Saat manusia diantara kenikmatan vs kesusahan (tadabbur Q. S. Al Isra ayat 85)
SERATUS TAHUN LAGI
Aku tak yakin anak cucuku dan para pembaca sekalian masih kenal dan mengingat kita, bila merek masih ingat maka hanyalah sebatas lintasan nama untuk kemudian mereka lupakan.
Aku yakin segala rumah yang kutempati, kendaraan yang kunaiki, perabotan rumah tangga dan segala asset lainnya akan berpindah tangan dan berubah status kepemilikan.
Gambaran kepastian masa depan ini, adalah gambaran pasti yang telah dilalui ayah ibuku, nenek kakekku dan buyutku yang kini tak lagi diatas tanah.
Sebagaimana apa yang dulu mereka miliki telah pindah tangan ke kita anak cucunya, bahkan sebagian telah habis dijual anak cucunya, maka begitu jugalah nasib segala yang kita miliki sekarang.
Aku tak benar-benar yakin mereka masih mau menziarahi kuburku maupun kuburan para pembaca, setahun sekali, karena aku dan para pembaca pun demikian adanya. Sejujurnya aku rak pernah tau sebagian kakek nenekku dimana dikuburkan apalagi buyutku.
Akupun sangat yakin pula bila masih ada yang mau memanggilku setelah mati, pastilah takkan dipanggil dengan gelar pangkat dan kehormatan lagi. Aku hanya kan disebut dengan panggilan, mendiang, si mayat, si jenazah dll.
Orang-orang kan sepakat berkata:” mandikan simayyit, kafani si mayyit, kuburkan si jenazah..” dan ucapan semacamnya.
Semua yang kusebutkan di atas adalah kepastian belaka, sementara nasibku dalam alam kubur masih samar tak jelas. Apakah aku dalam taman-taman surga di alam barzakh, atau dalam kubangan-kubangan neraka.
Anehnya kita lebih ambisi mengejar dunia, sesuatu yang jelas akan kita tinggalkan, dan jelas sudah ditentukan buat kita, sementara nasib akhirat yang tak jelas kita abaikan dan tidak mau berjuang mati-matian untuk meraih kebahagian di sana.
Kita masih terlalu sibuk dengan aktifitas dunia yang semakin menua dan menjauh kebelakang, sementara kita terkadang terlalu sering mengabaikan persiapan imigrasi ke negeri akhirat yang sudah pasti kian mendekat.
Sesudah jasad kita di bawa di atas keranda, ditanam dalam lahat, ditinggalkan sanak keluarga, barulah kita sadar bahwa kita banyak tertipu dengan dunia dan gemerlapnya, lalai dengan pangkat dan jabatan, tenggelam dalam mengejar angan-angan yang semu.
Ya Allah, wafatkan kami diatas kebaikan, ikutkan kami dengan orang-orang sholeh yang telah mendahui kami, ampunkan dosa dan kesalahan kami, bimbing kami untuk banyak beritighfar dan bertaubat kembali padamu.
ربنا توفنا مسلما وألحقنا بالصالحين.
Mari berdoa sebagaimana doa para pemuda ashabul kafi dalam Q.S. Ali Imran ayat 193-194
MOHON KETURUNAN::
Salah satu harapan damban dan indikator kebahagiaan setelah berumah tangga adalah KARUNIA KETURUNAN. Allah yang Maha kuasa memberikan segalanya, kepada Allah semua kembali kepada Allah semua bermula dan kepada Allah semua diminta.
Ikhtiar manusia salah satu washilah datangnya rahmat Allah berupa keturunan dan motivator internal adalah doa. Berikut beberapa doa yang dinukil dari kalamullah yang dapat diamalkan selain melakukan ikhtiar dalam memperoleh keturunan.
Semoga Allah berikan kita keturunan yang solih solihah, berbakti kepada Allah dan menyayangi orang tua.
Inilah doa doa memohon keturunan dalam Al Quran.
2.Al-Baqarah : 117
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.
11.Hūd : 123
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Milik Allahlah (pengetahuan tentang) yang gaib (di) langit dan (di) bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
13.Ar-Ra'd : 16
قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu menjadikan selain Dia sebagai pelindung, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang dapat melihat? Atau, samakah kegelapan dengan cahaya? Atau, apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang (diyakini) dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.”
30.Ar-Rūm : 11
اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi. Lalu, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.
30.Ar-Rūm : 26
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
Milik-Nyalah siapa yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk kepada-Nya.
30.Ar-Rūm : 27
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ ۚ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi (setelah kehancurannya). (Hal) Itu lebih mudah bagi-Nya. Milik-Nyalah sifat yang tertinggi di langit dan di bumi. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
29.Al-'Ankabūt : 19
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi)? Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.
20.Ṭāhā : 50
قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَىٰ كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَىٰ
Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah menganugerahkan kepada segala sesuatu bentuk penciptaannya (yang layak), kemudian memberinya petunjuk.”471)
21.Al-Anbiyā : 89
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.494)
37.Aṣ-Ṣāffāt : 100
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”
Wallahu'alam (/oh)
Sumber : Alquran Assyifa
Mujur dengan Dzikir dan Syukur
Keutamaan Saling Memaafkan Kesalahan Sesama
Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan
Penilaian | Sikap - Pengetahuan - Keterampilan
Keadilan dan Pemimpin Yang Adil
IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...
-
PAI SMA MUHAMMADIYAH PURASEDA Khutbah, Tabligh dan Dakwah (Materi PAI Kelas XI) KHUTBAH, TABHLIGH DAN DAKWAH Capaian Kompetensi...
-
PANDUAN SINGKAT SHOLAT MAYAT Sesudahkan, dimandikan dan dikafankan, maka shalatkanlah mayat itu dengan syarat-syarat shalat deng...
-
Pagi ini coba main ke belakang rumah. Niat memeriksa dan memberi makan hewan kesayangan. Ikan, ayam dan beberapa ekor angsa sele...