Meluruskan Niat

Sahabat sekalian... 
Bissmillah. Alhamdulillah. Allaahumma sholli Ala Muhammad SAW. Amma badu. 

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW di tanya perihal amal seseorang, sebagaimana hadits di bawah ini. 

Dan inilah tema kali ini, Meluruskan Niat

وعن أبي موسى عبدِ اللهِ بنِ قيسٍ الأشعريِّ رضي الله عنه قَالَ: سُئِلَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الرَّجُلِ يُقاتلُ شَجَاعَةً، ويُقَاتِلُ حَمِيَّةً، ويُقَاتِلُ رِيَاءً، أَيُّ ذلِكَ في سبيلِ الله؟ فقال رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ قَاتَلَ لِتَكونَ كَلِمَةُ اللهِ هي العُلْيَا، فَهوَ في سبيلِ اللهِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 
 
Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang sepertinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah?

Rasulullah s.a.w. menjawab:

"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1-Hadis di atas dengan jelas menerangkan semua amal perbuatan itu hanya dapat dinilai baik, jika baik pula niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya.

2-Selain itu dijelaskan pula bahwa keutamaan yang nyata bagi orang-orang yang berjihad melawan musuh di medan perang itu semata-mata dikhususkan untuk mereka yang berjihad fisabilillah, yakni tiada maksud lain kecuali untuk meluhurkan kalimat Allooh, yaitu Agama Islam.

3-Dicela orang yang beramal karena dunia.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1-Keihlasan

‏ وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة، ويؤتوا الزكاة، وذلك دين القيمة

"Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

2-Tingkatan ketaqwaan seseorang sebanding dengan diterimanya amal seseorang

لن ينال الله لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى منكم

"Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang korban itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dan engkau sekalian." (al-Haj: 37).

3-Yang lahir ataupun batin tidak lepas dari pengetahuan Allooh SWT

‏قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه الله

"Katakanlah - wahai Muhammad,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." (ali-lmran: 29)

Demikian, yang dapat disampaikan walau hanya satu ayat, semoga bermanfaat. 

Wallahu'alam (/oh) 

Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

CP. : TIK DASAR 
Keterampilan Komputer
Materi : Membuat Amplop dan Kop di Microsoft Word

Membuat Amplop di Microsoft Word

Langkah Kerja

Langkah 1: 
Pertama, Buka Microsoft Office Word Anda. 

Langkah 2: 
Selanjutnya klik pada Tab Maillings > Kemudian klik Start Mail Merge (Klik tanda panahnya) > Lalu klik Envelopes (amplop) pada submenu.
Langkah 3 : 
Setelah muncul jendela Envelope Options, lihat pada kolom Envelope Size, pilih ukuran Amplop yang Anda butuhkan.
Size Amplop di settings
Contoh di sini saya pakai size 12 – 4 3/4 x 11 in (kebetulan biasa pakai size ini).

Langkah 4: 
Klik dan pindah ke tab Printing Options > Lalu pilih opsi Feed Method yang Anda butuhkan. Jika sudah, klik OK.
Fungsinya di sini, untuk mengubah metode memasukkan kertas kedalam printer.

Langkah 5: 
Setelah Anda klik OK, secara otomatis halaman Word Anda akan berubah menyesuaikan ukuran dari size amplop yang Anda setting sebelumnya. Nah, disini Anda bisa melakukan desain sendiri amplop Anda.

Langkah 6: 
(Sedikit info) Untuk kolom penerima dan nama, sudah dibuat otomatis dari setting tadi. Jadi Anda tinggal mengisinya saja. Contohnya seperti ini:

Namun jika amplopnya hanya polos begitu rasanya kurang bagus. Untuk itu, Anda bisa membuat kop seperti yang biasa Anda temukan di surat-surat.

Materi : Membuat Kop di Microsoft Word

Langkah Kerja

Langkah 1: 
Pertama, pada halaman amplop yang telah dibuat tadi, double klik pada bagian atas dokumen.
Langkah 2: 
Nanti akan muncul tab Design, dan muncul header pada dokumen. Nah, lakukan setting berikut.
Setting design
- Different First Page Silakan centang pengaturannya
- Header from top Sesuaikan dengan yang Anda butuhkan
- Header from bottom Sesuaikan dengan kebutuhan
- Margin Sesuaikan juga untuk mengatur batas tulisan

Langkah 3: 
Nah, mari desain sendiri kop surat Anda.

catatan : 
ada cara mudah untuk membuatnya secara otomatis. Pada tab Design > klik tanda panah bagian Header.

Langkah 4: 
Silakan pilih salah satu desain kop yang Anda inginkan

Langkah 5: 
Jika sudah, tinggal isi tulisan yang telah disesuaikan.

catatan: 
- cara diatas hanyalah contoh. Anda masih bisa mendesain sendiri menjadi seperti apa kop surat tersebut dibuat. Misalnya, menambahkan gambar dan lain-lain.

- Ukuran Amplop di Microsoft Word, kita bisa mengatur ukuran amplop sesuai dengan kebutuhan. 

Sedangkan untuk Anda yang ingin mengetahui berapa saja ukurannya, silakan cek di bawah ini:

Amplop Ukuran (mm) Ukuran (inci)
Penutup
Demikian sedikit tutorial tentang bagaimana caranya membuat amplop di Word beserta kop suratnya.

Jika ada yang ingin ditanyakan? Anda bisa menaruh komentar lewat kolom komentar dibawah. Akan saya jawab sebisanya.

Semoga bermanfaat (/oh).

Tuntunan berzikir dan doa setelah solat

Tuntunan berzikir dan doa setelah solat

Subhaanalllah. Alhamdulillah, Allahumma Sholli Ala Muhammad. 

Sahabat pena, salah satu tuntunan dalam beribadah adalah mengingat Allah dalam setiap kondisi dan situasi. Pun demikian setelah solat. Anjuran bagi setiap mukmin untuk berzikir. 

Salah satu tuntunan zikir setelah solat adalah sebagai berikut, 

اَللّٰـهُـمَّ لَا مَـانِـعَ لِـمَـاۤ أَعْـطَــيْتَ وَلَا مُـعْــطــِيَ لِـمَـا مَـنَعْـتَ
وَلَا رَاۤدَّ لِـمَـا قَـضَــيْتَ وَلَا يَــنْفَـعُ ذَا الْجَــدِّ مِـنْـكَ الْجَـــدُّ

Ya Allah Ya Tuhan Kami, tidak ada satupun yang dapat melarang jika Engkau menghendaki dan tidak ada satupun yang dapat memberi jika Engkau tidak menghendaki dan tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau tentukan serta tidak ada kekuatan yang dapat memberi manfaat kecuali atas kehendakmu.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ أَمْلَى عَلَيَّ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فِي كِتَابٍ إِلَى مُعَاوِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَقَالَ شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ بِهَذَا وَعَنْ الْحَكَمِ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ وَرَّادٍ بِهَذَا وَقَالَ الْحَسَنُ الْجَدُّ غِنًى

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Warrad penulisnya Al Mughirah bin Syu'bah, berkata, "Al Mughirah bin Syu'bah meminta aku untuk menulis (hadits) buat dikirim kepada Mu'awiyyah bahwa Nabi ﷺ berdoa setiap selesai dari salat fardlu: 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR. ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA WA LAA MU'THIYA LIMA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan dari apa yang Engkau berikan dan dan tidak ada yang dapat memberi dari apa yang Engkau tahan. Dan tidak bermanfaat kekayaan orang yang kaya di hadapan-Mu sedikitpun).'" Syu'bah berkata dari 'Abdul Malik bin 'Umair dengan lafadz seperti ini. Dan dari Al Hakam dari Al Qasim bin Mukhaimirah dari Warrad dengan seperti ini juga. Al Hasan berkata, "Al Jaddu artinyaadalah kekayaan." (HR. Bukhari: 799)

Sahabat pena, sebagai penutup, alangkah baiknya setelah solat untuk senantiasa membiasakan membaca zikir tersebut. Semoga Allah mengingat dan memberikan ketenangan jiwa karena mengingat NYA. 

Wallahu'alam (/oh) 

Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Nikmat sehat dan waktu luang, 

Alhamdulillaah wa sholatu wa salamu ala rasulillah saw, amma badu. 

Sahabat penaku.. 
Dua nikmat yang sering kali tanpa sadar dilewati dan dilalui begitu saja. Padahal Baginda mulia berpesan khusus perihal ini. dua hal inilah nikmat Sehat dan sempat. 

Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang di transfer dari bahasa Arab shuhah yang artinya sehat, tidak sakit, selamat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras.

begitu pun undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmina), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sedangkan Sempat berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sempat (verba) berarti ada waktu (untuk) atau ada peluang atau keluasan (untuk).

Bagaimana pandangan islam terhadap dua hal ini? 

Sehat ini seringkali dilalaikan oleh manusia. Bahkan pelalai terhadap waktu luang dan sempat termasuk kategori yang dikatakan hamba yang faqir. 

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA pernah mengungkapkan(wallahu a'lam):

"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang". 
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu Abbas)

Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. 

Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini (yaitu waktu senggang dan nikmat sehat), hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan.

Bersyukur adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu. 

Di akhir bulan mulia ini (ramadan) mari berdoa agar Allah berikan kesehatan dannafiyah kepada kita, serta disertakan kesempatan agar bisa memaksimalkan peluang ini dengan sebaik baiknya. 

Sehatkah? sempatkah berbuat baik? sempatkan membuat kebaikan! semoga Allah berikan semuanya. Aamiin. 

"sampaikan walaupun hanya seayat"
wallahu'alam (/oh) 

Dalil Shalat Iftitah

Dalil Shalat Iftitah

"shalat sunnah Iftitah adalah solat sunah yang dikerjakan sebelum shalat malam/ qiyamullail/ qiyamurramadan secara ringan dan sederhana. Maksud ringan di sini adalah shalat dua rakaat tanpa membaca ayat atau surah Al-Quran setelah membaca surah Al-Fatihah."

Menjelang ramadan salah satu persiapan menghadapinya adalah persiapan keilmuan. Mungkin sebagaian Kita di kala bulan Ramadhan pada khususnya, belum terlalu mengetahui tentang shalat ifititah dan dasar dalilnya.

Banyak diantara kita yang melaksanakan shalat sunnah iftitah, yaitu Ketika sebelum qiyamul lail, baik itu sebelum shalat tahajjud maupun sebelum shalat tarawih ketika Bulan Ramadhan. 

Menjadi pertanyaan juga diantara kita mengenai dalil dari shalat iftitah tersebut. Lalu bagaimana penjelasan mengenai dalil shalat iftitah tersebut? Berikut penjelasannya.

Sebagai informasi kami sampaikan bahwa persoalan dan jawaban tentang shalat iftitah, bisa membaca di:

  1. Buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) cet. III yang dicetak ulang pada bulan Oktober 2009  dalam Kitab Shalat-shalat Tathawwu’ tentang “Shalat Lail” hal. 344-359
  2. Buku Tanya Jawab Agama  jilid 1 cet VII hal. 91 dalam  pertanyaan “Shalat Iftitah dalam Shalat Lail”
  3. Buku Tanya Jawab Agama jilid 3 cet I hal. 134-142 dalam pertanyaan “Shalat Iftitah dalam Shalat Lail”
  4. Buku Tanya Jawab Agama jilid 4 cet II hal. 150-152 dalam pertanyaan “Doa Shalat Iftitah, Shalat Iftitah jahr atau Sir, Shalat Iftitah Berjamaah”
  5. Buku Tanya Jawab Agama jilid 5 cet I hal. 62 dalam pertanyaan “Shalat Iftitah”
  6. Majalah Suara Muhammadiyah No.17/Th. Ke-92/1-15 September 2007, 18 Syakban – 3 Ramadhan 1428 dan No.18/Th. Ke-92/16-30 September 2007, 4-18 Ramadhan 1428 dalam Rubrik Tanya Jawab Agama dalam pertanyaan “Shalat Lail, Shalat Iftitah dan Doa Iftitah dalam Qiyamul Lail bagian (1) dan (2)”.     

Namun demikian, berikut ini kami sampaikan beberapa dalil yang berkaitan dengan shalat iftitah sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ [رواه مسلم :الدعاء فى صلاة الليل وقيامه]

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila akan melaksanakan shalat lail, beliau memulai (membuka) shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan-ringan. [HR. Muslim, bab ad-Du’a fi shalat al-lail wa qiyaamih]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ. [رواه مسلم :الدعاء فى صلاة الليل وقيامه]

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Apabila salah saeorang dari kamu akan melakukan shalat lail, hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan-ringan.” [HR. Muslim, bab ad-Du’a fi shalat al-lail wa qiyaamih]

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ أَنَّ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ قَالَ بِتُّ عِنْدَهُ لَيْلَةً وَهُوَ عِنْدَ مَيْمُونَةَ فَنَامَ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفُهُ اسْتَيْقَظَ فَقَامَ إِلَى شَنٍّ فِيهِ مَاءٌ فَتَوَضَّأَ وَتَوَضَّأْتُ مَعَهُ ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَلَى يَسَارِهِ فَجَعَلَنِي عَلَى يَمِينِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي كَأَنَّهُ يَمَسُّ أُذُنِي كَأَنَّهُ يُوقِظُنِي فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَدْ قَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى حَتَّى صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ ثُمَّ نَامَ فَأَتَاهُ بِلاَلٌ فَقَالَ الصَّلاَةُ يَا رَسُولَ اللهِ فَقَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى لِلنَّاسِ [رواه أبو داود: الصلاة: فى صلاة الليل: 1157]

Artinya: Abdul Malik bin Syu’aib bin al-Lais telah menceritakan kepada kami, ayahku telah menceritakan kepadaku, diriwayatkan dari kakekku, diriwayatkan dari Khalid bin Yazid, diriwayatkan dari Sa’id bin Abi, diriwayatkan dari Makhramah bin Sulaiman sungguh Kuraib hamba ibnu Abbas ia menceritakan bahwa dirinya berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, bagaimana shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam hari dimana saya bermalan di tempatnya sedang beliau (Rasulullah) berada di tempat Maimunah, maka beliaupun tidur, apabila waktu  telah memasuki sepertiga malam atau setengahnya beliau bangun dan menuju ke griba (wadah air dari kulit) kemudian beliau berwudlu dan aku pun berwudlu bersama beliau, lalu beliau berdiri (untuk melakukan shalat) dan aku pun berdiri di sebelah kirinya, maka beliau menjadikan aku berada di sebelah kanannya, kemudian beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku, seolah-olah beliau memegang telingaku, seolah-olah beliau membangunkanku, kemudian beliau shalat dua rakaat ringan-ringan, beliau membaca ummul–Quran pada setiap rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam sampai beliau shalat sebelas rakaat dengan witirnya, kemudian beliau tidur. Maka sahabat Bilal menghampirinya sambil berseru; waktu shalat wahai Rasulullah, lalu beliau bangkit (bangun dari tidurnya) dan shalat dua rakaat, kemudian memimpin shalat orang banyak.” [HR Abu Dawud, kitab as-Shalat, bab fi shalat al-Lail, hadis no. 1157]

Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa di dalam buku Tuntunan Ramadhan yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah hal 87-88 dijelaskan bahwa dari hadis-hadis yang terdapat dalam HPT hal 344-359, di antaranya yang dikutip di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Shalat iftitah dua rakaat dilakukan sebelum melaksanakan qiyamul lail atau qiyamu Ramadhan
  2. Cara melakukan shalat iftitah dua rakaat tersebut yaitu pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram membaca doa iftitah “Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya`i wal ‘azhamah”, kemudian membaca surat al-Fatihah, dan pada rakaat kedua hanya membaca surat al-Fatihah (dalam dua rakaat shalat iftitah hanya membaca al-Fatihah tidak membaca surat lain).

Demikian dalil dan penjelasan singkat tentang shalat iftitah semoga saudara dapat memiliki buku-buku yang kami sebutkan di atas untuk dijadikan sebagai wawasan pengetahuan dan menjadi pedoman dalam melaksanakannya.

Wallahu a’lam bisshawab (/oh) 

Sumber : (disadur dan diedit oleh admin): 

https://muhammadiyah.or.id/2021/02/dalil-shalat-iftitah/

9 Tips Menyambut Bulan Ramadhan

9 Tips Menyambut Bulan Ramadhan
(disampaikan pada kajian rutin malam rabu, masjid jami Nurul Iman, Babakan Empang, Purasari, Leuwiliang) 

Tidak terasa kurang dari sepekan kita akan memasuki bulan Ramadhan. Bulan penuh rahmat dan ampunan. Sudah siapkah kita menyambut bulan Ramadhan?

Berikut semblan (9) tips Menyambut Bulan Ramadhan, yang kami posting, semoga menambah motivasi ibadah kita. 
------
Pertama: Menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan ilmu
Kedua: Menyambut bulan Ramadhan dengan memperbanyak doa
Ketiga: Mempersiapkan iman dan takwa
Keempat: Mempersiapkan fisik dan menjaga kesehatan
Kelima: Memperbanyak ibadah
Keenam: Mempersiapkan kebutuhan harian
Ketujuh: Mempersiapkan keluarga agar siap dengan Ramadhan
Kedelapan: Membuat jadwal silaturahmi
Kesembilan: Membuat agenda dan target
-----
Setiap muslim yang diberi Allah kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan, tidak boleh membiarkannya lewat begitu saja. Hal ini dikarenakan bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan yang tidak Allah berikan pada bulan-bulan selainnya.

Terdapat banyak nas dan perkataan ulama maupun salaf yang mengabarkan hal tersebut. Juga atsar yang menjelaskan bagaimana menyemarakkan bulan Ramadhan dengan amal saleh dan ibadah.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Jika datang bulan Ramadhan, pintu-pintu jannah dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”

Dalam riwayat muslim disebutkan, “Pintu-pintu rahmat dibuka.” (HR. Al-Bukhari no. 3103; HR. Muslim no. 1079).

Masih dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang berdiri mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. Al-Bukhari No. 37; HR. Muslim 759).

Para ulama menjelaskan, dari ar-Rabi bin Sulaiman berkata,

كَانَ مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ الشَّافِعِيُّ ‌يَخْتِمُ ‌فِي ‌شَهْرِ ‌رَمَضَانَ سِتِّينَ خَتْمَةً مَا مِنْهَا شَيْءٌ إِلَّا فِي صَلَاةٍ

“Muhammad bin Idris asy-Syafii (Imam Syafii) mengkhatamkan al-Quran pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Dan beliau mengkhatamkan semua itu dalam shalatnya.” (Hilyatu al-Auliya`, al-Ashbahani, 9/134).

Begitu banyaknya nas dan perkataan akan keutamaan dan penekanan untuk banyak beramal saleh selama bulan Ramadhan, menjadikan Ramadhan disebut juga sebagai bulan amal.

Selayaknya seorang muslim yang menjumpai bulan Ramadhan meningkatkan kualitas dan kuantitas amal salehnya karena amalan yang dikerjakan pada bulan mulia tersebut pahalanya dilipatgandakan hingga berkali-kali lipat. Keutamaan berupa dilipatgandakan pahala ini hanya satu dari sekian keutamaan yang ada di bulan Ramadhan.

Seorang muslim yang ingin mendapatkan keutamaan bulan Ramadhan harus mempersiapkan kedatangannya dengan sebaik mungkin.

Jangan sampai karena kurang mempersiapkan, terlebih tidak bersiap-siap sama sekali, menjadikan Ramadhan lewat begitu saja sehingga menjadikan kita termasuk dalam golongan orang yang merugi.

Ada beberapa tips menyambut bulan Ramadhan yang membantu seorang muslim. Dengannya, seorang muslim dapat menjalani ibadah pada bulan Ramadhan dengan maksimal, semangat, dan penuh berkah.

Adapun tips menyambut bulan Ramadhan secara umum adalah sebagai berikut.

Tips Menyambut Bulan Ramadhan
Pertama: Menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan ilmu
Ibadah agar sah dan penuh makna haruslah dibarengi dengan ilmu, termasuk ibadah selama bulan Ramadhan.

Setidaknya ilmu yang dipersiapkan adalah ilmu yang menjadikan ibadah seseorang pada bulan Ramadhan menjadi sah, baik ibadah yang wajib maupun ibadah sunah yang memiliki banyak keutamaan.

Kaum muslimin zaman ini dimudahkan dalam belajar. Banyak majelis ilmu fikih Ramadhan yang digelar beberapa hari atau beberapa pekan menjelang bulan mulia ini tiba. Jika tidak bisa menghadirinya secara offline, kita bisa membaca buku seputar fikih Ramadhan secara langsung ataupun mendengarkan kajian-kajian yang banyak diunggah di situs web seperti YouTube.

Ilmu ibadah wajib yang dipersiapkan sebelum bulan Ramadhan adalah fikih puasa dan zakat fitrah. Adapun ilmu ibadah sunah yang memiliki banyak keutamaan yang perlu dipelajari, seperti membaca al-Quran, shalat terawih, shalat malam, dan sedekah.

Kedua: Menyambut bulan Ramadhan dengan memperbanyak doa
Memperbanyak doa agar Allah mempertemukan bulan Ramadhan tahun ini kepada kita dan memberikan kita kesehatan, kemudahan, dan barakah dalam menjalani ibadah pada bulan mulia ini.

Para ulama berkata,

‌كَانُوْا ‌يَدْعُوْنَ ‌اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

“Para shahabat berdoa selama enam bulan sebelum Ramadhan agar Allah mempertemukan mereka dengannya, dan berdoa enam bulan setelahnya agar Allah menerima ibadah yang telah mereka kerjakan pada bulan Ramadhan.” (Lathaifu al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hambali, 209).

Ketiga: Mempersiapkan iman dan takwa
Kualitas ibadah Ramadhan seseorang ditentukan juga oleh kadar iman dan takwanya kepada Allah.

Seorang muslim yang tidak memaksimalkan momentum bulan Ramadhan dengan amal saleh, bahkan ada juga yang tidak berpuasa, bukan bersebab tidak tahu akan keutamaan dan kewajiban yang ada. Mereka tahu akan keutamaan dan kewajiban yang Allah syariatkan dalam bulan Ramadhan, tapi terkadang iman yang belum siap terkalahkan oleh hawa nafsu yang selalu dituruti.

Oleh karenanya, mempersiapkan iman sebelum datangnya Ramadhan adalah suatu keniscayaan.

Bagaimana cara mempersiapkan iman tersebut? Caranya ialah dengan membersihkan hati dari segala penyakit-penyakitnya, menjauhi perkara-perkara haram dan syahwat yang banyak merusak hati dan berdampak buruk saat kita menjalani bulan Ramadhan nantinya, melatih hati mengagungkan syiar-syiar Allah, belajar tunduk dan merendahkan diri kepada Pencipta, dan bertobat dari segala macam maksiat yang masih dilakukan.

Keempat: Mempersiapkan fisik dan menjaga kesehatan
Tips menyambut bulan Ramadhan keempat adalah mempersiapkan fisik dan menjaga kesehatan.

Bulan Ramadhan adalah bulan di mana seorang muslim sangat dianjurkan untuk berbuat kebaikan dan memperbanyak pahala. Ditambah dengan puasa selama sebulan penuh, menjadikan kesempurnaan ibadah Ramadhan memerlukan fisik yang sehat dan prima.

Jangan sampai kita tidak maksimal atau terganggu dalam menjalankan ibadah Ramadhan karena tubuh kita yang kurang sehat. Jagalah kesehatan tubuh semisal dengan memperbaiki pola makan, rajin berolah raga, dan istirahat yang cukup.

Kelima: Memperbanyak ibadah
Mempersiapkan fisik juga dengan melatih diri agar lebih siap dengan mengerjakan ibadah Ramadhan. Contohnya, dengan memperbanyak puasa pada bulan Syakban, memperbanyak membaca al-Quran dan zikir, dan memperbanyak shalat qiyamullail.

Perkataan Ulama, berkata,

شَهْرُ رَجَبَ شَهْرُ لِلزَّرْعِ وَشَعْبَانَ شَهْرُ السُّقْيِ لِلزَّرْعِ وَرَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab adalah bulan menanam, Syakban adalah bulan mengairi tanaman, dan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.” (Lathaifu al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hambali, 121).

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

“Aku belum pernah melihat Nabi berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa beliau di bulan Syakban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.”Dalam riwayat lain, “ … atau kurang beberapa hari.” (HR. Muslim no. 1156).

Keenam: Mempersiapkan kebutuhan harian
Tips menyambut bulan Ramadhan selanjutnya adalah mempersiapkan kebutuhan harian selama bulan Ramadhan. Mulai dari membeli makanan, minuman, dan pakaian yang cukup, hingga mempersiapkan kebutuhan harian lainnya.

Kebutuhan tersebut memanglah perkara yang bersifat duniawi. Tetapi mempersiapkannya sebelum datang bulang Ramadhan, memiliki hikmah yang besar. Setiap waktu yang ada dalam bulan Ramadhan dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak tersia-siakan semisal dengan digunakan untuk membeli kebutuhan harian.

Oleh karena itu, persiapkanlah kebutuhan harian untuk sebulan penuh sebelum masuk bulan Ramadhan agar waktu berharga pada bulang Ramadhan yang kita miliki tidak tersia-siakan barang sedikit pun.

Ketujuh: Mempersiapkan keluarga agar siap dengan Ramadhan
Manusia adalah makhluk sosial. Kita di rumah tidak hidup sendirian. Ada tanggung jawab yang mesti ditunaikan. Terlebih bagi seorang kepala keluarga.

Terkadang, aktivitas ibadah selama bulan Ramadhan kurang maksimal karena kita belum mempersiapkan keluarga kita agar siap dengan Ramadhan.

Persiapan ini bisa dimulai dengan mengajarkan ilmu seputar amalan Ramadhan khususnya kepada anak, melatih anak berpuasa dan ibadah lainnya, mempersiapkan mental dan ruhiyah keluarga, membuat/ menciptakan suasana rumah yang berbeda di bulan Ramadhan. Juga mempersiapkan fisik mereka dan mempersiapkan kebutuhan materi bagi mereka selama Ramadhan.

Kedelapan: Membuat jadwal silaturahmi
Buatlah jadwal untuk bersilaturahmi ke rumah sanak keluarga atau yang masih memiliki tali kekerabatan dengan kita. Makin banyak rumah yang dijadwalkan, makin baik.

Niatkan dalam bersilaturahmi ke sanak keluarga pada bulan yang mulia tersebut karena mengharap rida dan pahala dari Allah semata. Selain itu, bersilaturahmi merupakan kesempatan terbaik menjaga jalinan antarkeluarga.

Kesembilan: Membuat agenda dan target
Tips menyambut bulan Ramadhan terakhir adalah membuat agenda dan target.

Imam Syafii rahimahullah mengkhatamkan al-Quran pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Itu ia kerjakan dalam shalatnya. Tentunya pencapaian Imam Syafii tersebut sulit diikuti oleh mayoritas kaum muslimin hari ini. Di sinilah pentingnya kita membuat agenda dan target pencapaian ibadah di bulan Ramadhan.

Tentukanlah dari sekarang. Bisa dengan menargetkan jumlah halaman atau juz yang dibaca dalam sehari selama bulan Ramadhan. Target sedekah harian. Target shalat sunah dan silaturahmi. Dan sebagainya.

Juga buatlah dan tentukan agenda selama sebulan agar semuanya dapat berjalan dengan baik sehingga Ramadhanmu lebih bermakna.

Adanya agenda dan target ini banyak manfaatnya. Mulai dari melatih diri komitmen untuk tidak menyia-nyiakan waktu semisal dengan tidur berlebihan atau membiarkan banyak waktu yang kosong, menjauhi hal-hal yang melalaikan, hingga melatih badan agar istikamah dalam kebaikan dengan mendahulukan amalan yang mendatangkan kecintaan Allah dibanding dari hal-hal mubah dan hal-hal lainnya.

Demikian sembilan tips menyambut bulan Ramadhan. Semoga Allah mempertemukan kita dengannya dan menjadikan Ramadhan tahun ini penuh berkah. 

wallahu'alam. /oh. (disadur dari : dakwah.id) 

Kehidupan Cerminan Kematian



Materi Khutbah Jumat
Kehidupan Cerminan Kematian

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur atas kehidupan yang Allah berikan kepada kita semua, sehingga kita bisa merasakan betapa agungnya rahmat dan kasih sayang Allah subhanahu wata’ala.

Kedua, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, nabi agung, Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam yang telah membawa dan mengajarkan ajaran Islam sehingga kita dapat menjalani kehidupan dunia dengan penuh rahmat bagi setiap alam.

Ketiga, di sini khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian, untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-benar takwa. Karena sebaik-baik bekal kita menuju Allah subhanahu wata’ala adalah ketakwaan.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Sudah menjadi harapan setiap manusia untuk wafat dalam kondisi yang baik atau husnul khatimah. Namun, harapan tersebut tentu tidak akan terwujud manakala dalam menjalani kehidupan dunia ini jauh dari Allah subhanahu wata’ala. Karena kebiasaan kita dalam menjalani kehidupan dunia merupakan cerminan dari kematian kita.

Untuk itulah, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita untuk terus
bertakwa dengan sebenar-benar takwa dan tidak wafat kecuali dalam kondisi muslim. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102,
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar- benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, menerangkan bahwa barang siapa menjaga keislamannya dalam menjalani kehidupan dunianya, maka ia akan mati dalam kondisi Islam.
Imam Ibnu Katsir kemudian menyebutkan kaidah penting yang harus kita yakini bersama,“
"Barang siapa hidup di atas sesuatu (kebiasaan) maka ia akan mati di atasnya. Barang siapa mati di atas sesuatu maka ia akan dibangkitkan atasnya.”

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Kaidah penting ini menunjukkan kepada kita bahwa kebiasaan dalam menjalani kehidupan dunia merupakan cerminan akan kematian kita. Demikian pula kematian kita di atasnya merupakan cerminan akan kebangkitan kita kelak di akhirat.

Untuk itu, barang siapa membiasakan diri dengan kebaikan dan keimanan, ia akan wafat dalam kebaikan dan keimanan, kemudian ia pun akan dibangkitkan dalam keadaan baik dan beriman.

Sebaliknya, barang siapa membiasakan diri dengan keburukan dan kekufuran, ia akan wafat dalam keburukan dan kekufuran, kemudian ia pun akan dibangkitkan dalam keadaan buruk dan kufur.

Kaidah ini secara tegas dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Muslim nomor 2878,
“Setiap hamba akan dibangkitkan (dari kuburnya) sama seperti keadaan ketika ia meninggal.”

Makna hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, setiap hamba baik laki-laki maupun perempuan akan dibangkitkan sebagaimana keadaan ia meninggal.

Untuk itu marilah kita senantiasa membiasakan kebiasaan-kebiasaan baik selama menjalani kehidupan dunia ini, sehingga kita akan Allah mudahkan untuk menggapai husnul khatimah di akhir hayat, dan Allah akan membangkitkan kita dengan kondisi baik pula.

Sebagai Kesimpulan bahwa kebiasaan kita di dunia merupakan cerminan kita kelak dalam menghadapi kematian. 

Demikian pula dengan kematian yang kita alami, ia merupakan gambaran dari kebangkitan kita kelak di akhirat.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Demikianlah materi khutbah Jumat tentang kehidupan cerminan kematian. 

Semoga kita semua Allah mudahkan untuk membiasakan kebaikan-kebaikan di dunia, sehingga Allah mudahkan bagi kita untuk menggapai husnul khatimah di akhir hayat, dan kebangkitan yang baik di
hari kiamat. Amin ya Rabb.

disadur dari : dakwah.id

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...