Dua Golongan Makhluk :: Syarrul Bariyyah vs Khoirul Bariyyah

Dua Golongan Makhluk :: Syarrul Bariyyah vs Khoirul Bariyyah // seBURUK buruk vs seBAIK Baik Makhluk //

:: Tadabbur Q. S. Al Bayyinah Ayat 6-8::

Bissmillaah. Alhamdulillah. Allahumma Sholli Ala Muhammad SAW. Diciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna daripada makhluk yang lain nya. (At-Tin : 4) 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 

Dikategorikan pula manusia ke dalam golongan beriman dan tidak beriman (al-Bayyinah 6-8) 

Diberi julukan juga sebagai manusia golongan kiri dan golongan kanan (al -Balad 18-19)

90.Al-Balad : 17

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

90.Al-Balad : 18

أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

90.Al-Balad : 19

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

Bahkan dtempatkan mereka (manusia) sesuai dengan kriteria nya. lalu bagaimana kita? kriteria manakah kita? 

Berikut disajikan paparan tentang kategori sejahat jahat manusia (syarrul bariyyah) dan sebaik baik makhluk (khairul bariyyah), beserta balasannya masing masing. didasarkan dari Al Quran Surat Al Bayyinah ayat 6-8.

98.Al-Bayyinah : 6

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.

Dalam ayat ini, Allahm menjelaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dano rang musyrik telah mengotorij iwanya dengan syirik dan maksiat-maksiat serta mengingkari kebenaran nyata kenabian Muhammad saw. 

Mereka akan disiksa Allah dengan siksaan yang tidak memungkinkan mereka untuk melepaskan diri darinya untuk selama-lamanya, yaitu api neraka yang menyala-nyala. Siksaan itu sebagai balasan atas perbuatan mereka. Mereka itu tergolong makhluk yang paling buruk. 

98.Al-Bayyinah : 7

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Dalam ayat ini, Allah menerangkan ganjaran bagi orang-orang yang beriman. Jiwa mereka telah disinari oleh cahaya petunjuk dan membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi saw. Mereka juga mengamalkannya dengan mengorbankan jiwa, harta, danapa saja yang dimilikinya pada jalan Allah, serta bertingkah laku baik dengan seluruh hamba Allah. Mereka itu tergolong makhluk yang paling baik.

98.Al-Bayyinah : 8

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Kemudian dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa yang akan mereka terima dari Tuhan mereka adalah surga 'Adn yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kesenangan dan kelezatan, lebih lengkap dan sempurna dari kesenangan dan kelezatan dunia, dan di bawahnya mengalir sungai- sungai. 

Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka berhak menerima balasan tersebut karena mereka berada dalam keridaan Allah dan tetap dalam ketentuan-ketentuan-Nya. Mereka mendapat pujian dan mencapai apa yang mereka inginkan dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka diridai Allah dan mereka pun rida kepadanya. 

Pada intinya dapat diperoleh kesimpulan bahwa ganjaran-ganjaran yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan takwa kepada Allah.

Wallahu'alam (/oh) 


Doa Memohon Akhir Kebaikan

Beberapa Doa Meraih Husnul Khatimah

salah satu sifat insan beriman yaitu senantiasa berharap kebaikan di permulaan, pertengahan dan akhir setiap perjalanan. 

Bahkan disyariatkan untuk senantiasa berdoa untuk berada dalam kebaikan di akhir perjalanan kehidupan. 

Kita mengenal istilah husnul khotimah. itulah harapan semua kita.  berharap baik diakhir hidup. Salah satu ikhtiarny adalah motivasi doa. 

berikut beberapa doa yang dapat diamalkan, dengan tetap berharap keridhaan Allah swt. Mari simak bersama dan amalkan. 

Awali setiap doa dengan berlindung kepada Allah (ta'awudz), iringi dengan basmalah, hamdalah dan bersholawat kepada Nabi SAW. dan mohonkan dengan lirih dan penuh harap. 

Doa Pertama

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ

"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada penghujungnya dan sebaik-baik amalku (juga) pada penghujungnya dan sebaik-baik hari-hariku adalah dari pertemuan dengan-Mu."d

Doa selanjutnya diambil dari surat Ali Imran ayat 193 yang berbunyi,

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti."

Selanjutnya, doa meraih husnul khatimah terdapat dalam surat Al A'raf ayat 126,

رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ  ١٢٦ ...

"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)"

doa terakhir

اللَّهمَّ أحسِنْ عاقبتَنا في الأمورِ كلِّها ، وأجِرْنا من خِزيِ الدُّنيا وعذابِ الآخرةِ

"Ya Allah, baguskanlah akhir dari segala urusan kami dan hindarkanlah kami dari kehinaan godaan dunia dan siksa di akhirat nanti."

wallahu'alam (/oh) 

Panen "BUAH KEJUJURAN"


Pagi ini coba main ke belakang rumah. Niat memeriksa dan memberi makan hewan kesayangan. Ikan, ayam dan beberapa ekor angsa selesai diberikan haknya.

Melanjutkan pandangan ke angkasa luas ternyata tidak dapat tembus karena terhalang karunia Allah berupa pepohonan nan rindang. Jati, durian, mangga, nangka, pete, pisang bahkan mata ku tertuju pada pohon kejujuran. 

Berbatang kokoh, berdaun lebat, berdahan kuat, berbuah hijau, coklat dan hitam. itulah si pohon kejujuran. Manggis. 

Menatap manggis, peroleh ibroh, terutama buahnya identik dengan kejujuran dan keikhlasan serta ketidaksombongan. Jujur, karena pisik senada dengan isinya. Ikhlas, karena biarpun kulitnya hijau, cokelat atau hitam tapi isinya tetap putih. Ketidaksombongan, karena putih buahnya tetap di dalam (tidak pernah keluar) meski dibalut dengan kulit hijau, cokelat ataupun hitam. 

sambil memanen buah kejujuran mari bertafakur dan mengambil pelajaran dari nya. 

Ibroh dari si Pohon Kejujuran
Ijinkan penulis berbagi satu poin dari si buah kejujuran. Kejujuran adalah Bagian Akhlakul Karimah. 

Kejujuran merupakan bagian dari akhlakul karimah. Islam pun telah menggariskan kewajiban bersikap jujur bagi seluruh umatnya. “Kejujuran harus dilaksanakan oleh semua insan,”.

Seluruh manusia pun tidak terlepas dari kewajiban bersikap jujur tersebut. Jujur dalam perbuatan dan perkataan merupakan bagian penting dari akhlakul karimah yang harus ditunjukkan oleh manusia. 

“Kejujuran dapat dilakukan kepada siapa saja, karena Allah SWT selalu mengetahui apa yang kita perbuat,”.

Renungan di halaman belakang beribroh dari si buah kejujuran

Wallahu'alam (/oh) 

Lima keutamaan menghadiri majelis ilmu

Lima Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu.

Menuntut ilmu dalam ajaran Islam merupakan kewajiban. Tanpa batasan usia atau pun golongan bahkan waktu kita kenal pembelajaran sepanjang hayat. 

Sejak kapan?? Islam mengajarkan menuntut ilmu dari buaian hingga memasuki liang lahad/ kubur. Bahkan nenuntut ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah / fisabilillah. 

Lalu bagaimana Islam mengistimewakan para penuntut ilmu?. berikut lima keutamaan menghadiri majelis Ilmu. 

Pertama :: akan dimudahkan menuju Surganya Allah::

Jika keluar rumah terus menuju masjid atau ke tempat yang mengadakan majelis ta’lim untuk menutut ilmu syar’i, maka ia sedang menepuh jalan menuntu ilmu sesuai dengan Sabda Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan menuntu ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya menuju surga” (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Kedua :: Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat::

Dalam majelis ta’lim atau majelis biasanya selain mendengarkan paparan dari ustadz, kita juga membaca Al-Quran. Orang yang membaca Al-Quran di masjid disebut Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari para Malaikat, Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya. (HR. Muslim).

Makna dari وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“,

مَعْنَاهُ الْمَعُونَةُ وَتَيْسِيرُ الْمُؤْنَةِ بِالسَّعْيِ فِي طَلَبِهِ

“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” 

Ketiga :: Dicatat sebagai Amalan Jihad Fi Sabilillah :: 

Jihad bukan hanya dengan berperang, tapi dengan menuntut ilmu juga termasuk jihad sebaimana dicantumkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له

“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan Barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya" (HR. Ibnu Hibban).

Keempat :: Dicatat sebagai orang yang sholat hingga ke rumah:: 

Jika seseorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis imu dan selama ia berada di majelis ilmu dan di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah. Sesuai sabda Rasulullah:

إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ

Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi ke masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini ( kemudian beliau mencontohkan tasybik Tasybik / menjalin jari-jemari dengan jari-jarinya),” (HR. Al-Hakim, Ibnu Kuzaimah).

Kelima :: Dicatat amalanya di ‘illiyyin ::

Jika kita pergi ke masjid berniat berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktunya shalat selanjutnya, maka ia akan diterus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ

Seseorang yang telah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap disana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) diantara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin.” ( HR. Abu Daud).

والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ

Catatan di ‘illiyyin adalah catatan amalan yang tidak akan rusak dan tidak dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak dikurangi sedikit apapun. 

Demikian beberapa keutamaan kita menghadiri majelis ilmu, semoga dapat kita amalkan dan mendapatkan keberkahan dan Rahmat dari Allah Subhanallahu Wata ‘alla, Amiin. 

Wallahu'alam (/oh) 


Notula Rapat/Sidang


Capaian Pembelajaran::
 Peserta didik dapat mengetahui pengertian dari notula
 Peserta didik dapat mengetahui bentuk catatan pertemuan
 Peserta didik dapat mengetahui fungsi catatan pertemuan
 Peserta didik dapat mengetahui tentang teknik menyusun notula

MATERI
NOTULA 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dijelaskan bahwa notula adalah catatan singkat mengenai jalannya persidagan (rapat) serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. 

NOTULIS 

Orang yang melakukan pekerjaan notula disebut juga sebagai notulis. Apakah notulis dengan sekretaris sama? Dalam situasi tertentu sekretaris dapat pula menjadi seorang notulis, namun seorang notulis tidaklah otomatis menjadi seorang sekretaris.

NOTULEN

Notulen merupakan sumber informasi atau sebagai dokumen otentik, karena notulen harus ditulis dengan teliti, tepat dan jelas. Penyusunan notulen memerlukan kemampuan menulis secara jalas dan singkat. 

Penulisan notulen harus didahului dengan judul yang menyatakan dengan jelas badan yang mengadakan rapat, serta dimana rapat tersebut diselenggarakan. Setelah itu menyusun daftar nama peserta rapat beserta jabatannya dan yang terakhir adalah peserta rapat yang berhalangan hadir juga harus ditulis. 

Kemudian notuis mencatat apa yang terjadi dalam rapat. Yang pertama dicatat ialah pengesahan notulen rapat sebelumnya bila rapat yang diadakan waktu itu adalah lanjutan dari rapat terdahulu. Selanjutnya yang perlu dicatat adalah pembahasan-pembahasan serta keputusa-keputusan yang dambil mengenai hal-hal yang tercantum didalam agenda rapat. Dan yang terakhir adalah mencatat pukul berapa rapat tersebut ditutup. 


Contoh singkat NOTULA 

SMK OLEH HOLIDIN

Hari & tanggal: Selasa, 22 November 2023

Waktu: 12.00-13.00 WIB

Tempat: Ruang OSIS SMK OLEH HOLIDIN

Agenda Rapat: Rencana Penyelenggaraan Pentas Budaya

Pemimpin Rapat: Adli Fahmi (Ketua OSIS)

Penulis Notulen: Afina Faiza Shofie

Jumlah peserta yang hadir: 20 orang

Tidak hadir: -

Rangkaian Acara:

  • Pembukaan
  • Pembahasan
  • Penutup

Pokok Pembahasan:

  • Tujuan dari penyelenggaraan pentas budaya
  • Tanggal pelaksanaan pentas budaya
  • Peserta pentas
  • Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pentas
  • Pembuka acara
  • Pembentukan panitia penyelenggara pentas

Hasil Pembahasan:

  • Pentas budaya bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia
  • Pelaksanaan pentas budaya akan dilakukan pada tanggal 28 November 2023
  • Peserta pentas budaya adalah siswa-siswi SMK Oholidin
  • Biaya pelaksanaan kegiatan akan diperoleh dari anggaran OSIS dan sponsor
  • Pembuka acara pentas budaya akan dilakukan oleh Kepala SMK Oholidin
  • Panitia penyelenggara pentas budaya akan dipimpin oleh Adli Fahmi A

Bogor, 21 November 2023

Ketua // Notulis

Adli Fahmi // Afina Faiza Shofie


_____

Penugasan

1. Rancanglah Skenario Pertemuan /Rapat dengan protokolnya

2. Susunlah agenda rapat, buatkan undangannya dan laksnakan rapat sesuai prosedur 

3. dan laporkan hasilnya menggunakan notula. 

Ketika Kita Butuh Maka Allah Maha Mengabulkan

Ketika Kita Butuh Maka Allah Maha Mengabulkan termasuk Ampunan (Tadabbur Q.S Al 'Araf : 23) 

Lafal Ayat  : 
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Arti Ayat
Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.

Penjelasan Singkat
Setelah Adam dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah, dia segera bertobat, menyesali perbuatannya. Allah mengajarkan kepada keduanya doa untuk memoho ampun. 
Kemudian dengan segala kerendahan hati dan penuh khusyuk, mereka pun berdoa.

 قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (al-A'rāf/7: 23) 

Berkat ucap doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai keikhlasan, maka Allah memperkenankan doanya, mengamptdosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya. Firman Allah: 

2.Al-Baqarah : 37

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (al-Baqarah/2: 37)

Hikmahnya, seberat apa pun kekeliruan seorang hamba karena kedzoliman dan kebodohannya, Allah akan ampuni dan bebaskan ketika hamba itu merasa butuh dengan Allah dan sadar akan dirinya. 

Kesungguhan taubat dan keyakinan pengampunan Allah menjadikan Nabi dan dan Siti Hawa memperoleh rahmat / kasih sayang Allah. Bukan tanpa perjuangan. Namun penantian dan kesungguhannya itu pun Rahmat Allah  datang. 

Wallahu'alam(/oh) 







Manusia yang hidup jiwanya dan manusia yang mati jiwanya.

Tadabbur Q.S Al An'am ayat 36 :: 

Deskripsi : 
Surat ini bernama Al-an'am (binatang ternak), meripakan surat ke-6, termasuk juz ke-7, terdiri 165 ayat dan termasuk golongan surat makiyah. 

Bunyi Ayat ke 36 : 

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ ۘ وَالْمَوْتَىٰ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

Arti ayat : 
Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan.

Penjelasan singkat : 

Ayat ini menerangkan bahwa yang akan memperkenankan seruan Allah adalah hanya bagi orang yang mendengar. 

Kemudian, dalam menghadapi seruan Nabi dan risalah yang disampaikannya, manusia terbagi dua, yaitu manusia yang hidup jiwanya dan manusia yang mati jiwanya. 

Pertama, Manusia yang hidup jiwanya ialah manusia yang menggunakan akal, pikiran, perasaan dan kehendak serta pilihan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. 

Dengan anugerah itu, mereka dapat melihat, memperhatikan dan menilai segala sesuatu yang dikemukakan kepada mereka. Yang baik mereka ambil, sedang yang buruk mereka buang. Karena itu hati dan pikiran mereka terbuka untuk menerima petunjuk Allah, Mereka ibarat tanah yang subur. Sedikit saja disirami air, tanah itu akan menjadi subur, dapat menumbuhkan tanaman-tanaman dengan mudah dan cepat. 

Kedua. Sedangkan manusia yang mati jiwanya ialah manusia yang tidak mau menggunakan akal, pikiran, perasaan, pilihan dan mata hati yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Hati mereka telah tertutup oleh rasa dengki. 

Manusia yang tidak mau menggunakan akal, pikiran, perasaan, pilihan dan mata hati yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Hati mereka telah tertutup oleh rasa dengki. Karena itu segala keterangan yang dikemukakan Nabi tidak akan mereka dengar dan perhatikan. 

Seandainya mereka dapat melihat dan memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang dikemukakan Rasul dan pikiran mereka menerimanya, namun semuanya itu ditolak dan tidak diterima karena rasa dengki tersebut. 

Mereka diibaratkan seperti tanah yang tandus, berapa pun air yang dialirkan padanya, tanah itu tidak akan menumbuhkan tumbuhan yang ditanam. 

Kelompok manusia yang kedua ini adalah orang-orang kafir yang kekafirannya telah mendalam, sehingga tidak ada harapan bahwa mereka akan beriman dan mematuhi seruan Nabi. 

Maka Allah menganjurkan agar Muhammad saw tidak bersedih hati atas sikap mereka, dan menyerahkan keadaan mereka kepada Allah. Allah akan membangkitkan mereka dari kuburnya di hari Kiamat dan akan mengazab mereka sebagai balasan dari kekafiran mereka. Wallahu'alam (/oh). 

Sumber : 
- Al Quran surat Al-An'am ayat 36
- tafsir alquranul karim, kemenag
- myquran

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...