Taubat, Iman & Amal Sholih

TAUBAT, IMAN & AMALNSHOLIH


Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan syarat jika hamba yang melakukan dosa tersebut bertaubat kepadaNya. Dengarlah firman Allah:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang meĀlampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Az-Zumar/39:53

menurut Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini : “Ayat yang mulia ini merupakan seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah). 

Ayat ini juga memberitakan bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dan meninggalkannya, dosa apapun juga, walaupun dosanya sebanyak buih lautan. 

Dan tidak benar mengartikan pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa taubat, karena orang yang tidak bertaubat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah. (Tafsir Ibnu Katsir, surat Az-Zumar: 53)

Juga Ibnu Katsirb berkata mengomentari firman Allah: “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya”, yaitu dengan syarat taubat. 

Karena kalau tidak disyaratkan taubat, tentulah syirik termasuk diampuni, tentulah ini tidak benar, karena di sini (ayat 48, surat An-Nisa’) Allah telah memutuskan bahwa Dia tidak akan mengampuni syirik, dan Dia telah memutuskan bahwa Dia akan mengampuni selain syirik bagi orang yang Dia kehendaki, yaitu walaupun pelakunya tidak bertaubat.” (Tafsir Ibnu Katsir, surat An-Nisa’:48)

Dan ketahuilah bahwa (FirmanNya: Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya): yang berupa: syirik, pembunuhan, zina, riba, kezhaliman, dan dosa-dosa lainnya, yang besar dan yang kecil. (FirmanNya: Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang): yaitu kedua sifatNya, sifat memberi ampun dan sifat rahmat (kasih sayang), merupakan sifat yang tetap ada pada Allah, tidak pernah terlepas dari DzatNya, dan dampak kedua sifat itu terus ada, terjadi di alam ini, memenuhi makhluk. (Az Zumar : 53)

Tentang diterimanya taubat dari syirik itu lebih jelas lagi Allah sebutkan ketika menjelaskan tentang sifat-sifat ‘ibadurrahman, Dia berfirman:

وَالَّذِينَ لاَيَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ وَلاَيَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَلاَيَزْنُونَ وَمَن يَّفْعَلْ ذَلِكَ يَلقَ أَثَامًا {68} يُضَاعَفُ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا

Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (memunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). [Al Furqaan : 68]

يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ Al-Furqqn : 69-70]

Imam Ibnu Katsir berkata mengomentari firman Allah: "kecuali orang-orang yang bertaubat] (Al-Furqaan : 70) “Yaitu bertaubat kepada Allah di dunia dari seluruh dosa tersebut, karena sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” [Tafsir Al-Qur’anul ‘Azhim, surat Al-Furqan : 70.

Wallahu 'alam. (oh)

TATA CARA SHALAT JENAZAH

TATA CARA SHALAT JENAZAH
Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, artinya apabila telah dikerjakan oleh sebagian kaum muslimin, maka bagi yang lain gugur kewajibannya namun apabila tidak satupun yang melakukannya maka seluruhnya berdosa.

Syarat sahnya shalat jenazah sama dengan shalat pada umumnya, yaitu suci badan dari najis dan hadats, tempat dan pakaian bersih dari najis dan kotoran serta menutup aurat.

Adapun tata cara / kaifiyah yang di contohkan a.l.: 

1.Shalat jenazah dilakukan sebanyak empat kali takbir.
2.Shalat jenazah dapat dilakukan sendiri-sendiri dan lebih utama dilaksanakan secara berjamaah.
3.Adapun tata cara shalat jenazah adalah sebagai berikut :

a. Apabila mayitnya laki-laki Imam berdiri sejajar 
    dengan kepala mayit.
b. Apabila mayitnya wanita, imam berdiri di bagian 
    tengahnya (perut/lambung).
 c. Makmum berdiri di belakang imam. Disunnahkan 
     untuk berdiri tiga shaf (barisan) atau lebih.

Rasulullah     Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلَاثَةُ صُفُوفٍ فَقَدْ أَوْجَبَ
Barangsiapa yang menyalatkan jenazah dengan tiga shaf, maka sesungguhnya dia diampuni.
 [HR At Tirmidzi]

d. Bacaan yang dibaca antara lain :

1)SETELAH TAKBIR PERTAMA MEMBACA SURAT AL FATIHAH DAN SHALAWAT ATAS NABI
SURAT AL FATIHAH

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَ لْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ -اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  -مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ - إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
 اِهْدِنَا الصِّرٰطَ الْمُسْتَقِيْمَ  -صِرٰطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآ لِّيْنَ

A‘ūżu billāhi minasy syaiṭānir rajīm
Bismillāhir raḥmānir raḥīm  - Alḥamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn - Ar-raḥmānir raḥīm –
Māliki yaumid dīn - Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn - Ihdinaṣ ṣirāṭal mustaqīm  -
ṣirāṭal lażīna an‘amta ‘alaihimgairil magḍūbi ‘alaihim wa laḍ ḍallīn.

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk –Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang – Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, –  Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, –  Yang menguasai hari pembalasan.–  Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan – Tunjukilah kami jalan yang lurus, –  (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

SHALAWAT ATAS NABI

اَلّٰلهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلى اِبْرَاهِيْمَ وَآلِ اِبْرَاهِيْمَ, وَبَارِكْ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلى اِبْرَاهِيْمَ وَآلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad – wa ‘alā āli Muḥammad –  kamā ṣallaita ‘alā ibrāhīm –
wa āli ibrāhīm – wa bārik ‘alā Muḥammad wa āli Muḥammad – kamā bārakta ‘alā ibrāhīm –
wa āli ibrāhīm – innaka ḥamīdum majīd .

“Ya Allah, limpahkanlah kemurahanMu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberkahi pada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Terpuji dan Maha Mulia”.

2)SETELAH TAKBIR KEDUA MEMBACA DOA UNTUK JENAZAH

اَلّٰلهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَ ثَّلْجٍ وَبَرَدٍ
وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَ قِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَ عَذَابَ النَّارِ

Allāhummagfirlahu warḥamhu wa‘ā fihi wa‘fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wasi‘ mudkhalahu wagsilhu bimāin waṡ ṡaljin wabaradin
wa naqqihi minalkhaṭāyā kamā yunaqqaṡ ṡaubul abyaḍu minad danasi
wa abdilhu dāran khairan min dārihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi fitnatal qabri wa ‘żābannār.

“Wahai, Allah! Berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah ia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya semula, isteri yang lebih baik dari isterinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah dari adzab kubur dan adzab neraka.”

3)SETELAH TAKBIR KETIGA MEMBACA DOA
اَلّٰلهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيْرِنَا وَ كَبِيْرِنَا وَذَ كَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا
اَلّٰلهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِ يْمَانِ
اَلّٰلهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

Allāhummagfir liḥayyinā wamayyintinā waṣagīrinā wakabīrinā wa żakarinā wa unṡānā wa syāhidinā wagā-ibinā
Allāhumma man ahyaitahu minna fa aḥyihi ‘alal islāmi waman tawaffaitahu minna fa tawaffahu ‘alal īmāni
Allāhumma lātaḥrimnā ajrahu walā tuḍillanā ba‘dahu.

“Ya Allah ampunilah kami, baik yang masih hidup maupun yang telah mati, yang kecil maupun yang besar, laki-laki maupun perempuan, yang tampak maupun yang tidak tempak,
Ya Allah siapa yang Engkau hidupkan dari kami maka hidupkanlah dia di atas Islam. Dan siapa yang engkau wafatkan maka wafatkanlah dia di atas Iman.
Ya Allah janganlah Engkau halangi kami akan pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami sepeninggalnya.”

4)SETELAH TAKBIR KEEMPAT MEMBACA SALAM

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalāmu’alaikum waraḥmatullāhi wa barakātuh(u)

CATATAN:
Selain urutan di atas shalat jenazah dapat pula dilakukan dengan cara sebagi berikut :

1)SETELAH TAKBIR PERTAMA MEMBACA SURAT AL FATIHAH

2)SETELAH TAKBIR KEDUAMEMBACA SHALAWAT ATAS NABI

3)SETELAH TAKBIR KETIGA MEMBACA DOA UNTUK JENAZAH

اَلّٰلهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ ....   

4)SETELAH TAKBIR KEEMPATMEMBACA DOA KEMUDIAN DIAKHIRI DENGAN SALAM

اَلّٰلهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيْرِنَا وَ كَبِيْرِنَا وَذَ كَرِنَا وَأُنْثَانَا  ....

MEMBACA SALAM

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalāmu’alaikum waraḥmatullāhi wa barakātuh(u)

BAGAIMANA JIKA JENAZAHNYA ADALAH ANAK-ANAK ?

Apabila jenazahnya adalah anak-anak maka setelah membaca

اَلّٰلهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

“Allāhumma lātaḥrimnā ajrahu walā tuḍillanā ba‘dahu”   

Maka ditambah dengan doa  

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا سَلَفًا وَ فَرَطًا وَأَجْرًا

" Allāhummaj 'alhu lanā salafan wa faraṭan wa ajran“
“Ya Allah jadikanlah dia tabungan, pendahulu dan pahala untuk kami”

Sumber bacaan :
1.Himpunan Putusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah

7 Falsafah & 17 Kelompok Ayat Al-Quran

KRH Hadjid, murid termuda KH .Ahmad Dahlan, menulis 7 falsafah ajaran dan 17 kelompok ayat Al-Qur ’ an yang menjadi pokok wejangan dan pelajaran dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. 

Beliau berkeyakinan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dalam masyarakat dapat diatasi dengan ketujuh falsafah tersebut sebagaimana ketujuh belas kelompok ayat Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai pegangan pokok oleh para pewaris Muhammadiyah yang tidak sedikit diantara mereka telah meninggalkan jiwa/ruhiyah Muhammadiyah itu sendiri.

Tujuh falsafah ajaran yang dimaksud ialah; 
(1) Kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraan?; 

(2) Kebanyakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri; 

(3) Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintaiitu sukar untuk diubah. Sudahmenjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tikad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar; 

(4) Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya untuk memikirkan,bagaimana sebenarnya hakekat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Danmencari apa? Dan apa yang dituju?. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran sejati. 

Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat,akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya.”Adakah engkau menyangka bahwasanya kebanyakan manusia suka mendengarkan atau memikir-mikir mencari ilmu yang benar.” Al-Furqan : 44;

(5) Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, membaca beberapa tumpuk buku…Sekarang, kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir kalau menetapi kebenaran, akan terpisah dari apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata, banyak kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluq yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menempati kebenaran; 

(6) Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah; 

(7) Pelajaran terbagi atas dua bagaian: belajar ilmu, pengetahuan atau teori dan belajar amal, mengerjakan atau mempraktekkan. Semua pelajaran harus dengan cara sedikit demi sedikit, setingkat demi setingkat…Demikian juga dalam belajar amal, harus bertingkat. Kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak perlu ditambah.

Adapun 17 kelompok ayat Al-Qur’an yang menjadi pokok wejangan dan pelajaran dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai berikut; 
(1) Membersihkan diri sendiri, Al-Jâtsiyah ayat 23 ; 
(2) Menggempur hawa nafsu mencintai harta benda, al-Fajr ayat 17-23 ; 
(3) Orang yang mendustakan agama, al-Mâ ’ ûn ayat 1-7 ; 
(4) Apakah artinya agama itu, al-Rûm ayat 30 ; 
(5) Islam dan sosialisme, al-Tawbah ayat 34-35 ; 
(6) Surat al-‘Ashr ayat 1-3 ; 
(7) Iman/kepercayaan, al-‘Ankabût ayat 1-3 ; 
(8) Amal sholeh, al-Kahf ayat 110 dan al-Zumar ayat 2 [2]; 
(9) Wa tawâshaw bil h aqq, Yûnus ayat 108, al-Kahf ayat 29, Mu h ammad ayat 3, al-An ’ âm ayat 116, al-Furqân ayat 44, al-Anbiyâ ’ ayat 24,Yûnus ayat 32, al-Shaff ayat 9, al-Baqarah ayat 147, al-Anfâl ayat 8, al-Isrâ ’ ayat 81 dan al-Mu ’ minûn ayat 70 ; 
(10) Wa tawâshaw bish-shabri ; 
(11) Jihad, Âli ‘Imrân ayat 142 ; 
(12) Wa anâ minal muslimîn, al-An ’ âm ayat 162-163 ; 
(13) Al-Birru, Âli ‘Imrân ayat 92 ; 
(14) Surat al-Qâri’ah ayat 6-11 ; 
(15) Surat al-Shaff ayat2-3 ; 
(16) Menjaga diri, al-Ta h rîm ayat 6 ; dan terakhir 
(17) Apakah belum waktunya, surat al- H adîd ayat 16 .
Itulah ketujuh falsafah ajaran dan tujuh belas kelompok ayat al-Qur’an yang selalu ditekankan oleh Allâh Yar h amuhu KH Ahmad Dahlan kepada murid-muridnya. Wajiblah bagi para kader Muhammadiyah untuk membaca, memahami, menjiwai, dalam melakukan amal pejuangan dengan Muhammadiyah. Meskipun ajaran ini sudah terlalu lama 1 abad silam, namun spirit pemahaman Islam berkemajuan akan selalu relevan dengan konteks zaman sekarang bahkan masa mendatang.

[1] KRH Hadjid. 2008. Pelajaran KH.A Dahlan: 7 Falsafah & 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an. Yogyakarta: LPI PPM

sumber : sangpencerah.id

https://www.google.com/amp/s/sangpencerah.id/2013/09/pelajaran-khahmad-dahlan-7-falsafah-17/%3famp

Berteman yang Baik, Cara Memperbaiki Kualitas Diri

Berteman yang Baik, Cara Memperbaiki Kualitas Diri
ilustrasi gambar : wattpad.com

  اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَوْصَلَ الْمُقْبِلِيْنَ إلَيْهِ بِفَضْلِهِ إِلَى الْمَرَاتِبِ الْعَلِيَّةِ، وَبَلَّغَهُمْ بِبَرَكَةِ نَبِيِّهِ كُلَّ أُمْنِيَّةٍ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى حَبِيْبِناَ مُحمّدٍ الْعَبْدِ الصَّالِحِ الْقَائِمِ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ حَقِّ الرُّبُوْبِيَّةِ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ وَمَوْلَانَا مُحَمَّداً ﷺ صَاحِبُ الْأَخْلَاقِ السَّنِيَّةِ، اَلَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهْ. أَمَّا بَعْدَه فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ 

dihari dan di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.    
   قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ إِنَّ اللهَ قَسَمَ بَيْنَكُمُ الْأَخْلَاقَ كَمَا قَسَمَ بَيْنَكُمُ الْاَرْزَاقَ    

Artinya: “Sebagian ulama ahli hikmah berkata, ‘Sesungguhnya Allah membagi-bagi akhlak kalian sebagaimana Ia membagikan rezeki kepada kalian’.”   Secara material, ada orang yang diberikan rezeki melimpah ruah, serba kecukupan; ada pula yang sederhana, tak begitu banyak. Demikian pula akhlak. Ada orang yang diberi anugerah oleh Allah mempunyai akhlak yang sangat bagus, menjadi orang yang shalih. Ada juga yang akhlaknya lumayan bagus. Dan ada pula yang kurang punya adab.    Mari kita introspeksi diri kita masing-masing, kita termasuk golongan orang yang mana?
 Sayyidina Umar ibn Khattab mengatakan: 

  حَاسِبُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا   
 
Artinya: “Introspeksilah pribadi kalian masing-masing sebelum kalian dihisab pada hari kiamat nanti.”    Hadirin,    Di sini Sayyidina Umar tidak mengatakan:   حَاسِبُوْا غَيْرَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا    Artinya: “Hitung-hitunglah amal orang lain sebelum kalian dihisab.”   Maksudnya Sayyidina Umar supaya kita tidak suka mengoreksi pribadi orang lain. Namun kita koreksi pribadi kita masing-masing.

 Ar-Rafi’i berkata:
    مَنْ شَغَلَهُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ، كَثُرَتْ عُيُوْبُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ   

Artinya: “Barangsiapa sibuk mencari kekurangan orang lain, cacat pribadinya akan menumpuk banyak sedangkan ia sendiri tidak mengetahui.”    Pepatah mengatakan, “Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak terlihat.” Menggambarkan bagaimana orang yang suka mencari kesalahan orang lain namun lupa mengoreksi dirinya sendiri.    Hadirin hafidhakumullah,    Baginda Nabi Agung Muhammad ﷺ adalah pribadi sangat mulia. Ia diciptakan sebagai teladan atau prototipe orang yang akhlaknya benar-benar diakui oleh Allah dalam Al-Quran dengan sanjungan Allah berupa: 

  وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ    

Artinya: “Sesungguhnya kamu (Muhammad) pasti mempunyai akhlak yang sangat agung.” (QS Al-Qalam: 4)    Nabi Muhammad adalah pribadi yang perhatiannya kepada masyarakat di sekitarnya sangat besar. Keberadaannya membuat orang yang di sekitarnya merasa terayomi. Ia tidak pernah merugikan orang lain. Apalagi sampai merugikan, mengecewakan saja Nabi tidak pernah kecuali jika memang pribadi orang yang kecewa adalah orang yang iri atau hasud atas kebaikan dan kerasulan Baginda Nabi Muhammad ﷺ.    Suatu ketika Nabi Muhammad pernah mendapatkan uang 90.000 dirham atau setara dengan sekitar Rp350 juta. Rasulullah kemudian membagikannya kepada masyarakat di sekitar sampai benar-benar habis. Setelah uang habis, tiba-tiba ada seorang miskin datang sowan kepada Nabi.    “Ya Rasulallah, kami belum dapat.”    Kata Nabi, “Wah, ini sudah habis semua. Tapi kamu tetaplah tenang. Jangan khawatir! Sana pergilah ke toko. Belanjalah sesuai dengan kebutuhanmu. Dan bilang sama penjualnya, nanti insyaallah aku yang akan membayar.”    Seperti demikianlah profil Rasulullah yang all out dalam membela masyarakat. Tidak menumpuk kekayaan pribadi sedangkan di sampingnya susah, diabaikan pura-pura tidak tahu. Banyak orang yang inginnya ditokohkan di tengah-tengah masyarakat. Namun belum mau meneladani bagaimana Nabi memposisikan dirinya sebagai tokoh masyarakat.    Nabi Muhammad bukanlah tokohnya umat Islam saja. Dalam membangun peradaban Madinah, Nabi Muhammad berdiri di atas semua golongan. Orang-orang non-Muslim pun, asalkan dzimmi atau tidak melawan, memerangi Islam, akan mendapat perlindungan penuh dari Rasulullah ﷺ. 

Para sahabat, orang yang hidup pada generasi terbaik sepanjang sejarah juga berusaha melakukan hal-hal yang dicontohkan oleh baginda Nabi Agung Muhammad ﷺ. Sahabat Abud Darda’ mengaku:

    إِنِّيْ لَأَدْعُوْ سَبْعِيْنَ مِنْ إِخْوَانِيْ فِيْ سُجُوْدِيْ أُسَمِّيْهِمْ بِأَسْمَائِهِمْ وَاحِدًا بَعْدَ وَاحِدٍ (أو كما قال) ـ   

Artinya: “Sesungguhnya aku mendoakan 70 orang dari saudara-saudaraku dalam sujudku. Saya sebut nama mereka masing-masing satu persatu.”    Potret orang shalih adalah orang yang berkepribadian baik. Entah itu saat di depan khalayak, atau pun bahkan saat sendirian di tengah malam, saat memanjatkan doa-doa munajat, saat sujud dalam sunyi, mereka tetap berkepribadian baik. Orang baik bukanlah orang yang apabila ada orang lain ia menghardik setan namun saat mereka sendiri di kamar atau sejenisnya, ia justru memuja setan.    

Agar kita menjadi orang baik, salah satu caranya adalah melalui berteman dengan orang-orang baik. Ciri-ciri orang yang baik adalah orang yang jika kita semakin mendekat, semakin hari semakin dekat, saat itu pula akan semakin tampak kebaikan-kebaikan yang terkuak, berarti orang yang demikian adalah orang baik.    Sebaliknya, apabila kita berteman kepada seseorang, semakin hari semakin lama semakin tampak keburukan-keburukan yang ia lakukan, berarti orang yang mempunyai tipe seperti ini adalah orang buruk.   
 
Di antara cara kita untuk menyeleksi teman itu termasuk baik atau tidak adalah dengan cara melihat siapa saja teman yang ia kumpuli. Jika kita lihat teman-teman orang tersebut baik, setidaknya kita bisa menilai secara umum bahwa orang itu adalah orang baik. Sebaliknya, jika perkumpulannya adalah orang-orang buruk, suka minuman keras, narkoba dan lain sebagainya, secara umum ia masuk kategori mereka. Adapun orang-orang khusus yang dalam rangka dakwah atau misi-misi tertentu, itu adalah pengecualian.    Dalam sebuah syair dikatakan: 

   عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ  #  فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارَنِ يَهْتَدِيْ   

Artinya: “Jangan menanyakan tentang profil seseorang secara langsung. Tanyakan saja bagaimana profil kawan-kawannya. Sebab setiap teman akan selalu mengekor kepada sikap orang yang ditemani.”

Ada sebuah ilmu yang membahas tentang hipnotis. 
Hipnotis yang kita kenal bisa memasuki alam bawah sadar tersebut bentuknya beraneka ragam. Ada yang melalui tangan, gerakan, maupun perkataan.    Ada iklan satu produk yang diiklan di televisi dengan diulang-ulang bisa jadi sampai 100 kali sehari. Tujuannya apa? Kalau hanya mengenalkan satu produk, cukup sekali atau lima kali tayang sudah cukup. Namun bukan begitu tujuannya. Ia mempunyai tujuan menghipnotis. Memasukkan satu produk ke dalam alam bawah sadar kita dengan cara disampaikan melalui audio visual secara masif, berulang-ulang. Dengan begitu, jika sudah tertanam, penonton akan membeli produk sesuai perintah alam bawah sadarnya.    Begitu pula orang berteman. 

Orang yang berteman atau mempunyai lingkungan baik, karena kebaikan selalu diulang secara terus menerus di depan mata baik siang maupun malam, secara otomatis alam bawah sadar seseorang akan memerintahkan kebaikan. Begitu pula orang yang kumpulnya dengan preman yang suka berkelahi, biasa bergumul dengan tetangga yang suka ngerumpi, senang menonton sinetron yang isinya pacaran, berkelahi, KDRT, dan lain sebagainya, jika hal ini berkesinambungan secara terus menerus, akan merusak kepribadian seseorang.    
Oleh karena itu, Nabi Ibrahim sampai meninggalkan istrinya Hajar dan Ismail di samping Ka’bah persis. Nabi Ibrahim meninggalkan mereka untuk menuju Palestina karena wahyu dari Allah. Nabi Ibrahim tega meninggalkan mereka di lembah nan tandus, tidak ada sumber mata air dan tumbuh-tumbuhan. Tekad Ibrahim sangat kuat. Hanya ada satu alasan meninggalkan mereka di situ, yaitu di lembah yang berada di sisi Baitul Haram, di samping Ka’bah yang mulia. Sehingga harapan Ibrahim adalah karena dekat Ka’bah, nantinya mereka rajin melakukan ibadah kepada Allah berupa shalat.    Dalam Al-Quran disebutkan doa Ibrahim: 

   رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ
 ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ    

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami menempatkan keturunan kami di sebuah lembah yang tandus, tidak ada tanaman di samping Baitul Haram. Tuhan kami supaya mereka menunaikan shalat. Jadikan hati-hati manusia ingin mendatangi mereka. Berilah mereke rezeki supaya mereka bersyukur. (QS Ibrahim: 37)   

Dengan demikian, sudah semestinya kita membangun komunitas-komunitas, pertemanan-pertemanan kita dengan komunitas dan pertemanan yang isinya orang-orang baik. Supaya kita bisa ikut-ikutan berubah menjadi semakin lebih baik-lebih baik. 

Semoga kita senantiasa diberi pertolongan oleh Allah untuk selalu berbuat baik secara istiqamah, nantinya kita diberi anugrah oleh Allah pada saatnya kita kembali kelak kita meninggal, kita dan keluarga kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Amin Allahumma amin. 

  بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم، وجعلني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْم. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) ـ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ

doaku

__Kabulkan Doa kami Ya Alloh
Aamiin yaa Rabbal'alamiin__

Bismillahirrahmanirrahiim

Ya Allah, kami mohon padaMU
Jadikanlah pagi ini awal
terbukanya pintu rizki
pintu taubat,
pintu kebahagiaan dunia akherat

Mudahkanlah segala urusan kami
Hindarkanlah dari segala macam musibah
Indahkanlah dan pereratlah silaturahim kami sampai nanti
Limpahkanlah kepada kami rahmat, taufik, hidayah, barakah, & petunjuk menuju jalan yg Kau ridhai,

Malam kita semakin singkat.. apa yang harus kita lakukan??

Doa Di sepertiga Malam Terakhir

Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). 

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)

Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah).

Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap  yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)

Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,

قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً

“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3). Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. 

Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari,  19/119)

Catatan:

Waktu malam dihitung dari tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga terbit fajar Shubuh. 

Jika waktu Maghrib kira-kira pukul 18.00 dan waktu Shubuh pukul 04.00, berarti waktu malam ada sekitar 10 jam. 

Pertengahan malam berarti jam 11 malam. Sedangkan sepertiga malam terakhir dimulai kira-kira jam 1 dinihari.

Moga Allah mudahkan waktu kita di malam hari diisi dengan shalat tahajjud ikhlas karena-Nya dan semoga Allah memperkenankan setiap doa-doa kita.

Wallahu waliyyut taufiq.

Penyebab Anak Nakal Dalam Islam dan Dalilnya

13 Penyebab Anak Nakal Dalam Islam dan Dalilnya

Assalamuàlaikum.warohmtullohi wabarokatuh.

Semua orang tua pastinya ingin anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Namun tidak semua orang tua mampu mendidik dan menjadikannya sebagai anak yang sholeh dan sholehah. 

Ada berbagai hal yang menyebabkan anak menjadi nakal dalam Islam. Berikut adalah beberapa penyebab anak nakal dalam Islam:

1. Terlalu dimanjakan
Mendidik anak memang tidak boleh menggunakan kekerasan, tapi harus dengan penuh kasih sayang. Namun, tidak juga diperkenankan untuk mendidik anak dengan terlalu dimanjakan. Sifat manja yang nantinya akan tumbuh justru akan membuat anak menjadi keras kepala dan egois.

Sering kali orang tua juga tidak sadar bahwa kebiasaan yang mereka ajarkan justru membuat anak menjadi manja, misalnya membiasakan untuk memberikan sesuatu ketika anak menangis. Dengan mengajarkan kemandirian, Anda juga mengaplikasikan cara meningkatkan akhlak pada anak.

2. Kurang kasih sayang
Anak yang kurang kasih sayang akan melakukan beberapa kenakalan yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian. Berikan anak perhatian yang ia perlukan agar ia tidak melakukan kenakalan. Misalnya dengan menceritakan kisah teladan Nabi Muhammad atau keutamaan Abu Bakar Assiddiq sebelum tidur.

Kegiatan yang mendekatkan diri Anda sebagai orang tua dan anak akan membuat anak merasa diperhatikan dan disayangi.

3. Kurang mengenal agama
Hal pertama yang dilakukan orang tua pada anaknya begitu lahir adalah mengadzaninya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sebagai orang tua harus segera mengenalkan Allah dan Islam kepada anak sejak dini. Anak yang kurang mengenal agama tidak akan mengerti bahwa kenakalan yang ia buat adalah salah sehingga ia akan terus berbuat nakal.

Ajarkan ia untuk mengenal Islam lebih dalam dengan hal-hal sederhana, seperti cara makan Rasulullah, larangan memelihara anjing dalam Islam, dan pahala memelihara kucing. Sebagaimana sabda rasul:  “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (sebelum makan), dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah (makanan) yang ada di hadapanmu.“ (H.R. Bukhari)

4. Mendidik terlalu keras
Anak yang dididik terlalu keras akan menjadi keras pula. Ia akan melampiaskan kekesalan yang dipendamnya pada orang lain. Untuk itu, didiklah anak dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.  Sebagaimana sabda Rasul: “Barangsiapa yang terhalang dari (sifat) lemah lembut, maka (sungguh) dia akan terhalang dari (mendapat) kebaikan.” (H.R. Muslim, no. 2529)

5. Terlalu sering memarahi anak
Jika anak berbuat salah, itu merupakan hal yang wajar. Untuk itulah kita diwajibkan membimbing anak-anak agar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Memarahi anak sebaiknya dengan cara yang halus sehingga ia mengerti maksud dari kemarahan kita.

Jangan menunjukkan kemarahan yang berapi-api karena akan merusak mentalnya. Sebagaimana sabda Rasul: “Bukanlah orang yang kuat itu (diukur) dengan (kekuatan) bergulat (berkelahi),  tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.“ (H.R. Bukhari)

6. Memukul
Salah satu hal yang sering dilakukan orang tua ketika marah tanpa mereka sadari adalah memukul. Memukul tidak akan membuat anak mengerti apa kesalahan mereka.

Efek yang timbul justru ketakutan dan rasa marah yang terpendam sehingga berubah menjadi kenakalan. Bahkan Rasul melarang untuk memukul bagian wajah. “Jika salah seorang dari kalian memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.” (H.R. Abu Daud)

Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut karena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau yang berkata,

‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada kamu terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini.‘” (H.R. Muslim)

Rasul hanya membolehkan memukul anak ketika ia telah berusia 10 tahun, itupun tetap tidak boleh memukul wajah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahkanlah kepada anak-anakmu untuk (melaksanakan) shalat (lima waktu) sewaktu mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena (meninggalkan) shalat (lima waktu) jika mereka (telah) berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.“ (H.R. Abu Daud)

7. Tontonan yang salah
Kekuatan media saat ini sangat mempengaruhi perkembangan mental, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Sebaiknya Anda selalu mengawasai dan mengontrol apa yang ditonton anak Anda di televisi.

Tontonan yang salah akan membuat anak mencontoh yang salah. Misalnya tontonan sinetron yang menunjukkan pacaran. Tontonan seperti ini akan menstimulasi otak anak untuk mencontoh pacaran, padahal pacaran dalam Islam dilarang.

8. Teman yang salah
Bukan hanya penyebab internal saja yang menjadi pemicu kenakalan anak. Banyak orang tua yang saat ini tidak peduli dengan pergaulan anaknya.

Pergaulan dalam Islam seharusnya menawarkan pergaulan yang ikut menuntut peran orang tua dalam mengawasi, tapi pada kenyataannya banyak orang tua melepaskan anaknya bermain layaknya anak ayam yang tidak diawasi sama sekali. Padahal bisa saja anak-anak Anda terpengaruh dengan anak lain yang sudah terlanjur nakal.

9. Depresi
Anak yang terlalu tertekan entah karena masalah keluarga atau masalah di sekolah, bisa menjadi anak yang nakal.

Tekanan yang mereka rasakan akan memicu mereka untuk mencari kenyamanan lain, dan salah satunya dengan cara menjadi nakal. Berikan suasana yang nyaman untuk anak Anda di rumah agar mereka terhindar dari depresi. Depresi bukan hanya membuat anak menjadi nakal, tapi juga akan merusak kesehatan fisiknya.

10. Budaya yang salah
Kemajuan teknologi menyebabkan hilangnya batas antar negara dan budaya sehingga semua budaya dengan mudah diserap oleh semua orang di belahan dunia mana pun. Itulah yang saat ini terjadi sehingga anak-anak juga dengan mudah menyerap kebudayaan luar.

Salah satu kebudayan luar yang tidak baik adalah budaya Valentine. Berikan alasan Valentine dilarang dalam Islam. Jelaskan pula hukum berdoa di media sosial jika anak Anda menggunakan media sosial dalam bergaul.

11. Obat-obatan
Banyaknya produk kimia yang tersebar dimana-mana dengan nilai jual berupa manfaat mencerdaskan anak membuat para orang tua beramai-ramai memberikan anak mereka berbagai  suplemen. Sayangnya hal ini justru berdampak buruk pada anak. Beberapa anak mengalami perubahan hormon yang dapat memicu perubahan perilaku pula.

12. Komunikasi buruk
Salah satu penyebab kenakalan anak adalah kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. Sebisa mungkin berikan perhatian dan kasih sayang Anda dengan menyediakan sedikit waktu berkualitas untuk buah hati Anda.

Anak yang sangat jarang berkomunikasi dengan orang tuanya akan merasa tidak dipedulikan sehingga mencari perhatian dengan membuat kenakalan.

13. Faktor ekonomi
Ekonomi keluarga yang kurang baik memungkinkan anak menjadi nakal bahkan melakukan tindakan kriminal.  Untuk itulah, orang tua perlu memberikan penjelasan dan bersikap terbuka kepada anak agar mereka mengerti keadaany yang sebenarnya. Tanamkan ilmu tauhid yang kuat pada anak agar ia lebih menerima keadaan.

Demikian beberapa penyebab anak nakal dalam islam patut diketahui oleh orang tua dan lingkungan sekitar.

Nasrunminalloh wafathun qorib wabashshiril mukminin

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...