Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

Bandung, 1 November 2014

"Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa seperti singa, para menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?"

Adil adalah memberikan hak kepada pemiliknya, baik hak itu bersifat ganjaran bagi yang berjasa maupun hukuman bagi yang bersalah. 

Adil adalah kekayaan alami yang terkandung dalam diri setiap individu yang hanya memerlukan modal kemauan saja untuk menghadirkannya. Adil bagaikan barang tambang dalam bumi yang telah lama tersedia, bahkan semenjak bumi. Kemauan adalah kunci membuka gudang keadilan. 

Disisi lain, hampir dalam setiap langkah kehidupan ini kedhaliman hadir menggantikan posisi keadilan. 

Rasulullah saw pernah bersabda:

 سيأتى زمان علي امتي سلاطينهم كالاسد ووزراءهم كالذئب وقضئهم كالكلب وسائر الناس كالاغنام فكيف يعيش الغنام من الاسد والذئب والكلب ؟ 

Akan tiba satu waktu kepada umatku penguasanya seperti singa, para menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing? 

Penguasa seperti singa dalam konteks hadits ini ditamsilkan dalam hadits ini bukan dalam hal keberanian, tapi dalam hal kerakusannya. Singa selalu saja memburu makanan dan demi kepentinga pribadi dan golongannya. 

Sementara serigala terkenal dengan sifat culas, gesit, dan licik. Ia bisa menggunakan berbagai cara demi menghasilkan buruan walaupun dengan jalan tidak ksatria. 

Adapun anjing yang suka menjilat pandai sekali menyembunyikan kebuasannya dibalik kejinakan yang dimilikinya. 

Begitulah Rasulullah saw menerang keberadaan umatnya. Apakah massa yang dimaksud dengan hadits tersebut telah tiba? 

Wallahu a’lam bis shawab.

(/oh) Disarikan dari khutbah Jumat di Masjid Al Barokah, Jl. Ahmad Yani Bandung. 

BELAJARLAH DARI AIR

BELAJARLAH DARI AIR

(disampaikan dalam Sambutan dan amanat Pada Pelantikan dan Serah terima Amanah /Jabatan PR. IPM SMA MUHAMMADIYAH PURASEDA 
Periode 2024/2025) 

Secara strategis IPM mempunyai dua nilai utama, yaitu:

1. Pertama, IPM sebagai aksentuator/mewarnai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. 
Aksentuator diharapkan IPM tampil sebagai kader Muhammadiyah, dan tampil sebagai pelajar yang membawa nilai-nilai Islam yang berkemajuan.

1. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang.

Secara estafeta kepemimpinan, Kader IPM adalah kader Muhammadiyah itu adalah kader 3P
1. Pelopor, mempelopori usaha baru yg belum pernah dikerjakan IPM/ Muhammadiyah.

2.pelangsung → meneruskan dan melaksanakan amal usaha yg pernah dikerjakan IPM/ Muhammadiyah.
3. penyempurna → melengkapi, mengembangkan, menyempurnakan amal usaha IPM/ Muhammadiyah.

Secara sosial dan budaya, IPM memiki Tri Tertib (Budaya IPM) 
○Tertib Belajar
○Tertib Beribadah
○Tertib Berorganisasi

Kader IPM ... 
Prestasi YES, Organisasi YES

Sebagai penutup tirip amanat untuk PR. IPM jadilah seperti Air. 

Filosofi AIR 
1. Air mengalir ke tempat yang rendah.
>> Begitu juga ilmu yang Allah titipkan hanya akan megalir ke pemimpin yang memiliki sifat rendah hati.

2. Air saat dilempar batu akan membentuk riak, namun akan kembali datar tanpa bekas.
>> Seorang pemimpin boleh merasa kesal atau marah, namun jangan mudah sakit hati hingga membekas pada orang yang menyakiti kita.

3. Air itu bentuknya mengikuti wadah yang menampungnya.
>> Seorang pemimpin perlu fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Fleksibel itu berbeda dengan plinplan ya. 

4. Tanpa air kita kekeringan, kebanyakan air kita kebanjiran.
>> Seorang pemimpin perlu membuat keseimbangan saat memimpin teamnya. Bukan hanya terfokus pada pekerjaan, namun juga berfokus pada sisi personal tim.

5. Air memiliki sifat alamiah mendinginkan atau memadamkan.
>> Jadilah pemimpin yang mampu mendinginkan suasana dan memadamkan konflik dan amarah tim, bukan malah menyulut amarah.

Nuun walqolami wama yasturun
Fastabiqulkhoirot
IPM Jaya! 


Istirja'

TAFSIR JALALAIN SURAT AL-BAQARAH AYAT 155 - 157
155. (Dan sungguh Kami akan memberimu cobaan berupa sedikit ketakutan) terhadap musuh, (kelaparan) paceklik, (kekurangan harta) disebabkan datangnya malapetaka, (dan jiwa) disebabkan pembunuhan, kematian dan penyakit, (serta buah-buahan) karena bahaya kekeringan, artinya Kami akan menguji kamu, apakah kamu bersabar atau tidak. (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar) bahwa mereka akan menerima ganjaran kesabaran itu berupa surga.
156. (Yaitu orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah) bencana atau malapetaka (mereka mengucapkan, 'Innaa lillaahi') artinya sesungguhnya kita ini milik Allah; maksudnya menjadi milik dan hamba-Nya yang dapat diperlakukan-Nya sekehendak-Nya, ('wa innaa ilaihi raaji`uun') artinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita akan kembali, yakni ke akhirat, di sana kita akan diberi-Nya balasan. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa yang istirja`/mengucapkan 'innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun' ketika mendapat musibah, maka ia diberi pahala oleh Allah dan diiringi-Nya dengan kebaikan." Juga diberitakan bahwa pada suatu ketika lampu Nabi saw. padam, maka beliau pun mengucapkan istirja`, lalu kata Aisyah, "Bukankah ini hanya sebuah lampu!" Jawabnya, "Setiap yang mengecewakan (hati) orang mukmin itu berarti musibah." Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kumpulan hadis-hadis mursalnya.
157. (Mereka itulah yang mendapat selawat) artinya ampunan (dari Tuhan mereka serta rahmat) atau nikmat (dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk) ke arah yang benar.

Kebaikan Hendaklah dibalas dengan Kebaikan

Selasa, 6 Agustus 2024 / 1 Safar 1446. 

Kebaikan Hendaklah dibalas dengan Kebaikan

Alhamdulillah was syukru lillah. Wash sholaatu was salaamu alaa Rosuulillah wa ‘alaa aalihi wasohbihi wa man waalaah.. amma ba’du.

Sabda yang Mulia Nabi Muhammad SAW
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَعَاذَ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ وَمَنْ سَأَلَ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ وَمَنْ دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

Dari Abdullah Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika anda tidak mampu, maka doakanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal.”H.R. Abu Dawud) 

Pembelajaran / Ibroh
1. Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah , maka lindungilah dia. Kenapa? karena dia meminta kita atas nama Allah.
2. Siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Karena dia telah mengagungkan nama Allah tentunya bila kita mampu dan tidak membawa madhorot.
3. Siapa yang memperoleh kebaikan orang lain hendaklah membalasnya supaya kita tidak ada hutang budi Kerena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang. 
4. Siapa yang tidak mampu membalas kebaikan orang lain hendaklah dia mendo’akan kebaikan bagi orang tersebut diantaranya dengan membaca, jazakumullah khoiron.
5. Semoga kita bisa menjadi orang yang selalu membalas kebaikan atau budi orang lain paling tidak mendoakannya terutama pada orang tua dan orang yang telah memberikan kita banyak ilmu dalam masalah akhirat. Janganlah lupakan hal ini.

Referensi dari Al-Qur'an. 
1. Jika seorang meminta kepada kita tapi tidak mampu atau membawa madhorot walaupun dengan mengatasnamakan Allah tidak perlu dipenuhi. 
Dengan kata lain, seseorang tidak dibebani melainkan sebatas kesanggupannya. Hal ini merupakan salah satu dari lemah-lembut Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada makhluk-Nya dan kasih sayang-Nya kepada mereka, serta kebaikan-Nya kepada mereka.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَها

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 286)

Wallahu'alam (/oh). 

Tajwid Singkat : Hamzah Wasal



Tajwid Singkat : Hamzah Wasal

Hamzah washal berarti hamzah yang sambung atau tembus, dalam arti hamzah itu tidak dibaca ketika di tengah-tengah kalimat namun dibaca jika di awal atau permulaan kata.

Hamzah wasal terkadang harus di baca kasrah, dhomah ataupun fathah tergantung pada sebab - sebab berikut ini Fathah, Dhomah, Kasrah :

Dibaca Fathah
Apabila hamzah wasal bertemu dengan lam ta’rif - AL (ال‎)

Contoh:
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ * الْـنَّجْمُ الثَّاقِبُ

Di baca :
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ * اَلْـنَّجْمُ الثَّاقِبُ
Aḥamdu lillāhi * Annajmuṡ ṡāqib

wallahu'alam (/oh) 

Shifr : Bulatan Kecil


Shifr = Bulatan di atas huruf

Alhamdulillah was syukru lillah, washsholaatu wassalaamu alaa rosuulillah wa ‘alaa aalihi wasohbihi wa man waalaah.. amma ba’du

Ketika membaca Al-Quran didapati tanda bulatan kecil di atas huruf khususnya huruf alif. Itulah namanya shifr berikut singkat penjelasannya 

Shifr adalah tanda bulatan di atas huruf atau lazimnya di atas hurif Alif, yang terdiri dua bentuknya. 

Shifr Mustadir (dibaca pendek saat wakof ataupun washol)

Shifrul mustadir adalah tanda bulat kecil di atas huruf dan bermakna bahwa huruf tersebut tidak berfungsi ketika washal maupun waqaf.
Beberapa contoh berikut sebagai penjelasan
Shifrul Mustathil (dibaca pendek saat washol dan dibaca panjang saat wakof/berhenti). 

Shifr Mustathil adalah tanda kecil berbentuk bulat panjang (lonjong) yang terletak di atas suatu huruf yang bermakna bahwa huruf tersebut dihilangkan atau tidak berfungsi ketika washal dan berfungsi ketika waqaf.

Tanda-tanda shifr mustathil terdapat dalam ayat-ayat berikut,
1. Surat Yusuf : 87
2. Surat Al-Kahf : 23
3. Surat Al-A’raf : 103
4. Surat Yunus : 75
5. Surat Az-Zukhruf : 46
6. Surat Ar-Rum : 39
7. Surat Al-Insan : 4
8. Surat Al-Insan : 16

beberapa contoh berikut sebagai penjelasan
Demikian semoga menjadi tambahan keilmuan, wallahu'alam (/oh) 
gb. :HaHuwa


Renungan 10 Muharram 1446 H


Renungan : HIDAYAH
Selasa,16 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 H

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Sebab memang semua orang perlu hidayah, Maka jangan merasa mencukupkan diri tidak butuh hidayah, sebab sekalipun kita orang yg paling alim dan bertaqwa pun tetap butuh hidayah.

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Sebab hidayah adalah perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat.

Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh petunjuk sehingga dapat membedakan mana yg haq dan yg bathil.

Sahabat pena.. 
Jangan merasa kesal apalagi marah ketika ada yang mengatakan kepadamu "Semoga Allah memberimu hidayah". Dengan hidayah adalah sebab utama seseorang memperoleh kemudahan dalam ketaqwaan dan melakukan amal shalih. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

Wallahu:alam (/oh) 
Semoga Bermanfa'at
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...