Dalil Shalat Iftitah

Dalil Shalat Iftitah

"shalat sunnah Iftitah adalah solat sunah yang dikerjakan sebelum shalat malam/ qiyamullail/ qiyamurramadan secara ringan dan sederhana. Maksud ringan di sini adalah shalat dua rakaat tanpa membaca ayat atau surah Al-Quran setelah membaca surah Al-Fatihah."

Menjelang ramadan salah satu persiapan menghadapinya adalah persiapan keilmuan. Mungkin sebagaian Kita di kala bulan Ramadhan pada khususnya, belum terlalu mengetahui tentang shalat ifititah dan dasar dalilnya.

Banyak diantara kita yang melaksanakan shalat sunnah iftitah, yaitu Ketika sebelum qiyamul lail, baik itu sebelum shalat tahajjud maupun sebelum shalat tarawih ketika Bulan Ramadhan. 

Menjadi pertanyaan juga diantara kita mengenai dalil dari shalat iftitah tersebut. Lalu bagaimana penjelasan mengenai dalil shalat iftitah tersebut? Berikut penjelasannya.

Sebagai informasi kami sampaikan bahwa persoalan dan jawaban tentang shalat iftitah, bisa membaca di:

  1. Buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) cet. III yang dicetak ulang pada bulan Oktober 2009  dalam Kitab Shalat-shalat Tathawwu’ tentang “Shalat Lail” hal. 344-359
  2. Buku Tanya Jawab Agama  jilid 1 cet VII hal. 91 dalam  pertanyaan “Shalat Iftitah dalam Shalat Lail”
  3. Buku Tanya Jawab Agama jilid 3 cet I hal. 134-142 dalam pertanyaan “Shalat Iftitah dalam Shalat Lail”
  4. Buku Tanya Jawab Agama jilid 4 cet II hal. 150-152 dalam pertanyaan “Doa Shalat Iftitah, Shalat Iftitah jahr atau Sir, Shalat Iftitah Berjamaah”
  5. Buku Tanya Jawab Agama jilid 5 cet I hal. 62 dalam pertanyaan “Shalat Iftitah”
  6. Majalah Suara Muhammadiyah No.17/Th. Ke-92/1-15 September 2007, 18 Syakban – 3 Ramadhan 1428 dan No.18/Th. Ke-92/16-30 September 2007, 4-18 Ramadhan 1428 dalam Rubrik Tanya Jawab Agama dalam pertanyaan “Shalat Lail, Shalat Iftitah dan Doa Iftitah dalam Qiyamul Lail bagian (1) dan (2)”.     

Namun demikian, berikut ini kami sampaikan beberapa dalil yang berkaitan dengan shalat iftitah sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ [رواه مسلم :الدعاء فى صلاة الليل وقيامه]

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila akan melaksanakan shalat lail, beliau memulai (membuka) shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan-ringan. [HR. Muslim, bab ad-Du’a fi shalat al-lail wa qiyaamih]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ. [رواه مسلم :الدعاء فى صلاة الليل وقيامه]

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Apabila salah saeorang dari kamu akan melakukan shalat lail, hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan-ringan.” [HR. Muslim, bab ad-Du’a fi shalat al-lail wa qiyaamih]

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ أَنَّ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ قَالَ بِتُّ عِنْدَهُ لَيْلَةً وَهُوَ عِنْدَ مَيْمُونَةَ فَنَامَ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفُهُ اسْتَيْقَظَ فَقَامَ إِلَى شَنٍّ فِيهِ مَاءٌ فَتَوَضَّأَ وَتَوَضَّأْتُ مَعَهُ ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَلَى يَسَارِهِ فَجَعَلَنِي عَلَى يَمِينِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي كَأَنَّهُ يَمَسُّ أُذُنِي كَأَنَّهُ يُوقِظُنِي فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَدْ قَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى حَتَّى صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ ثُمَّ نَامَ فَأَتَاهُ بِلاَلٌ فَقَالَ الصَّلاَةُ يَا رَسُولَ اللهِ فَقَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى لِلنَّاسِ [رواه أبو داود: الصلاة: فى صلاة الليل: 1157]

Artinya: Abdul Malik bin Syu’aib bin al-Lais telah menceritakan kepada kami, ayahku telah menceritakan kepadaku, diriwayatkan dari kakekku, diriwayatkan dari Khalid bin Yazid, diriwayatkan dari Sa’id bin Abi, diriwayatkan dari Makhramah bin Sulaiman sungguh Kuraib hamba ibnu Abbas ia menceritakan bahwa dirinya berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, bagaimana shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam hari dimana saya bermalan di tempatnya sedang beliau (Rasulullah) berada di tempat Maimunah, maka beliaupun tidur, apabila waktu  telah memasuki sepertiga malam atau setengahnya beliau bangun dan menuju ke griba (wadah air dari kulit) kemudian beliau berwudlu dan aku pun berwudlu bersama beliau, lalu beliau berdiri (untuk melakukan shalat) dan aku pun berdiri di sebelah kirinya, maka beliau menjadikan aku berada di sebelah kanannya, kemudian beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku, seolah-olah beliau memegang telingaku, seolah-olah beliau membangunkanku, kemudian beliau shalat dua rakaat ringan-ringan, beliau membaca ummul–Quran pada setiap rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam sampai beliau shalat sebelas rakaat dengan witirnya, kemudian beliau tidur. Maka sahabat Bilal menghampirinya sambil berseru; waktu shalat wahai Rasulullah, lalu beliau bangkit (bangun dari tidurnya) dan shalat dua rakaat, kemudian memimpin shalat orang banyak.” [HR Abu Dawud, kitab as-Shalat, bab fi shalat al-Lail, hadis no. 1157]

Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa di dalam buku Tuntunan Ramadhan yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah hal 87-88 dijelaskan bahwa dari hadis-hadis yang terdapat dalam HPT hal 344-359, di antaranya yang dikutip di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Shalat iftitah dua rakaat dilakukan sebelum melaksanakan qiyamul lail atau qiyamu Ramadhan
  2. Cara melakukan shalat iftitah dua rakaat tersebut yaitu pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram membaca doa iftitah “Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya`i wal ‘azhamah”, kemudian membaca surat al-Fatihah, dan pada rakaat kedua hanya membaca surat al-Fatihah (dalam dua rakaat shalat iftitah hanya membaca al-Fatihah tidak membaca surat lain).

Demikian dalil dan penjelasan singkat tentang shalat iftitah semoga saudara dapat memiliki buku-buku yang kami sebutkan di atas untuk dijadikan sebagai wawasan pengetahuan dan menjadi pedoman dalam melaksanakannya.

Wallahu a’lam bisshawab (/oh) 

Sumber : (disadur dan diedit oleh admin): 

https://muhammadiyah.or.id/2021/02/dalil-shalat-iftitah/

Tidak ada komentar:

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...