Renungan 10 Muharram 1446 H


Renungan : HIDAYAH
Selasa,16 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 H

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Sebab memang semua orang perlu hidayah, Maka jangan merasa mencukupkan diri tidak butuh hidayah, sebab sekalipun kita orang yg paling alim dan bertaqwa pun tetap butuh hidayah.

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Sebab hidayah adalah perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat.

Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh petunjuk sehingga dapat membedakan mana yg haq dan yg bathil.

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh kemudahan dalam ketaqwaan dan melakukan amal shalih. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

Wallahu:alam (/oh) 
Semoga Bermanfa'at
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Shalat Idul Adha : Mari ingat kembali tata caranya

Shalat Idul Adha : Mari ingat kembali tata caranya

Alhamdulillah was syukru lillah. Wash sholaatu was salaamu alaa rosuulillah wa ‘alaa aalihi wasohbihi wa man waalaah.. amma ba’du

Ibadah tahunan, yang sunah untuk dijalankan dan disyariatkan salah satunya adalah Sholat Idul Adha. Baiknya kita ingat dan pahami kembali tata caranya. 

Tatacara salat Iduladha

a. Memulai dengan takbiratul ihram, sebagaimana salat-salat lainnya, diiringi niat ikhlas karena Allah

b. Membaca doa Iftitah, bacalah doa iftitah sebagaimana pada sholat biasanya. 

c. Takbir (takbir al-zawaid/takbir tambahan), lakukan takbir sebanyak 7 (tujuh) kali pada rakaat pertama setelah takbiratul ihram dan doa iftitah, serta 5 (lima) kali pada rakaat kedua setelah takbir intiqal (bangkit dari sujud), dengan mengangkat tangan. 

عَنْ عَائِشَة أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْعِيدَيْنِ فِي الْأُولَى سَبْعًا قَبْلَ الْقِرَاءَةِ وَفِي الْآخِرَةِ خَمْسًا قَبْلَ الْقِرَاءَة

[رواه أحمَد].

Dari Aisyah (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw pada salat dua hari raya bertakbir tujuh kali dan lima kali sebelum membaca (al-Fatihah dan surah) [HR Aḥmad].

عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ التَّكْبِيرِ

[رواه أحمد وأبو داود].

Dari Wail ibn Ḥujr al-Ḥaḍramī(diriwayatkan) bahwa ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir [HR Aḥmad dan Abu Dawud].

Di antara takbir-takbir (takbir al-zawaid) tidak ada bacaan zikir tertentu. Penulis Belum menemukan hadis yang menerangkan bacaan Rasulullah saw di antara takbir-takbir.

d. Membaca surah al-Fatihah, diawali dengan bacaan ta‘awuż dan basmalah

e. Setelah membaca al-Fatihah membaca surah yang dianjurkan, yaitu antara lain surat al-A'la dan al-Gasyiyah berdasarkan hadis,

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ

[رواه مُسلم]. 

Dari an-Nu‘man ibn Basyir (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw biasa membaca dalam salat Id maupun salat Jumat “Sabbiḥisma rabbikal-a`la” dan “Hal ataka hadiṡul-ghasyiyah.”An-Nu`man mengatakan begitu pula ketika Id bertepatan dengan hari Jumat, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing salat [HR Muslim].

Membaca kedua surah dalam hadis di atas merupakan anjuran, tetapi juga dibolehkan membaca surat lain karena suatu atau lain alasan semisal tidak hafal. Hal ini sesuai firman,

… فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ …

… karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al–Quran [QS. al-Muzzammil (73): 20].

f. Rukuk, sujud dan seterusnya sampai salam sebagaimana dalam salat biasa. 

Shalat idul adha dilakukan setelah terbit matahari atau waktu dhuha. dengan tanpa adzan dan iqomah, serta tidak diawali dengan sholat sebelum atau sesudahnya. 

Setelah shalat selesai, dilanjutkan dengan khutbah dengan tanpa duduk saat khotib berkhutbah. 

Wallahu'alam (/oh) 

Al-Fatihah Media Dialog Seorang Hamba Melalui Solatnya

Alhamdulillah was syukru lillah. Wash sholaatu was salaamu alaa rosuulillah wa ‘alaa aalihi wasohbihi wa man waalaah.. amma ba’du

Salah satu syarat sahnya solat seorang muslim adalah membaca surotul fatihah. Bahkan dianggap tidak sah jika alfatihah diabaikan bacaannya saat solat. 

Terlepas dari kayanya pembahasan, alfatihah dalam solat dibaca jahar (terdengar) atau sirr (tidak terdengar) terutama saat makmum berjamaah, betapa pentingnya kita memahami makna dan inti dari bacaan itu, salah satunya dengan berusaha tartil, perlahan dan tidak tergesa gesa dalam bacaan.

Saat membaca Surat Al-Fatihah di dalam shalat, maka seyogyanya kita membacanya dengan tartil (tertib, perlahan-lahan). Sebab, ada jeda antara satu ayat ke ayat lain yang dipergunakan Allah untuk menjawab bacaan kita. Sehingga terjadi dialog dengan Allah melalaui bacaan Surat Al-Fatihah tersebut.

Jika selama ini kita membacanya kadang (sering?) dengan bercepat-cepat ingin segera selesai shalatnya tanpa penghayatan dan tanpa kesempatan untuk berdialog dengan Dzat yang Maha Kuasa. Maka semoga postingan ini merubah pemahaman bahwa tidak hanya harus/ wajib membacanya tapi dituntut pula memahami serta memperhatikan maksud bahkan semoga bisa mendatangkan kekhusyuan dalam shalat. 

Menukil kalam hamba yang mulia sebuah hadits. Dalam hadits qudsi :
Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

"Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan. Maka ketika hambaku berkata:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam). Allah SWT berfirman:
حَمِدَنِي عَبْدِي
(Hambaku telah memuji-Ku)

dan ketika seorang hamba berkata:
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
ِ(Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah ‘SWT berfirman:
أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي
(Hambaku telah memujiku)

dan ketika seorang berkata:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(Yang Menguasai di Hari Pembalasan), Allah berfirman:
مَجَّدَنِي عَبْدِي
(Hambaku telah memuliakan Aku).

dan ketika seseorang berkata:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين

ُ(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah SWT pun berfirman:
هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل
َ
(ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya).

dan saat berkata:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين

(tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), Allah pun berfirman:
هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

َ(Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta). 

(HR. Ahmad 7291 dan HR. Muslim 395) 

Wallahu'alam (/oh) 

Meluruskan Niat

Sahabat sekalian... 
Bissmillah. Alhamdulillah. Allaahumma sholli Ala Muhammad SAW. Amma badu. 

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW di tanya perihal amal seseorang, sebagaimana hadits di bawah ini. 

Dan inilah tema kali ini, Meluruskan Niat

وعن أبي موسى عبدِ اللهِ بنِ قيسٍ الأشعريِّ رضي الله عنه قَالَ: سُئِلَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الرَّجُلِ يُقاتلُ شَجَاعَةً، ويُقَاتِلُ حَمِيَّةً، ويُقَاتِلُ رِيَاءً، أَيُّ ذلِكَ في سبيلِ الله؟ فقال رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ قَاتَلَ لِتَكونَ كَلِمَةُ اللهِ هي العُلْيَا، فَهوَ في سبيلِ اللهِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 
 
Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang sepertinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah?

Rasulullah s.a.w. menjawab:

"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1-Hadis di atas dengan jelas menerangkan semua amal perbuatan itu hanya dapat dinilai baik, jika baik pula niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya.

2-Selain itu dijelaskan pula bahwa keutamaan yang nyata bagi orang-orang yang berjihad melawan musuh di medan perang itu semata-mata dikhususkan untuk mereka yang berjihad fisabilillah, yakni tiada maksud lain kecuali untuk meluhurkan kalimat Allooh, yaitu Agama Islam.

3-Dicela orang yang beramal karena dunia.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1-Keihlasan

‏ وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة، ويؤتوا الزكاة، وذلك دين القيمة

"Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

2-Tingkatan ketaqwaan seseorang sebanding dengan diterimanya amal seseorang

لن ينال الله لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى منكم

"Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang korban itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dan engkau sekalian." (al-Haj: 37).

3-Yang lahir ataupun batin tidak lepas dari pengetahuan Allooh SWT

‏قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه الله

"Katakanlah - wahai Muhammad,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." (ali-lmran: 29)

Demikian, yang dapat disampaikan walau hanya satu ayat, semoga bermanfaat. 

Wallahu'alam (/oh) 

Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

CP. : TIK DASAR 
Keterampilan Komputer
Materi : Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

Membuat Amplop di Microsoft Word

Langkah Kerja

Langkah 1: 
Pertama, Buka Microsoft Office Word Anda. 

Langkah 2: 
Selanjutnya klik pada Tab Maillings > Kemudian klik Start Mail Merge (Klik tanda panahnya) > Lalu klik Envelopes (amplop) pada submenu.
Langkah 3 : 
Setelah muncul jendela Envelope Options, lihat pada kolom Envelope Size, pilih ukuran Amplop yang Anda butuhkan.
Size Amplop di settings
Contoh di sini saya pakai size 12 – 4 3/4 x 11 in (kebetulan biasa pakai size ini).

Langkah 4: 
Klik dan pindah ke tab Printing Options > Lalu pilih opsi Feed Method yang Anda butuhkan. Jika sudah, klik OK.
Fungsinya di sini, untuk mengubah metode memasukkan kertas kedalam printer.

Langkah 5: 
Setelah Anda klik OK, secara otomatis halaman Word Anda akan berubah menyesuaikan ukuran dari size amplop yang Anda setting sebelumnya. Nah, disini Anda bisa melakukan desain sendiri amplop Anda.

Langkah 6: 
(Sedikit info) Untuk kolom penerima dan nama, sudah dibuat otomatis dari setting tadi. Jadi Anda tinggal mengisinya saja. Contohnya seperti ini:

Namun jika amplopnya hanya polos begitu rasanya kurang bagus. Untuk itu, Anda bisa membuat kop seperti yang biasa Anda temukan di surat-surat.

Materi : Membuat Kop di Microsoft Word

Langkah Kerja

Langkah 1: 
Pertama, pada halaman amplop yang telah dibuat tadi, double klik pada bagian atas dokumen.
Langkah 2: 
Nanti akan muncul tab Design, dan muncul header pada dokumen. Nah, lakukan setting berikut.
Setting design
- Different First Page Silakan centang pengaturannya
- Header from top Sesuaikan dengan yang Anda butuhkan
- Header from bottom Sesuaikan dengan kebutuhan
- Margin Sesuaikan juga untuk mengatur batas tulisan

Langkah 3: 
Nah, mari desain sendiri kop surat Anda.

catatan : 
ada cara mudah untuk membuatnya secara otomatis. Pada tab Design > klik tanda panah bagian Header.

Langkah 4: 
Silakan pilih salah satu desain kop yang Anda inginkan

Langkah 5: 
Jika sudah, tinggal isi tulisan yang telah disesuaikan.

catatan: 
- cara diatas hanyalah contoh. Anda masih bisa mendesain sendiri menjadi seperti apa kop surat tersebut dibuat. Misalnya, menambahkan gambar dan lain-lain.

- Ukuran Amplop di Microsoft Word, kita bisa mengatur ukuran amplop sesuai dengan kebutuhan. 

Sedangkan untuk Anda yang ingin mengetahui berapa saja ukurannya, silakan cek di bawah ini:

Amplop Ukuran (mm) Ukuran (inci)
Penutup
Demikian sedikit tutorial tentang bagaimana caranya membuat amplop di Word beserta kop suratnya.

Jika ada yang ingin ditanyakan? Anda bisa menaruh komentar lewat kolom komentar dibawah. Akan saya jawab sebisanya.

Semoga bermanfaat (/oh).

Tuntunan berzikir dan doa setelah solat

Tuntunan berzikir dan doa setelah solat

Subhaanalllah. Alhamdulillah, Allahumma Sholli Ala Muhammad. 

Sahabat pena, salah satu tuntunan dalam beribadah adalah mengingat Allah dalam setiap kondisi dan situasi. Pun demikian setelah solat. Anjuran bagi setiap mukmin untuk berzikir. 

Salah satu tuntunan zikir setelah solat adalah sebagai berikut, 

اَللّٰـهُـمَّ لَا مَـانِـعَ لِـمَـاۤ أَعْـطَــيْتَ وَلَا مُـعْــطــِيَ لِـمَـا مَـنَعْـتَ
وَلَا رَاۤدَّ لِـمَـا قَـضَــيْتَ وَلَا يَــنْفَـعُ ذَا الْجَــدِّ مِـنْـكَ الْجَـــدُّ

Ya Allah Ya Tuhan Kami, tidak ada satupun yang dapat melarang jika Engkau menghendaki dan tidak ada satupun yang dapat memberi jika Engkau tidak menghendaki dan tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau tentukan serta tidak ada kekuatan yang dapat memberi manfaat kecuali atas kehendakmu.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ أَمْلَى عَلَيَّ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فِي كِتَابٍ إِلَى مُعَاوِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَقَالَ شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ بِهَذَا وَعَنْ الْحَكَمِ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ وَرَّادٍ بِهَذَا وَقَالَ الْحَسَنُ الْجَدُّ غِنًى

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Warrad penulisnya Al Mughirah bin Syu'bah, berkata, "Al Mughirah bin Syu'bah meminta aku untuk menulis (hadits) buat dikirim kepada Mu'awiyyah bahwa Nabi ﷺ berdoa setiap selesai dari salat fardlu: 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR. ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA WA LAA MU'THIYA LIMA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan dari apa yang Engkau berikan dan dan tidak ada yang dapat memberi dari apa yang Engkau tahan. Dan tidak bermanfaat kekayaan orang yang kaya di hadapan-Mu sedikitpun).'" Syu'bah berkata dari 'Abdul Malik bin 'Umair dengan lafadz seperti ini. Dan dari Al Hakam dari Al Qasim bin Mukhaimirah dari Warrad dengan seperti ini juga. Al Hasan berkata, "Al Jaddu artinyaadalah kekayaan." (HR. Bukhari: 799)

Sahabat pena, sebagai penutup, alangkah baiknya setelah solat untuk senantiasa membiasakan membaca zikir tersebut. Semoga Allah mengingat dan memberikan ketenangan jiwa karena mengingat NYA. 

Wallahu'alam (/oh) 

Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Nikmat sehat dan waktu luang, 

Alhamdulillaah wa sholatu wa salamu ala rasulillah saw, amma badu. 

Sahabat penaku.. 
Dua nikmat yang sering kali tanpa sadar dilewati dan dilalui begitu saja. Padahal Baginda mulia berpesan khusus perihal ini. dua hal inilah nikmat Sehat dan sempat. 

Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang di transfer dari bahasa Arab shuhah yang artinya sehat, tidak sakit, selamat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras.

begitu pun undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmina), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sedangkan Sempat berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sempat (verba) berarti ada waktu (untuk) atau ada peluang atau keluasan (untuk).

Bagaimana pandangan islam terhadap dua hal ini? 

Sehat ini seringkali dilalaikan oleh manusia. Bahkan pelalai terhadap waktu luang dan sempat termasuk kategori yang dikatakan hamba yang faqir. 

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA pernah mengungkapkan(wallahu a'lam):

"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang". 
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu Abbas)

Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. 

Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini (yaitu waktu senggang dan nikmat sehat), hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan.

Bersyukur adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu. 

Di akhir bulan mulia ini (ramadan) mari berdoa agar Allah berikan kesehatan dannafiyah kepada kita, serta disertakan kesempatan agar bisa memaksimalkan peluang ini dengan sebaik baiknya. 

Sehatkah? sempatkah berbuat baik? sempatkan membuat kebaikan! semoga Allah berikan semuanya. Aamiin. 

"sampaikan walaupun hanya seayat"
wallahu'alam (/oh) 

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...