Materi Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab

Materi Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan, baik nikmat yang terlihat maupun nikmat yang tidak terlihat. Semua itu adalah nikmat yang harus senantiasa kita syukuri bersama, sehingga kita termasuk hamba-hamba Allah ta’ala yang pandai bersyukur kepada-Nya.

Kedua, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, nabi agung, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa ajaran Islam dari zaman yang penuh kezaliman menuju zaman yang penuh dengan keadilan dan keberkahan Islam.

Ketiga, di sini khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian, untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-benar takwa. Karena sebaik-baik bekal kita menuju Allah subhanahu wa ta’ala adalah dengan ketakwaan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Bulan Hijriah merupakan bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Demikian itu, karena banyak sekali syariat-syariat Islam yang disandarkan pelaksanaannya pada bulan Hijriah, bukan bulan Masehi. Misalnya pelaksanaan ibadah puasa, haji, penetapan hari raya umat Islam, dan lain sebagainya.

Terkait hal ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 189,

يَسْأَلونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah,‘Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.’”

Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan hilal (bulan sabit) sebagai tanda mulai masuk dan tanda berakhirnya bulan Hijriah. Dengan munculnya hilal maka ia menjadi tanda dimulainya bulan baru dan berakhirnya bulan yang lalu. Selain itu, Allah pada ayat ini juga menyebutkan ibadah haji karena ia terkait erat dengan penanggalan Hijriah.

Selaras dengan ayat tersebut, Rasulullah juga bersabda dalam riwayat Muslim, no. 1081,

إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُوْمُوْا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوْا ثَلَاثِيْنَ يَوْمًا

“Apabila kalian melihat hilal (awal Ramadhan) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya (pada akhir bulan) maka berbukalah (Idul Fithri). Apabila pandangan kalian tertutupi mendung, genapkanlah bulan menjadi tiga puluh hari.”

Pada hadits ini, terlihat jelas bahwa ibadah puasa dan hari raya pun sangat terkait erat dengan penanggalan Hijriah. Untuk itulah, kalender Hijriah merupakan penanggalan penting dalam Islam.

Keutamaan Bulan Rajab

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Di antara bulan-bulan Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri, dan saat ini kita berada di dalamnya, adalah bulan Rajab. Bulan Rajab memiliki beberapa keutamaan yang perlu untuk kita ketahui bersama.

Pertama: Salah Satu dari Empat Bulan Haram
Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits riwayat Al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679,

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu bulan lagi adalah Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadal akhir dan Syakban.”

Empat bulan haram ini disebut sebagai bulan haram karena dahulu Allah Ta’ala mengharamkan peperangan pada bulan-bulan tersebut. Hal ini menunjukkan akan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya, sehingga mereka dapat melakukan perjalanan dan menunaikan ibadah haji serta umrah.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Terkait keutamaan bulan-bulan Haram ini, para ulama semisal Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Quran Al-Azhim, jilid I hlm. 545, menyebutkan bahwa Allah melarang berbuat zalim pada bulan-bulan Haram. Dalam hal ini, berbuat zalim dilarang Allah di setiap saat, tapi pada bulan-bulan Haram larangan ini lebih ditekankan. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 36,

مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

“… di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu. …”

Jamaah sekalian, tidak menzalimi diri kita sendiri itu juga mencakup meninggalkan perbuatan maksiat kepada Allah. Maka marilah kita memuliakan bulan Haram ini dengan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita untuk tidak berbuat maksiat, apa pun itu bentuknya.

Kedua: Pengingat Akan Pentingnya Berdoa
Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Keutamaan kedua, bulan Rajab mengingatkan kita akan pentingnya berdoa agar Allah sampaikan umur kita di bulan suci Ramadhan. Hal ini secara jelas disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad no. 2346 dan Al-Baihaqi no. 3534,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau berdoa,‘Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”

Hadits ini meskipun disepakati akan kedaifannya oleh para ulama, seperti Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar, hlm. 189; Imam adz-Dzahabi dalam Mizanul I’tidal vol. 2, hlm. 65; dan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lathaif al-Ma’arif hlm. 121. Namun demikian, berdoa meminta dipertemukan bulan Ramadhan hukumnya boleh dilakukan oleh setiap muslim.

Demikian itu karena orang-orang saleh terdahulu biasa berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kembali selama enam bulan agar Allah menerima amal-amal mereka selama bulan Ramadhan. (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 148)

Untuk itu marilah kita senantiasa berdoa dan mempersiapkan diri kita dalam menyambut bulan Ramdhan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan.

Peristiwa Bersejarah Pada Bulan Rajab
Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Selain memiliki keutamaan, bulan Rajab juga mengandung peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. Peristiwa tersebut di antaranya adalah

1. Terjadinya Isra Mikraj pada 27 Rajab
2. Terjadinya Perang Tabuk pada 10 Rajab
3. Wafatnya Raja Najasyi dalam kondisi muslim
4. Wafatnya Imam Syafi’i pada 30 Rajab
5. Wafatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada 25 Rajab
6. Keberhasilan Shalahuddin al-Ayyubi dalam membebaskan Baitul Maqdis pada 27 Rajab

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Demikianlah khutbah Jumat tentang keutamaan bulan Rajab dan peristiwa-peristiwa bersejarah di dalamnya yang dapat khatib sampaikan. 

Semoga di bulan Rajab yang penuh berkah ini, kita senantiasa meningkatkan kualitas amal kita di sisi Allah Ta’ala. Dan marilah kita senantiasa berdoa agar dipertemukan oleh Allah dengan bulan suci Ramadhan, aamiin ya Rabb.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

wallahu'alam (Amir Sahidin, M.Ag / dakwah.id) 

SKENARIO SIMULASI AKAD NIKAH

SKENARIO SIMULASI AKAD NIKAH

Pembelajaran PAI SMA Muhammadiyah Puraseda

Capaian Pembelajaran / KD : 
Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam

ATP / INDIKATOR : 
Mempraktikkan simulasi tata cara
pernikahan menurut Islam

Materi : 

Susunan Simulasi Akad Nikah
Buatlah kelompok perkelas dan susun personalia sbb. : 

1. Calon Pengantin Laki-laki : 
2. Calon Pengantin Perempuan :
3. Wali Nikah :
4. Penghulu : 
5. Saksi I : 
6. Saksi II : 

Berperan sebagai
1. Keluarga Mempelai Laki-laki :
2. Keluarga Mempelai Perempaun : 

Petugas : 
Pertama Khutbah Nikah (Penghulu= )

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم.

الحَمْدُ للهِ الَّذِي لاَ تُصَادِفُ سَهَامَ اْلأَوْهَامِ فيِ عَجَائِبِ صُـنْعِهِ مَجْرَى. وَلاَ تُرْجَعُ اْلعُقُوْلُ عَنْ أَوَائِلِ بَدَاِئعِهَا إِلاَّ وَالِهَةٌ حَيَّرَى. وَلاَ تـُزَالُ لَطَائِفُ نِعَمِهِ عَلَى اْلعَالَمِيْنَ تـَتـْْرَى. فَهِيَ تــَتَوَالَّى عَلَيْهِمْ اِخْتِيَاراً وَقَـهْراً. وَمِنْ بَدَاِئـعِ أَلْطَافِهِ أَنْ خَلَقَ مِنَ اْلمَاءِ بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصَهْراً. وَسَلَّطَ عَلَى اْلخَلْقِ شَهْوَةً اِضْطَرَّهُمْ بِهَا اْلحِرَاثـَةُ جَـبْراً. وَاسْتَبـْقَى بِهَا نَـسْلُهُمْ إِقْهَاراً وَقَسْراً. ثُمَّ عَظَّمَ أَمْرَ اْلأَنْسَابِ وَجَعَلَ لَهَا قَدَراً. فَحَرَّمَ بِسَبَبِهَا السِّفَاحَ وَ بَاَلغَ فيِ تَقْبِيْحِهِ رَدْعاً وَ زَجْراً. وَجَعَلَ اِقْتَحَامَهُ جَرِيْمَةً فَاحِشَةً وَأَمِرَ إِمْراً، وَنَدَبَ إِلَى النِّكَاحِ وَحَثَّ عَلَيْهِ اِسْتِحْبَاباً وَأَمْراً. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ بِالإِنْذَارِ وَالبُشْرَى. وَعَلَى آلهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً لَا يَسْتَطِيْعُ لَهَا الحِسَابُ عَدًّا وَلَا حَصْراً. وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. أَمَّا بَعْدُ:

Segala puji bagi Allah yang tidak membatasi pemikiran manusia memikirkan keajaiban proses penciptaan-Nya. Tiada memberikan kesulitan akal manusia memahami permulaan proses penciptaannya melainkan akal yang bingung dalam menerima kekuasaan Allah. 

Tiada menghilangkan kasih sayang dalam pemberian nikmat-Nya yang terus-menerus kepada seluruh alam, yaitu nikmat yang Allah limpahkan kepada mereka, baik mereka sengaja memperolehnya maupun tidak. 

Dan dari permulaan kasih sayang menciptakan mansuia dari air mani, lalu menjadikannya berhubungan keluarga, baik secara nasab maupun karena perkawinan. Dan memberikan syahwat kepada manusia sehingga dapat menyalurkannya secara alami. Karena itu, secara alami lahirlah anak cucu. 

Kemudian Allah menjadikan penting urusan nasab dan menjadikan baginya suatu ketentuan. Karena itu, lalu diharamkan hubungan perzinahan dan penyaluran syahwat yang menyimpang sebagai hal yang sungguh-sungguh terlarang. Dan menjadikan orang yang menyeret dirinya ke dalam perbuatan terlarang itu sebagai pelaku dosa lagi keji serta sungguh-sungguh sebagai pelaku dosa dan kemunkaran. 

Sedangkan Allah mengarahkan kepada pernikahan dan mendorong untuk melakukannya, baik secara anjuran maupun perintah. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad yang diutus untuk menyampaikan peringatan dan kabar gembira. Semoga juga dilimpahkannya kepada para keluarga dan sahabatnya, sebagai limpahan shalawat yang tak terhingga, dan salam yang melimpah ruah. Amma ba’du :

قال الله تعالى في كتابه الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إلاَّ وَأَنتُم مُسْلِمُونَ.) آل عمران: 102 ( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِى خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا الله الَّذِى تَسَاءلُونَ بِهِ والأَرْحَامَ، إنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً. )الأحزاب: 70-71( يَا أَيُّهَا الَّذِين آمَنُوا اتَّقُوا الله وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظِيماً. )النساء: 1(

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Saya katakan calon besan dan calon mempelai karena akad nikah atau ijab kabul belum dilaksanakan, dan insya Allah sebentar lagi baru akan dilaksanakan. Setelah akad nanti baru resmi dan sah calon besan menjadi besan dan calon mempelai menjadi mempelai.

Pernikahan bukan sekedar memenuhi hasrat dan mempertemukan rasa cinta lawan jenis. Bukan sekedar tindak lanjut bujuk rayu dan untaian kata yang manis-manis. Meskipun banyak di tengah jalan berubah menjadi bengis, isteri menangis, karena suami seperti iblis. Lupa juga kenangan malam kamis, waktu hujan gerimis dan sama-sama makan kue pukis.

Pernikahan adalah sunnah Rasul yang sakral dan suci. Siapa yang tidak mengikuti sunnah ini atau sengaja melajang, maka ia tidak termasuk umat Islam. Oleh sebab itu, khususnya kepada calon mempelai berdua, saya tekankan bahwa pernikahan bukan untuk dipermainkan, coba-coba, ataupun seperti membeli pakaian, dicuci dan disetrika dengan pewangi dan dipakai setiap hari, namun setelah bosan dan tidak memerlukan lagi karena sudah ada gantinya yang baru dibeli, yang lama dilempar, dicampakkan begitu saja karena tiada guna. Na’udzu billahi min … dzalik.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Kita semua yang hadir di sini akan menjadi saksi Anda berdua dalam melangsungkan apa yang oleh para ulama disebut dengan akad nikah atau ijab qabul, meskipun secara formal administratif yang akan tanda tangan di berkas berita acara dari KUA Ciputat hanya dua orang saksinya.

Kita yang hadir di sini yakin Anda berdua sudah siap, baik pisik maupun psikis untuk melangsungkan sunnah Rasul akad nikah ini, yang dalam al-Quran dikatakan sebagai mitsaqan ghalizhan (perjanjian agung atau kokoh). Dalam al-Qur’an hanya tiga kali istilah ini disebutkan :

Pertama : Ketika Allah membuat perjanjian dengan para Nabi, termasuk Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (QS. al-Ahzab, 33 : 7).

Kedua : Ketika Allah mengangkat bukit Tursina di atas kepala bani Israil untuk menerima perjanjian di hadapan Allah (an-Nisa, 4 :154). 

Ketiga: Ketika Allah menyatakan tentang perjanjian dalam pernikahan (an-Nisa, 4 : 21).

Akad nikah dikatakan sebagai mitsaqan ghalizhan (perjanjian agung atau kokoh) dapat kita pahami karena dengan ini :

Pertama, menghalalkan yang haram. Maksudnya hubungan yang sebelumnya haram dengan sesudah akad ini menjadi halal. 

Kedua, dengan akad ini akan melahirkan serangkaian hak dan kewajiban masing-masing dalam kehidupan berumah tangga. 

Ketiga, akan melahirkan generasi yang jelas status hukum nasabnya untuk meneruskan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Dalam menjalani kehidupan rumah tangga bisa diibaratkan seperti sedang menahkodai bahtera di lautan yang tak lepas dari terjangan ombak dan badai. Jika sang nahkodanya pandai menahkodainya kapal akan selamat dan sampai tempat tujuan. Sebaliknya jika lengah bahkan tidak menguasainya kapal akan karam di tengah lautan. Na’udzu billahi min … dzalik.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Yang penting sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Qur’an tadi kata kuncinya dalam berumah tangga : 

Pertama, qulu qaulan syadida. Jaga tutur kata karena masalah kecil bisa jadi besar karena tutur kata. Sebaliknya masalah berat terasa ringan karena tutur kata. 

Kedua, yuslih lakum a’malakum wa yaghfir lakum dzunubakum. Manusia ini bukan malaikat dan tidak akan bisa jadi malaikat. Kadang khilaf, lupa, dan salah. Namun jangan jadi iblis salah selamanya. Segera bertobat, mohon ampun kepada Allah swt dan saling memaafkan keduanya, lalu perbanyak amal saleh.

Demikian ini termasuk ciri rumah tangga yang bertakwa, menaati Allah dan Rasul-Nya yang dijanjikan akan meraih fauzan ‘azhima (kemenangan yang besar). Walhasil, semoga dengan telah melaksanakan mitsaqan ghalizhan sebentar lagi insya Allah akan memperoleh fauzan ‘azhima, amin ya rabbal ‘alamin.

Demikianlah sekelumit khutbah nikah yang dapat kami sampaikan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kedua mempelai yang akan menjalani lembaran baru sebagai pasangan dunia dan akhirat. Juga kepada kita semua. 

Mohon maaf apabila ada kesalahan, mengingat kami adalah manusia biasa yang penuh salah dan dosa, dan yang benar hanyalah di sisi Allah SWT. Semoga kedua mempelai diberikan umur yang barokah, pernikahan yang barokah, dan kemampuan untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah. Amin...

أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ اْلعَظِيْم ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


Kedua :: Sesi Percobaan Ijab Qabul
(antara wali dan caten laki-laki)

Ketiga ::  Ijab dan Qabul
(antara wali dan caten laki-laki)

Ijab : (Wali= )

عُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
 * بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِِِ الرَّحِيْمِi *
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ … ×3 مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِيْ وَالذُّنُوْبِ 
وَاَتُوْبُ ِالَيْهِ
اَشْهَدُ اَنْ لآاِلَهَ اِلاَّالله ُ * وَ اَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ *
بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ للهِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلى آلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِـعَهُ وَنَصَـَرهُ وَمَنْ وَّالَهُ – وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ اَمَّا بَعْدُ : أُوَصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَي الله فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْن -
يَا ……….. بِنْ ………… ! اَنْكَحْـتُكَ وَزَوَّجْـتُكَ ِابْنَتِيْ ………………………….. بِمَهْرِ ………….. نَـقْدًا.

Qobul : (Caten laki-laki=)

قَبِلْتُ نِكَاحَهَا وَتَزْوِيـْجَهَا بِالْمَهْرِالْمَذ ْكُوْرِ نَـقْدًا

Keempat :: Penandatanganan Bukti Nikah
Oleh kedua mempelai, wali nikah, dua orang saksi dan PPN yang menghadiri akad nikah.

Kelima Pembacaan Sighat Ta'lik Talak (Suami= )
(dibaca oleh suami dan setelah selesai dibaca kemudian di Tanda tangani oleh suami)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَأَوْفُواْ بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُولاً

“ Tepatilah janjimu, sesungguhnya janji itu kelak akan dituntut.”

Sesudah akad nikah, saya :
............................... bin ...........................................
berjanji dengan sesungguh hati, bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya pergauli istri saya yang bernama :
................................ binti ......................................
dengan baik (mu’asyarah bil ma’ruf) menurut ajaran syari’at agama Islam.

Selanjutnya saya mengucapkan sighat ta’lik atas istri saya itu sebagai berikut :
Sewaktu-waktu saya :

1. Meninggalkan istri saya tersebut dua tahun berturut-turut,
2. Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
3. Atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya itu,
4. Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya itu enam bulan lamanya.

Kemudian istri saya tidak ridho dan mengadukan halnya kepada pengadilan Agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh pengadilan tersebut, dan istri saya itu membayar uang sebesar Rp. 10,000,- (sepuluh ribu rupiah) sebagai ‘iwad (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu kepadanya.

Kepada pengadilan tersebut saya kuasakan untuk menerima uang ‘iwad (pengganti) itu dan kemudian menyerahkannya kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Cq. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah untuk keperluan ibadah sosial.

Bogor, Januari 2024
Suami,




(...............................)


Keenam Penyerahan maskawin/mahar dan dilanjutkan dengan Penyerahan Buku Nikah/Kutipan Akta Nikah


Ketujuh Doa Setelah Akad Nikah (Saksi=)
Setelah ijab kabul dilaksanakan antara wali atau wakil wali dengan mempelai laki-laki, acara dilanjutkan dengan membaca doa oleh saksi

الحمد لله رب العالمين. والصلاة والسلام علي اشرف الانبياء والمرسلين. وعلي اله وصحبه اجمعين. حمدا يوافي نعمه ويكافي مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك.

اللَهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحمَدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنَ جَمِيْعَ الأهَوْاَلِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِي لَنَا بها جَمِيعَ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيّئاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَي الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصَي الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيرَاتِ فِي الحَيَاةِ
وَبَعْدَ المَمَاتِ
انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قا ضي الحاجات، يا مجيب السا ئلين

اللهم الف بينهما كما الفت بين ادم وحواء والف بينهما كما الفت بين سيدنا محمد ص.م. وخديجة الكبري.

اللهم لاتدع لنا في مقامنا هذا ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة من حوائج الدنيا والاخرة لك فيها رضا ولنا فيها صلاح الا قضيتها ويسرتها فيسر امورنا واشرح صدورنا ونور قلوبنا واختم بالصالحات اعمالنا. اللهم توفنا مسلمين واحينا مسلمين والحقنا بالصالحين غير خزايا ولا مفتونين.

ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما. ربنا اغفر لنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين.


Kedelapan Tausiyah pernikahan (biasanya oleh Penghulu)

Ikhtiar dan Tawakkal

Bissmillaah Alhamdulillaah allahummma sholli ala rasulillah. Amma badu.

Dalam post kali ini diketengahkan materi  singkat padat tentang ikhtiar dan tawakal. 

Diawali dengan ungkapan "bahwa proses tidak akan menghianati hasil" demikian mengemuka. 

Namun sahabat... di dalam mendalami dan menyelami kehidupan ini, paling tidak ada empat kemungkinan yang dapat kita jumpai di dalam urusan berikhtiar, apapun bentuk ikhtiar yang kita dilakukan. 

Kemungkinan pertama, seringkali kita temui orang yang berusaha dan berhasil. 

Kemungkinan kedua, ada juga orang yang walaupun telah berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi kemudian tujuannya tidak tercapai. 

Yang ketiga, walau pun agak jarang tetapi ada juga orang yang sebenarnya tidak berusaha, atau usaha yang dilakukannya itu minimal, tetapi juga berhasil. 

Yang terakhir, lebih sering kita jumpai orang yang tidak berusaha, dan tidak berhasil. 

Jadi, Sahabat... ada orang yang berusaha, berhasil; ada yang berusaha tetapi tidak berhasil; tidak berusaha, berhasil dan terakhir, tidak berusaha, tidak berhasil. 

Sahabat... Keempat fakta ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa dengan pasti mememutuskan, memastikan bahwa keberhasilan yang kita akan peroleh berbanding sejajar dengan usaha yang kita lakukan. 

Kalau hal ini kita yakini, maka kita cenderung tidak akan mau menerima kegagalan yang kita terima. Yang harus kita yakini adalah kita hanya berkewajiban berusaha, berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian setelah kita berusaha dengan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada kehendak Ilahi.

Konsep yang harus kita tanamkan di dalam berusaha adalah la haula wa la quwwata illa billah, tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan milik Allah. 

Setelah berikhtiar, kita serahkan kepada Allah, bukan menyombongkan jerih-payah, upaya yang telah kita lakukan. 

Maka kalau konsep ini sudah tertanam di dalam jiwa kita, ketika berhasil kita tidak lantas bersorak, mengepalkan tinju tinggi-tinggi sambil berteriak, yes! Tidak lupa diri, tetapi justru segera mengingat Allah mengucap syukur memuji karunia-Nya. Sebaliknya, ketika gagal kita tidak 
lantas menekuk muka, putus asa menganggap kegagalan sebagai akhir segalanya.  Tetapi kita lantas segera muhasabah, introspeksi diri mencari penyebab kegagalan untuk perbaikan di masa datang, sambil mengingat bahwa semua cobaan datang dari Allah, dan di balik kesulitan terdapat hikmah, kebaikan.

Sahabat... Yakinlah, bahwa walau pun gagal, usaha yang telah kita lakukan akan dinilai sebagai suatu kebaikan di sisi Allah. 

Sebuah hadis menjelaskan kepada kita, dengan makna bahwa seandainya kita mempunyai pengetahuan yang sangat jelas bahwa esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tangan kita terdapat sebutir biji kacang, kita dilarang untuk membuangnya. Tetapi kita disuruh untuk menanamnya walau pun kita tahu betul bahwa esok akan kiamat.

Sahabat... Bukan hasil yang dilihat oleh Allah SWT, akan tetapi jerih payah kita menanam biji kacang itulah yang akan dicatat sebagai suatu kebaikan. 

Sahabat... Sekali lagi, mari kita tanamkan konsep la haula wa la quwwata illa billah di dalam setiap bentuk usaha kita agar ketika berhasil kita tidak lantas sombong, lupa daratan, dan tidak terpuruk ketika gagal.

Wallahu a’lam bishowab (/oh) 

Dua Golongan Makhluk :: Syarrul Bariyyah vs Khoirul Bariyyah

Dua Golongan Makhluk :: Syarrul Bariyyah vs Khoirul Bariyyah // seBURUK buruk vs seBAIK Baik Makhluk //

:: Tadabbur Q. S. Al Bayyinah Ayat 6-8::

Bissmillaah. Alhamdulillah. Allahumma Sholli Ala Muhammad SAW. Diciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna daripada makhluk yang lain nya. (At-Tin : 4) 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 

Dikategorikan pula manusia ke dalam golongan beriman dan tidak beriman (al-Bayyinah 6-8) 

Diberi julukan juga sebagai manusia golongan kiri dan golongan kanan (al -Balad 18-19)

90.Al-Balad : 17

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

90.Al-Balad : 18

أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

90.Al-Balad : 19

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

Bahkan dtempatkan mereka (manusia) sesuai dengan kriteria nya. lalu bagaimana kita? kriteria manakah kita? 

Berikut disajikan paparan tentang kategori sejahat jahat manusia (syarrul bariyyah) dan sebaik baik makhluk (khairul bariyyah), beserta balasannya masing masing. didasarkan dari Al Quran Surat Al Bayyinah ayat 6-8.

98.Al-Bayyinah : 6

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.

Dalam ayat ini, Allahm menjelaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dano rang musyrik telah mengotorij iwanya dengan syirik dan maksiat-maksiat serta mengingkari kebenaran nyata kenabian Muhammad saw. 

Mereka akan disiksa Allah dengan siksaan yang tidak memungkinkan mereka untuk melepaskan diri darinya untuk selama-lamanya, yaitu api neraka yang menyala-nyala. Siksaan itu sebagai balasan atas perbuatan mereka. Mereka itu tergolong makhluk yang paling buruk. 

98.Al-Bayyinah : 7

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Dalam ayat ini, Allah menerangkan ganjaran bagi orang-orang yang beriman. Jiwa mereka telah disinari oleh cahaya petunjuk dan membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi saw. Mereka juga mengamalkannya dengan mengorbankan jiwa, harta, danapa saja yang dimilikinya pada jalan Allah, serta bertingkah laku baik dengan seluruh hamba Allah. Mereka itu tergolong makhluk yang paling baik.

98.Al-Bayyinah : 8

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Kemudian dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa yang akan mereka terima dari Tuhan mereka adalah surga 'Adn yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kesenangan dan kelezatan, lebih lengkap dan sempurna dari kesenangan dan kelezatan dunia, dan di bawahnya mengalir sungai- sungai. 

Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka berhak menerima balasan tersebut karena mereka berada dalam keridaan Allah dan tetap dalam ketentuan-ketentuan-Nya. Mereka mendapat pujian dan mencapai apa yang mereka inginkan dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka diridai Allah dan mereka pun rida kepadanya. 

Pada intinya dapat diperoleh kesimpulan bahwa ganjaran-ganjaran yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan takwa kepada Allah.

Wallahu'alam (/oh) 


Doa Memohon Akhir Kebaikan

Beberapa Doa Meraih Husnul Khatimah

salah satu sifat insan beriman yaitu senantiasa berharap kebaikan di permulaan, pertengahan dan akhir setiap perjalanan. 

Bahkan disyariatkan untuk senantiasa berdoa untuk berada dalam kebaikan di akhir perjalanan kehidupan. 

Kita mengenal istilah husnul khotimah. itulah harapan semua kita.  berharap baik diakhir hidup. Salah satu ikhtiarny adalah motivasi doa. 

berikut beberapa doa yang dapat diamalkan, dengan tetap berharap keridhaan Allah swt. Mari simak bersama dan amalkan. 

Awali setiap doa dengan berlindung kepada Allah (ta'awudz), iringi dengan basmalah, hamdalah dan bersholawat kepada Nabi SAW. dan mohonkan dengan lirih dan penuh harap. 

Doa Pertama

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ

"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada penghujungnya dan sebaik-baik amalku (juga) pada penghujungnya dan sebaik-baik hari-hariku adalah dari pertemuan dengan-Mu."d

Doa selanjutnya diambil dari surat Ali Imran ayat 193 yang berbunyi,

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti."

Selanjutnya, doa meraih husnul khatimah terdapat dalam surat Al A'raf ayat 126,

رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ  ١٢٦ ...

"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)"

doa terakhir

اللَّهمَّ أحسِنْ عاقبتَنا في الأمورِ كلِّها ، وأجِرْنا من خِزيِ الدُّنيا وعذابِ الآخرةِ

"Ya Allah, baguskanlah akhir dari segala urusan kami dan hindarkanlah kami dari kehinaan godaan dunia dan siksa di akhirat nanti."

wallahu'alam (/oh) 

Panen "BUAH KEJUJURAN"


Pagi ini coba main ke belakang rumah. Niat memeriksa dan memberi makan hewan kesayangan. Ikan, ayam dan beberapa ekor angsa selesai diberikan haknya.

Melanjutkan pandangan ke angkasa luas ternyata tidak dapat tembus karena terhalang karunia Allah berupa pepohonan nan rindang. Jati, durian, mangga, nangka, pete, pisang bahkan mata ku tertuju pada pohon kejujuran. 

Berbatang kokoh, berdaun lebat, berdahan kuat, berbuah hijau, coklat dan hitam. itulah si pohon kejujuran. Manggis. 

Menatap manggis, peroleh ibroh, terutama buahnya identik dengan kejujuran dan keikhlasan serta ketidaksombongan. Jujur, karena pisik senada dengan isinya. Ikhlas, karena biarpun kulitnya hijau, cokelat atau hitam tapi isinya tetap putih. Ketidaksombongan, karena putih buahnya tetap di dalam (tidak pernah keluar) meski dibalut dengan kulit hijau, cokelat ataupun hitam. 

sambil memanen buah kejujuran mari bertafakur dan mengambil pelajaran dari nya. 

Ibroh dari si Pohon Kejujuran
Ijinkan penulis berbagi satu poin dari si buah kejujuran. Kejujuran adalah Bagian Akhlakul Karimah. 

Kejujuran merupakan bagian dari akhlakul karimah. Islam pun telah menggariskan kewajiban bersikap jujur bagi seluruh umatnya. “Kejujuran harus dilaksanakan oleh semua insan,”.

Seluruh manusia pun tidak terlepas dari kewajiban bersikap jujur tersebut. Jujur dalam perbuatan dan perkataan merupakan bagian penting dari akhlakul karimah yang harus ditunjukkan oleh manusia. 

“Kejujuran dapat dilakukan kepada siapa saja, karena Allah SWT selalu mengetahui apa yang kita perbuat,”.

Renungan di halaman belakang beribroh dari si buah kejujuran

Wallahu'alam (/oh) 

Lima keutamaan menghadiri majelis ilmu

Lima Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu.

Menuntut ilmu dalam ajaran Islam merupakan kewajiban. Tanpa batasan usia atau pun golongan bahkan waktu kita kenal pembelajaran sepanjang hayat. 

Sejak kapan?? Islam mengajarkan menuntut ilmu dari buaian hingga memasuki liang lahad/ kubur. Bahkan nenuntut ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah / fisabilillah. 

Lalu bagaimana Islam mengistimewakan para penuntut ilmu?. berikut lima keutamaan menghadiri majelis Ilmu. 

Pertama :: akan dimudahkan menuju Surganya Allah::

Jika keluar rumah terus menuju masjid atau ke tempat yang mengadakan majelis ta’lim untuk menutut ilmu syar’i, maka ia sedang menepuh jalan menuntu ilmu sesuai dengan Sabda Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan menuntu ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya menuju surga” (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Kedua :: Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat::

Dalam majelis ta’lim atau majelis biasanya selain mendengarkan paparan dari ustadz, kita juga membaca Al-Quran. Orang yang membaca Al-Quran di masjid disebut Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari para Malaikat, Rasullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya. (HR. Muslim).

Makna dari وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“,

مَعْنَاهُ الْمَعُونَةُ وَتَيْسِيرُ الْمُؤْنَةِ بِالسَّعْيِ فِي طَلَبِهِ

“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” 

Ketiga :: Dicatat sebagai Amalan Jihad Fi Sabilillah :: 

Jihad bukan hanya dengan berperang, tapi dengan menuntut ilmu juga termasuk jihad sebaimana dicantumkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam:

مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له

“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan Barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya" (HR. Ibnu Hibban).

Keempat :: Dicatat sebagai orang yang sholat hingga ke rumah:: 

Jika seseorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis imu dan selama ia berada di majelis ilmu dan di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah. Sesuai sabda Rasulullah:

إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ

Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi ke masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini ( kemudian beliau mencontohkan tasybik Tasybik / menjalin jari-jemari dengan jari-jarinya),” (HR. Al-Hakim, Ibnu Kuzaimah).

Kelima :: Dicatat amalanya di ‘illiyyin ::

Jika kita pergi ke masjid berniat berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktunya shalat selanjutnya, maka ia akan diterus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:

صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ

Seseorang yang telah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap disana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) diantara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin.” ( HR. Abu Daud).

والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ

Catatan di ‘illiyyin adalah catatan amalan yang tidak akan rusak dan tidak dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak dikurangi sedikit apapun. 

Demikian beberapa keutamaan kita menghadiri majelis ilmu, semoga dapat kita amalkan dan mendapatkan keberkahan dan Rahmat dari Allah Subhanallahu Wata ‘alla, Amiin. 

Wallahu'alam (/oh) 


Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...