam, niatnya untuk memperjuangkan Islam belum bisa dilaksanakan.

Sementara itu, ibunya yang dari tadi melihat dari kejauhan, tidak kalah sedihnya. Sebab, putranya belum mendapat kesempatan membela Islam.

Tapi mereka tidak menyerah. Cita-cita remaja itu tidak melemah, bahkan semakin kuat. Demikian pula ibunya menginginkan. Karenanya, si ibu menghubungi kerabat-kerabatnya untuk menyampaikan tekad anaknya; berkontribusi untuk Islam dalam bidang lain yang lebih besar peluangnya untuk diterima. Mereka pun menghadap Rasulullah.

“Wahai Rasulullah! Ini anak kami. Dia hafal tujuh belas surat dari kitab Al-Qur’an. Bacaannya betul, sesuai dengan yang diturunkan Allah kepada Anda. Di samping itu dia pandai pula baca tulis Arab. Tulisannya indah dan bacaannya lancar. Dia ingin berbakti kepada Anda dengan keterampilan yang ada padanya, dan ingin pula mendampingi Anda selalu. Jika Anda menghendaki, silakan mendengarkan bacaannya.” Pinta salah seorang pamannya.

Selepas Rasulullah mendengar bacaannya, beliaupun menyuruh remaja itu untuk mempelajari bahasa Ibrani. Dalam waktu singkat ia berhasil, dan diangkat sebagai sekretaris Rasulullah ketika berinteraksi dengan orang-orang Yahudi. Remaja itulah yang membacakan surat Yahudi dan menuliskan surat Rasulullah untuk mereka.

Rasulullah kemudian menyuruhnya untuk belajar bahasa Suryani. Dalam waktu singkat ia berhasil, dan tugasnya bertambah. Ia pula yang menjadi sekretaris saat Rasulullah berinteraksi dengan orang-orang berbahasa Suryani.

Setelah Rasulullah benar-benar yakin dengan kompetensi dan syakhsiyah Islamiyah-nya, remaja itu pun diangkat menjadi sekretaris wahyu. Setiap kali ayat Al-Qur’an turun, ia segera dipanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menulisnya dan meletakkannya dengan urutan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah. Remaja itu bernama Zaid bin Tsabit.
...

Demikianlah profil pemuda yang diinginkan Islam. Ia tidak hanya menikmati keislamannya seorang diri tetapi juga memiliki komitmen untuk memperjuangkan Islam.

15 abad yang lalu, seluruh muslim yang ikut dalam kafilah Haji Wada bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun ke-10 Hijrah, hanya berjumlah 100.000 sampai 125.000 jiwa. Jumlah itu setara 1 per 1000 dari total penduduk bumi ketika itu, yang berjumlah sekitar 100 juta jiwa.

Beberapa hari yang lalu, The Pew Forum on Religion and Public Life menyodorkan data bahwa jumlah umat Islam kini sebanyak 1,57 milyar orang. Jika perbandingan antara penduduk Muslim dengan penduduk bumi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah 1 per 1000, maka perbandingannya hari ini adalah 1 per 5 sampai 1 per 4. Subhaanallah, Allaahu akbar! Jumlah yang sangat banyak dan perkembangan yang sangat pesat, yang patut untuk kita syukuri.

Secara kuantitas kaum muslimin memang luar biasa. Tetapi itu belum mampu untuk membuat umat Islam kembali memperoleh kemuliaannya. Izzul Islam wal Muslimin. Sementara tujuan perjuangan Islam itu adalah

حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ [الأنفال/39]

…supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (QS. Al-Anfal : 39)

Lalu bagaimana realita hari ini? Islam justru dicurigai, dipenuhi dengan stigma negatif, bahkan dianggap terbelakang dan tidak mampu menjawab tantangan zaman. Umat Islam yang banyak itupun ternyata sebagian besarnya baru sebatas berislam dalam identitas, belum mengaplikasikan Islam dalam kehidupannya. Sedangkan Allah subhanahu wata’ala sendiri memerintahkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ [البقرة/208]

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208)

Melihat ketimpangan antara realita dan cita-cita Islam ini, kita memerlukan para pemuda untuk mengubahnya.

Mengapa para pemuda? Sebab pemudalah yang memiliki empat karakter yang diperlukan untuk mewujudkan itu.

Empat karakter itu adalah iman, ikhlas, semangat, dan amal.

Hasan Al-Banna dalam Majmu’atur Rasail mengatakan:

إنما تنجح الفكرة إذا قوي الإيمان بها ، وتوفر الإخلاص في سبيلها ، وازدادت الحماسة لها ، ووجد الاستعداد الذي يحمل على التضحية والعمل لتحقيقها . وتكاد تكون هذه الأركان الأربعة : الإيمان، والإخلاص ، والحماسة ، والعمل من خصائص الشباب . لان أساس الإيمان القلب الذكي ، وأساس الإخلاص الفؤاد النقي ، وأساس الحماسة الشعور القوي ، وأساس العمل العزم الفتي ، وهذه كلها لا تكون إلا للشباب

Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dan amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. (Risalah Ila Syabab)

Itulah mengapa Al-Qur’an mengisahkan para pemuda yang memperjuangkan agama-Nya; diantaranya ada Ibrahim, Musa, Ashabul Kahfi. Itulah mengapa sejarah Islam juga diwarnai oleh para pemuda. Sebagian dari assaabiquunal awwalun yang ditarbiyah Rasulullah di rumah Arqam bin Abi Arqam ternyata adalah pemuda.

Dai yang ditugaskan Rasulullah untuk berdakwah di Madinah dan mengislamkan setiap rumah adalah Mush’ab bin Umair, seorang pemuda. Komandan perang sekaligus khalifah yang mampu menaklukkan konstantinopel ternyata juga seorang pemuda; Muhammad Al-fatih namanya.

Maka, para pemuda Islam sekarang sudah saatnya untuk menjadi seperti Zaid bin Tsabit dalam kisah di awal khutbah ini. Miliki komitmen untuk memperjuangkan Islam, dan Anda akan memperoleh pahala besar di sisi Allah subhanahu wata’ala.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [محمد/7]

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad : 7)

Tidak mungkin Islam ini memperoleh kembali kejayaannya, jika umat Islam hanya diam dan pasrah dengan kondisi yang ada. Sementara para pemudanya hanya berfoya-foya dan terjatuh dalam budaya hedonisme yang telah dkembangkan Barat.

Umat Islam, khususnya para pemudanya haruslah menjadi seperti hawariyyin yang difirmankan Allah subhanahu wata’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ [الصف/14]

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.(QS. Ash-Shaf :

Memperjuangkan Islam pada saat ini harus disesuaikan dengan kompetensi dan bidang masing-masing.

Sebagaimana Zaid bin Tsabit yang berjuang dengan ilmunya, Khalid bin Walid dengan kemampuan strategi perangnya, Utsman bin Affan dengan hartanya, dan lain sebagainya.

Maka, bagi Anda yang memiliki harta, gunakanlah harta itu untuk memperjuangkan Islam. Bagi Anda yang memiliki kemampuan menulis gunakanlah ia untuk memperjuangkan Islam. Bagi Anda yang memiliki kompetensi di bidang teknik, kedokteran, ekonomi, dan lain-lain, gunakanlah itu semua sebagai sarana memperjuangkan Islam.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Wallahu'alam (oh)

Do’a dan Dzikir Setelah Shalat Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid

Do’a dan Dzikir Setelah Shalat Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid

Diantara dzikir dan do'a yang dicontohkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah dzikir yang dikerjakan setelah melaksanakan shalat fardhu atau shalat wajib lima waktu. Berikut ini dzikir dan do'a yang dapat kita amalkan seusai melaksanakan shalat fardhu.

1. Membaca Istighfar Tiga Kali

ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ

“Aku mohon ampunan kepada Allah, Aku mohon ampunan kepada Allah, Aku mohon ampunan kepada Allah”.

2. Mengucapkan "Allahumma Antas Salaam …"

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ

“Ya Allah, Engkau lah Yang Maha Damai, dan dari-Mu jua (datang) kedamaian; Maha Banyak berkah-Mu wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan”.

3. Membaca Bacaan "Laa Ilaaha Illallah …"

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﻻَﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﻨِّﻌْﻤَﺔُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﺜَّﻨَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ

“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki segala kekuasaan, dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya Allah. Dialah yang memiliki nikmat dan Dia pula yang memiliki segala keutamaan, dan Dia yang memiliki segala pujian yang indah. Tiada Tuhan selain Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci”.

4. Membaca "Laa Ilaaha Illallah …"

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻََّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﻣَﺎﻧِﻊَ ﻟِﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﺖَ ﻭَﻻَ ﻣُﻌْﻄِﻲَ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻨَﻌْﺖَ ﻭَﻻَ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﺪِّ ﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟْﺠَﺪُّ

“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki segala kekuasaan dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada satupun yang menghalangi apa saja yang Engkau berikan, dan tidak ada satupun yang dapat memberi apa saja yang Engkau halangi. Dan kekayaan itu tidak berguna bagi pemiliknya (untuk menyelamatkan diri) dari (siksa)Mu”.

5. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ‏( x33 ‏) ، ﺍَﻟَْﺤَﻤْﺪَُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ‏( x33 ‏) ، ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ‏( x33 ‏)

“ Maha suci Allah (33 kali), segala puji bagi Allah (33 kali), Allah Maha Besar (33 kali).

6. Membaca "Laa ilaaha illallah ..."

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ

“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki segala kekuasaan dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

7. Membaca Do’a "Allahumma innii a'uudzu bika minal bukhli …"

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺍَﻋُﻮْﺫُﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﺃَﻥْ ﺃُﺭَﺩَّ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺭْﺫَﻝِ ﺍﻟْﻌُﻤُﺮِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil, aku berlindung kepada-Mudari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari usia pikun, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur”.

8. Membaca Do’a "Allahumma A’innii 'alaa dzikrika …"

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺫِﻛْﺮِﻙَ ﻭَﺷُﻜْﺮِﻙَ ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻚَ

“ Ya Allah tolonglah aku dalam mengingat kepada-Mu, dalam bersyukur kepada-Mu, dan melakukan ibadah yang baik kepada-Mu”.

9. Membaca "Rabbi Qinii 'adzaabaka … "

ﺭَﺏِّ ﻗِﻨِﻲ ﻋَﺬَﺍﺑَﻚَ ﻳَﻮْﻡَ ﺗَﺒْﻌَﺚُ ﺃَﻭْ ﺗَﺠْﻤَﻊُ ﻋِﺒَﺎﺩَﻙَ

“Tuhan kami lindungilah kami dari adzabmu, pada hari Engkau bangkitkan atau Engkau kumpulkan hamba-hambaMu”.

10. Membaca Ayat Kursi

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar” . [1]

11. Membaca Al Mu’awwidzaat (Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas)

- QS. Al-Ikhlas: 1-4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

- QS. Al-Falaq: 1-5

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿﴾٥

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, Dari kejahatan makhluk-Nya, Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita,Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

- QS. An-Nas: 1-6

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ٥

“Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.”

--------------------
Alasan Dalil :

1. Membaca Istighfar Tiga Kali

ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ

2. Mengucapkan Allahumma Antas Salaam…

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ

Berdasarkan hadits dari Tsauban:

ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻧْﺼَﺮَﻑَ ﻣِﻦْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻪِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻭَﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻠَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴﺪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟِﻠْﺄَﻭْﺯَﺍﻋِﻲِّ ﻛَﻴْﻒَ ﺍﻟْﺎﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭُ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ

“Diriwayatkan dari Tsauban ia berkata: “Adalah Rasulullah saw apabila selesai melaksanakan shalatnya beliau mengucapkan Astaghfirullah tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salaam, wa minkas-salaam tabaarakta Dzal-jalaali wal-ikraam” . [2]

ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ ﻣَﻮْﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﺼَﺮِﻑَ ﻣِﻦْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻪِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻭَﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻠَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ

“Diriwayatkan dari Tsauban ia berkata: “Adalah Rasulullah saw apabila selesai melaksanakan shalatnya beliau mengucapkan Astaghfirullah tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salaam, wa minkas-salaam tabaarakta Dzal-jalaali wal-ikraam ”.

Dalam riwayat ibnu Numair,( ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻠَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻛْﺮَﺍﻡِ ) Yaa dzal jalaali wal ikraam , juga dari abdul Harits bin ‘Abdis Shamad dari jalur ‘Aisyah menggunakan lafadz, Ya dzal jalaali wal ikraam ”. [3]

3. Membaca Bacaan Laa Ilaaha Illallah…

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﻻَﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﻨِّﻌْﻤَﺔُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﺜَّﻨَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ

Berdasarkan hadits dari Abu Zubair :

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓِﻲ ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﺣِﻴﻦَ ﻳُﺴَﻠِّﻢُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻟَﻪُ ﺍﻟﻨِّﻌْﻤَﺔُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟﺜَّﻨَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻬَﻠِّﻞُ ﺑِﻬِﻦَّ ﺩُﺑُﺮَ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ

“Diriwayatkan dari Abu Zubair ia berkata: “Adalah Ibnu Zubair setiap selesai shalat sesudah mengucapkan salamselalu membaca Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul-mulku wa lahul-hamdu, wa huwa ‘laa kulli syai-inqadiir, laa haula wa laa quwwata illaa billaah, laa ilaaha illallah, wa laa na’budu illaa iyyaah, lahun-ni’matu wa lahul-fadllu, wa lahuts-tsanaa’ulhasan, laa ilaaha illallaahu mukhlishiina lahud-diina walau karihal-kaafiruun . Dan Ibnu Zubair mengatakan:”Adalah Rasulullah saw selalu mengucapkan laa ilaaha illaaha illallah disertai dengan lainnya setiap selesai melaksanakan shalat”. [4]

4. Membaca Laa Ilaaha Illallah…

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻََّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﻣَﺎﻧِﻊَ ﻟِﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﺖَ ﻭَﻻَ ﻣُﻌْﻄِﻲَ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻨَﻌْﺖَ ﻭَﻻَ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﺪِّ ﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟْﺠَﺪُّ

Berdasarkan hadits dari Mughirah bin Syu’bah:

ﻋﻦ ﻣﻐﻴﺮﺓ ﺑﻦ ﺷﻌﺒﺔ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓِﻲ ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﺇِﺫَﺍ ﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﻣَﺎﻧِﻊَ ﻟِﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﺖَ ﻭَﻻَ ﻣُﻌْﻄِﻲَ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻨَﻌْﺖَ ﻭَﻻَ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﺪِّ ﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟْﺠَﺪُّ

“Dari Mughirah bin Syu ﻁbah, bahwasanya Rasulullah saw, setiap selesai shalat membaca:” Laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-inqadiir, Allahumma laa maani’a limaa a’thaita , walaa mu’thiya limaa mana’ta, walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd” . [5]

5. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ‏( x33 ‏) ، ﺍَﻟَْﺤَﻤْﺪَُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ‏( x33 ‏) ، ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ‏( x33 ‏)

6. Membaca laa ilaaha illallah

ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮ ٌ

Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻋَﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺳَﺒَّﺢَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓِﻲ ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻭَﺛَﻠَﺎﺛِﻴﻦَ ﻭَﺣَﻤِﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻭَﺛَﻠَﺎﺛِﻴﻦَ ﻭَﻛَﺒَّﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻭَﺛَﻠَﺎﺛِﻴﻦَ ﻓَﺘْﻠِﻚَ ﺗِﺴْﻌَﺔٌ ﻭَﺗِﺴْﻌُﻮﻥَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺗَﻤَﺎﻡَ ﺍﻟْﻤِﺎﺋَﺔِ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﻏُﻔِﺮَﺕْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣِﺜْﻞَ ﺯَﺑَﺪِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ

“Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw., (Beliau bersabda):” subhaanallah tiga puluh tiga kali, al hamdulullah tiga puluh tiga kali, dan Allahu Akbar tiga puluh tiga kali, setiap selesai shalat, dan untuk mencukupkan seratus ia membaca laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-inqadiir , niscaya diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di laut”.
[6]

7. Membaca Do’a

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺍَﻋُﻮْﺫُﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﺃَﻥْ ﺃُﺭَﺩَّ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺭْﺫَﻝِ ﺍﻟْﻌُﻤُﺮِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ

Berdasarkan hadits dari Sa’ad bin Abi Waqash:

ﻋﻦ ﺳَﻌْﺪِ ﻳُﻌَﻠِّﻢُ ﺑَﻨِﻴﻪِ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﻌَﻠِّﻢُ ﺍﻟْﻤُﻌَﻠِّﻢُ ﺍﻟْﻐِﻠْﻤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺑَﺔَ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻌَﻮَّﺫُ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﺩُﺑُﺮَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﺃَﻥْ ﺃُﺭَﺩَّ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺭْﺫَﻝِ ﺍﻟْﻌُﻤُﺮِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ

“Dari Sa’ad bin Abi Waqqas r.a ia mengajarkan pada anaknya beberapa kalima, lalu ia berkata sesungguhnyaRasulullah SAW, ia memohon perlindungan dari beberapa hal setelah selesai shalat (dengan mewmbaca):” Allahumma inii a’u-dzubika minal jubni wa a’u-dzubika an uradda ila- adzalil ‘umuri wa a’u-dzubika min fitnatid dunya- wa a’u-dzubika min ‘udza-bil qabri ”[7]

Dalam satu riwayat yang juga bersumber dari Sa’ad bin Abi Waqash Imam Bukhari dan beberapa perawi hadits lainnya meriwayatkan dengan tanpa kalimat ﺩُﺑُﺮَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ :

ﻋَﻦْ ﺳَﻌْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﻬَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺍﻟْﺨَﻤْﺲِ ﻭَﻳُﺤَﺪِّﺛُﻬُﻦَّ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﺃَﻥْ ﺃُﺭَﺩَّ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺭْﺫَﻝِ ﺍﻟْﻌُﻤُﺮِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ

“Dari Sa’ad bin Abi Waqqas r.a ia menyuruh memohon perlindungan dari lima perkara, dan ia menyampaikan hadits tentang lima perkara itu dari nabi saw; Allahumma inii a’u-dzubika minal bukhli wa a’u-dzubika munal jubni wa a’u-dzubika an uradda ila- adzalil ‘umuri wa a’u-dzubika min fitnatid dunya- wa a’u-dzubika min ‘udza-bil qabri“.

8. Membaca Do’a Allahumma A’innii…

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺫِﻛْﺮِﻙَ ﻭَﺷُﻜْﺮِﻙَ ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻚَ

Berdasarkan hadits dari Mu’adz bin Jabbal:

ﻋَﻦْ ﻣُﻌَﺎﺫِ ﺑْﻦِ ﺟَﺒَﻞٍ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻣُﻌَﺎﺫُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄُﺣِﺒُّﻚَ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄُﺣِﺒُّﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃُﻭﺻِﻴﻚَ ﻳَﺎ ﻣُﻌَﺎﺫُ ﻟَﺎ ﺗَﺪَﻋَﻦَّ ﻓِﻲ ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺫِﻛْﺮِﻙَ ﻭَﺷُﻜْﺮِﻙَ ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻚَ ﻭَﺃَﻭْﺻَﻰ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻣُﻌَﺎﺫٌ ﺍﻟﺼُّﻨَﺎﺑِﺤِﻲَّ ﻭَﺃَﻭْﺻَﻰ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺼُّﻨَﺎﺑِﺤِﻲُّ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ

“Dari Muadz bin Jabbal bahwasanya Rasulullah saw memegang tangannya, lalu ia berkata;” Mu’adz, demi Allah aku sungguh menyukaimu wahai Mu’adz. Kemudian ia berkata lagi:”Aku akan memberi pesan kepadamu, wahai mu’adz, setiap selesai shalat janganlah kamu tinggalkan mengucapkan Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wahusni ‘ibaadatik .[8]

9. Membaca Rabbi Qinii….

ﺭَﺏِّ ﻗِﻨِﻲ ﻋَﺬَﺍﺑَﻚَ ﻳَﻮْﻡَ ﺗَﺒْﻌَﺚُ ﺃَﻭْ ﺗَﺠْﻤَﻊُ ﻋِﺒَﺎﺩَﻙَ

"Tuhan kami lindungilah kami dari adzabmu, pada hari Engkau bangkitkan atau Engkau kumpulkan hamba-hambaMu”.

Berdasarkan hadits dari Bara’:
ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﺀِ ﻗَﺎﻝَ ﻛُﻨَّﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﻴْﻨَﺎ ﺧَﻠْﻒَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺣْﺒَﺒْﻨَﺎ ﺃَﻥْ ﻧَﻜُﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴﻨِﻪِ ﻳُﻘْﺒِﻞُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺴَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺭَﺏِّ ﻗِﻨِﻲ ﻋَﺬَﺍﺑَﻚَ ﻳَﻮْﻡَ ﺗَﺒْﻌَﺚُ ﺃَﻭْ ﺗَﺠْﻤَﻊُ ﻋِﺒَﺎﺩَﻙَ

Dari Bara ia berkata adalah kami apabila shalat dibelakang rasulullah SAW, kami menyukai berada di (samping) kanan beliau, karena beliau akan menghadapkan wajahnya ke arah kami. Ia berkata, lalu aku mendengar beliau mengucapkan “Rabbi qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu au tajma’u ‘ibaadak”. [9]

10. Membaca Ayat Kursi

Berdasarkan hadits dari Abu Umamah:

ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ، ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢْ ”: ﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻲِّ ﺩُﺑُﺮَ ﻛُﻞِّ ﺻَﻼﺓٍ ﻣَﻜْﺘُﻮﺑَﺔٍ ﻟَﻢْ ﻳَﻤْﻨَﻌْﻪُ ﻣِﻦْ ﺩُﺧُﻮﻝِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﺇِﻻ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ” ،

"Abu Umamah berkata: Rasulullah bersabda:”Barangsiapa yang membaca ayat kursi diakhir shalat wajib, tidak ada yang bisa menghalanginya untuk masuk surga sampai mati”.[10]

11. Membaca Al Mu’awwidzaat (Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas)

Berdasarkan hadits dari ‘Uqbah bin ‘Amir:

ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻣَﺮَﻧِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻥْ ﺃَﻗْﺮَﺃَ ﺍﻟْﻤُﻌَﻮِّﺫَﺍﺕِ ﺩُﺑُﺮَ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ

“Diriwayatkan dari ‘Uqbah ibn ‘Amir ia berkata: “Rasulullah saw menyuruhku untuk membaca surat Mu’awwidzaat (al Ikhlas, al Falak, dan an Naas) pada setiap selesai shalat”. [11]

-------------------------------------



Foot note:

[1] QS. Al Baqarah: 255

[2] HR. Muslim (al Masajid Wa Mawadli’us Shalat: 931), Tirmidzi (As Shalat : 276), Abu Daud (As Shalat: 1292), Ibnu Majjah (iqaamatus Shalat wa Sunnati fiha: 918), Ahmad (Musnad Ahmad: 21374), Ad Darimi (As Shalat: 1314)

[3] HR. Muslim, Ahmad dan Ad Darimi

[4] HR. Muslim (al Masaajid wa Mawadli’us Shalat: 935), Abu Dawud (As Shalat: 1288), An Nasa’I (As Sahwu : 122 & 123), dan Ahmad (Musnad: 15523 & 15538).

[5] HR. Bukhari (al Adzan : 799, Ad da’awat : 5855, al I’tisham bil kitab wa Sunnah : 6748), Muslim (al Masaajid wa Mawadli’us Shalat: 933 & 934), juga diriwayatkan oleh An Nasa’I, Abu Dawud, Ahmad, dan Ad Darimi

[6] HR. Muslim (al Masaajid wa Mawadli’us Shalat: 939), Abu Dawud (As Shalat: 1286), Ahmad (Musnad: 8478 & 9878), Muwatha imam Malik (al Nidaa lis Shalat: 439).

[7] Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari (al Jihaad was sair : 2610), Tirmidzi (ad Da’awaat : 3490), An Nasa’i (al Isti’adzat : 5352 & 5384)

[8] HR. Abu Dawud (As Shalat: 1301) dan Ahmad (Musnad: 21103). Dalam beberapa riwayat yang juga bersumber dari Mu’adz bin Jabbal tanpa kalimat ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ , akan tetapi ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ , lalu Ibnul Qayyim berpendapat bahwa do’a tersebut bisa dibaca dalam shalat dan setelah shalat (Zaadul Ma’ad)

[9] HR. Muslim (Shalat al Musaafir wa Qashrihaa: 1159), dan Ahmad (Musnad: 17819 & 17962)

[10] HR. Nasa’I dan Thabrani, jilid 7 hal. 122. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dengan sanad Hasan. (lihat kitab Zaadul Ma’aad, karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah hal. 293)

[11] HR. Tirmidzi (Fadlaailul Qur’an an Rasulullah :2828), An Nasa’i (al Sahwu :1319), dan Abu Dawud (al Shalah: 1302)

Mustarih vs Mustaroh

Mustarih vs Mustaroh

وَحَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيْمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ مَعْبَدِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجَنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيْحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الْمُسْتَرِيْحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ فَقَالَ اَلْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيْحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيْحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

61 – (950)

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dari Malik bin Anas -terkait dengan hadits yang telah dibacakan kepadanya- dari Muhammad bin Amru bin Halhalah dari Ma’bad bin Ka’ab bin Malik dari Abu Qatadah bin Rabi’i bahwa ia menceritakan bahwasanya:

Suatu ketika iringan jenazah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: MUSTARIIHUN dan MUSTAROOHUN. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah itu MUSTARIIH dan MUSTARAAH? beliau menjawab, Seorang hamba yang mukmin YASTARIIHU (akan beristirahat) dari kesulitan dunia, sementara seorang hamba yang fajir, seluruh hamba, negeri, pepohonan dan binatang melata akan YASTARIIHU (beristirahat) dari (kezhalimannya)

(Shahih Muslim : 950 – 61 )

وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ ح وَ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ جَمِيْعًا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَعِيْدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ ابْنٍ لِكَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي حَدِيْثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدٍ يَسْتَرِيْحُ مِنْ أَذَى الدُّنْيَا وَنَصَبِهَا إِلَى رَحْمَةِ اللهِ

(950)

Dan Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdurrazaq semuanya dari Abdullah bin Sa’id bin Abu Hind dari Muhammad bin Amru dari Ibnu Ka’ab bin Malik dari Abu Qatadah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan di dalam hadits Yahya bin Sa’id: (Seorang hamba mukmin) akan beristirahat dari kesulitan dan kepenatan dunia menuju rahmat Allah.

(Shahih Muslim : 950)

Wallahu'alam (oh)

Gerakan-gerakan Dalam Sholat Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Otak

Gerakan-gerakan Dalam Sholat Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Otak

Assalamualaikum wr.wb

Sholat yang merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan disetiap hari, ternyata banyak sekali pengaruhnya terhadap kesehatan dan perkembangan kebaikan otak manusia. Sholat adalah salah satu diantara aktivitas yang berpengaruh terhadap kebaikan otak (jasmani) sekaligus ruhani.

Gerakan-gerakan yang sangat berpengaruh terhadap Otak, diantaranya :

1. Rukuk
Rutinitas ruku sebanyak 17 kali dalam lima waktu sholat sehari semalam bermanfaat meningkatkan refleks, selalu siap sedia dalam berbagai keadaan. Dengan demikian, mekanisme pengaturan tekanan darah dan irama jantung akan terjaga.

Suplai darah ke otak yang meningkat saat melakukan gerakan ini juga mengoptimalkan oksigenasi sel-sel saraf ke otak sehingga fungsi sel-sel di otak (sebagai gudang memori dan pengendali kerja seluruh sitem dan organ tubuh) menjadi optimal.

Inilah esensi dari sabda Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh Hasan Al-Bashri bahwa Alloh SWT tidak melihat seseorang hamba yang tidak menegakkan punggungnya antara ruku’ dan sujud,  akibat oksigenasi sel-sel saraf otak proses berpikir manusia dalam menentukan keputusan lebih jernih, mampu menimbang mana yang baik dan mana yang benar.

sehingga sholat juga menjadi sarana untuk menjaga agar tetap berada di jalan kebenaran sesuai firman-Nya:
Dirikanlah sholat! Sesungguhnya sholat itu menghalangi perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Ankabut : 45)

2. I’tidal
I’tidal atau gerakan setelah ruku adalah gerakan kembali ke posisi tegak. Posisi ini membantu metabolisme otak dan jantung agar bekerja optimal. Oleh karena itu, dalam i’tidal aliran darah yang tadinya terfokus di kepala setelah ruku’ akan turun ke badan sesuai gravitasi.

Gerakaan takbir bersamaan dengan menegakkan badan saat i’tidal menyebabkan stimulus pada cabang besar saraf di bahu-ketiak yang merupakan cabang saraf yang melayani organ jantung, paru-paru dan sebagian organ pencernaan, ketika mengangkat kedua lengan, paru-paru akan mengembang sehingga dapat meningkatkan masuknya oksigen.

Saat kedua lengan bergerak turun untuk kemudian berada di samping kanan dan kiri badan, sisa pembakaran atau metabolisme yang bermuatan negatif dikeluarkan bersamaan dengan hembusan nafas.
  
3. Sujud
Gerakan sujud akan membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru berkembang dengan baik sehingga dapat menghisap udara. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan mencegah kegombyongandi bagian tengah.

Gerakan sujud ini juga menambah aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala (mata, telinga, hidung) serta paru-paru dan memungkinkan dibersihkannya toksin-toksin oleh darah.

Bagi wanita hamil gerakan sujud ini juga bermanfaat mempertahankan posisi janin yang sudah benar, mengurangi tekan darah tinggi, menambah elastisitas tulang, menghilangkan egoisme dan kesombongan.

Meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kepada Alloh SWT. sehingga akan menghasilkan energi bathin yang tinggi di seluruh tubuh. Posisi ini menunjukkan ketundukkan dan kerendahan hati tertinggi (menyerahkan diri). Maka itu tak heran jika mulanya seorang sholat dalam keadaan lelah, mengantuk dan lemas akan kembali segar setelah sujud.
   
4. Duduk Di Antara Dua Sujud
Duduk tachiyat pertama disebut duduk iftiros atau duduk di antara dua sujud. Pada posisi ini otot-otot pangkal paha yang di dalamnya ada salah satu saraf pangkal paha yang besar yaitu di atas rumit kaki berfungsi sebagai penyangga.

Gerakan ini menyebabkan otot-otot di bagian ini terpijit (refleksi). Pijatan ini bermanfaat melindungi diri dari penyakit syaraf pangkal paha (neuralgi) yang terasa sakit dan nyeri sehingga kaki tidak dapat digerakkan, juga membantu meregangkan cabang saraf tulang belakang, segmen dada dan punggung bagian bawah serta pinggul. Tulang ekor sebagai tempat keluar cabang saraf juga akan meregang.

Pada posisi ini serabut saraf pinggang ke-2 dan 3 (daerah paha isi dalam), daerah tulang kering dan segmen ekor ke-1 (punggung kaki) akan terstimulasi (refleksi).

Segmen saraf ini melayani organ liver, ginjal, usus, saluran pembuangan (dubur), kelenjar prostat (laki-laki), rahim (perempuan), penis dan vagina sehingga gerakan ini kemungkinan besar dapat mengoptimalkan kinerja organ-organ tersebut.

Organ-organ genetalia dan enzim pencernaan juga akan bekerja secara optimal sehingga dapat mencerna dan mengolah material makanan untuk kemudian menyerapnya sesuai kebutuhan tubuh. Dengan demikian sisa-sisa pencernaan yang tidak diperlukan akan dikeluarkan pada saat buang air besar.

5. Tahiyatul Akhir
Dari sisi kesehatan nyata, gerakan salam juga merangsang refleksi di kanan kiri leher sehingga bisa mengendalikan tekanan darah dan irama jantung. Inilah bagian dari relaksasi penutup exercise lahir bathin yang dilakukan dalam sholat.

Demikianlah diantara uraian tentang otak, potensi dan kelebihannya serta perhatian Alloh terhadap nikmat otak tersebut. Semoga dengan mengetahui ini akan bisa membuat kita lebih “SYUKUR” terhadap nikmat Alloh yang bernama otak tersebut, selanjutnya akan mendapat tambahan “nikmat” dari-Nya melalui penggunaan otak secara maksimal.

Wallahu'alam

Wassalamualaikum wr.wb

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...