PEMUDA PENGEMBAN HARAPAN
(Menggembirakan Dakwah, Meneguhkan Solidaritas dan
Mencerahkan Semesta)
(Oleh Holidin, S.Pd.)[i]
PEMBUKA
Mengawali tulisan ini penulis akan
menukil ungkapan harapan dan cita cita para pendahulu yang pernah muda dan
memiliki semangat muda bahkan meninggalkan jasa luar biasa.
K.H. Ahmad
Dahlan berpesan kepada generasi penerus muhammadiyah. “Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada
masa mendatang. Karena itu warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus
menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan
teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah
kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (profesional) lalu
kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu".
Pemuda memiliki peran penting dalam memajukan
diri, pergaulan, dakwah, kebangsaan dan generasi ke depan. Peran penting tersebut
merupakan amanah dan tantangan bagi pemuda sebagai pengembannya.
Sebagai
amanah
peran penting Pemuda mau atau tidak, sulit atau mudah, lapangan ataupun sempit,
menguntungkan atau merugikan bahkan perlu pengorbanan atau pun tidak memerlukan
tentu harus menjadi perhatian karena amanah akan dimintai pertanggungjawaban.
Sebagai
tantangan peran
penting Pemuda tentu harus dimaknai sebagai peluang yang akan membawa pada
kemajuan dan perbaikan. Sehingga harus disikapi dengan kesiapan individual maupun
secara kelompok. Artinya secara personal harus memiliki kapasitas dan
kapabilitas dalam perannya. Secara kelompok harus mampu dan bisa beradaptasi
dan berkolaborasi dengan baik.
Sebagai batasan penulis batasi tulisan
kedalam 3 (tiga) pembahasan antara lain Peran Generasi Muda dalam Menggembirakan
Dakwah, Peran Generasi Muda dalam Meneguhkan Solidaritas dan Peran Generasi
Muda dalam Mencerahkan Semesta.
1. PERAN DALAM MENGGEMBIRAKAN DAKWAH
Dakwah merupakan kewajiban setiap insan
tanpa melihat usia atau hal-hal lain dalam melaksanakannya. Dakwah adalah
tuntunan manusia teladan. Dakwah adalah peran yang harus dimainkan dalam
perjalanan kehidupan. Pemuda tanpa dakwah akan senantiasa resah dan gelisah, pemuda
tanpa dakwah tidak akan terarah, pemuda tanpa dakwah hatinya tidak akan basah,
pemuda tanpa dakwah semoga tidak menjadi sampah.
Peran pemuda harus memiliki integritas
moral (iman). Hal ini memiliki arti bahwa pemuda yang beriman seharusnya
memiliki keyakinan yang kuat dan orientasi yang jelas. Kedua karakter luhur (iman
dan orientasi) ini merupakan faktor penentu setelah takdir Allah yang bisa
mengantarkan pemuda menuju kesuksesan. Inilah dakwah kita.
2. PERAN DALAM MENEGUHKAN SOLIDARITAS
Mempraktikkan sikap solidaritas tidaklah
mudah. Ibarat jalan yang mendaki dan sukar. Ketika mentadaburi
ayat Allah Surat Ali Imran ayat 134, Bentuk solidaritas dapat diaplikasikan
pada berbagai tatanan. Ketika mampu solidaritas dengan kemampuan. Ketika benar,
solidaritas mememaafkan (menahan amarah dan memaafkan). Ketika mampu, menolong
pun adalah bentuk solidaritas, bahkan saling memberikan nasehat dan ta’awun
dalam kebaikan, kesabaran dan takwa adalah wujud solidaritas. .
demikian peran yang dapat dijalankan dalam menguhkan solidaritas, dalam wadah
kemandirian, sosial bahkan kebangsaaan.
3. PERAN DALAM MENCERAHKAN SEMESTA
“Pemuda
hari ini adalah pemimpin masa depan”, kata bijak yang dahulu diungkapkan hari
ini masih relevan dengan kehidupan. Bahkan Manusia Teladan mengatakan Jagalah
masa muda mu sebelum masa tua mu.
Diksi pencerahan diambil oleh generasi
muhammadiyah di abad ini, diksi tersebut
dapat dikatakan sebagai istilah dan konsep baru dalam Muhammadiyah di era
kontemporer, yang belum berkembang di era awal pergerakan.
Mencerahkan semesta secara simpel
dapat dikatakan menyinari semesta. Itulah pencerahan. Gerakan pencerahan sama
dengan dakwah itu sendiri, yaitu mengajak umat kepada jalan Allah yang
dilakukan dengan hikmah, edukasi, dan dialogis (tadabur An-Nahl :125).
Sehingga penulis sepakat dan
sependapat jika dikatakan dakwah mencerahkan semesta harus dibarengi dengan memiliki
kapasitas (mampu menjadi seorang pemimpin, menciptakan karya-karya demi
keunggulan bangsa dan negara, menjadi problem solver dirinya dan masyarakat), memiliki
kapabilitas (harus banyak belajar dan bersifat adaptif atas sebuah perubahan
zaman, berkarya dengan tetap bermoral dan maju tanpa meninju.
Istilah mengatakan “Permata akan tetap bersinar meskipun
terpendam dalam lumpur yang gelap pekat”. Untuk menjadi yang terbaik tak
perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan. Cukup lakukan kebaikan yang
lebih baik secara konsisten. Biarkan waktu yang akan membuktikan.
PENUTUP
Pendahulu bangsa dan negara, pendiri persyarikatan
dan orang tua yang melahirkan, tidak ingin memiliki generasi yang lemah dan
kita diajarkan untuk khawatir dengan hal tersebut. Pelaku zaman di setiap genarasi
tidaklah akan sama, namun ada benang merah panduan yang tetap dapat dilakukan,
diterapkan dan dijalankan. Pemuda dahulu adalah pemimpin masa kini. Pemuda Masa
kini adalah pemimpin masa depan.
Pemuda pengemban harapan dalam menggembirakan
dakwah, meneguhkan solidaritas dan mencerahkan semesta akan senantiasa lahir
dengan panduan iman, memiliki keyakinan yang kuat dan orientasi yang jelas. Inilah
yang akan menjadi atau faktor penentu setelah takdir Allah dalam mengantarkan
pemuda menuju kesuksesan.