Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Kehidupan Keluarga


Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Kehidupan Keluarga
(Materi Baitul Arqom Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah Puraseda tahun 2024).

Tidak hanya dalam kehidupan pribadi, Muhammadiyah juga mengatur tentang tatacara hidup berkeluarga yang baik. Karena bagaimanapun juga, keluarga merupakan bagian penting dari sebuah kehidupan. 

Bagaimana Muhammdiyah mengatur kehidupan warganya?. antara lain : 
a. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Dalam Mengelola Amal Usaha. 
b. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berorganisasi. 
c. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Dalam Kehidupan Bermasyarakat. 

Dalam materi berikut penulis fokus membahas Pedoman Hidup islami Warga Muhammadiyah Dalam Kehidupan Keluarga

1. Kedudukan Keluarga
•) Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, Karenanya menjadi kewajiban setiap anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.

•) Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar–benar dapat mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jama’ah dan da’wah Jama’ah menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Fungsi Keluarga
•) Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan selain dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan da’wah di kemudian hari.

•) Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan (uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan ma’ruf, saling menyayangi dan mengasihi, menghormati hak hidup anak, saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara paripuma, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa neraka, membiasakan bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan, berbuat adil dan ihsan, memelihara persamaan hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.

3. Aktifitas Keluarga
•) Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka, keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai–nilai ajaran Islam.

•) Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanannya untuk menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang ihsan terhadap anak-anak dan perempuan serta menjauhkan diri dari praktik-praktik kekerasan dan menelantarkan kehidupan terhadap anggota keluarga.

•) Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu memiliki kepedulian sosial dan membangun hubungan sosial yang ihsan, ishlah, dan ma’ruf dengan tetangga-tetangga sekitar maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta qaryah thayyibah dalam masyarakat setempat.

•) Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.

Wallahu'alam (/oh) 
ref: dinukil dari Buku PHIWM 

PANDUAN SINGKAT SHOLAT MAYAT

PANDUAN SINGKAT SHOLAT MAYAT

Sesudahkan, dimandikan dan dikafankan, maka shalatkanlah mayat itu dengan syarat-syarat shalat dengan niat yang ikhlas karena Allah.

Bertakbirlah, lalu bacalah Fatihah
dan selawat atas Nabi s.a.w lalu takbir, lalu berdo'alah dengan ikhlas bagi mayat, maka takbirlah dengan berdo'a, lalu takbirlah kemudian do'a. Setiap takbir dibarengi dengan mengangkat tangan pada tiap kali takbir lalu bersalamlah seperti salam sholat. 

Dan bolehlah kita mensholatkanya di dalam masjid. Shalatkanlah berjama'ah minimal tiga baris dan hendaklah Imam berdiri pada arah
kepala mayat pria dan pada arah tengah
(lambung) mayat wanita

Janganlah,menshalatkannya pada waktu terbit matahari kecuali sesudah naik, pada
waktu tengah-tengah hari, dan pada waktu hampir terbenam matahari kecuali sesudah terbenam. 

BACAAN DAN DOA SALAT JENAZAH

1. Takbir Pertama, membaca surah “Al-Fatihah” dan “Salawat atas Nabi saw”

اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ وَ اَلِ اِبْرَاهِيمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ وَ اَلِ اِبْرَاهِيمَ. اِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

2. Takbir Kedua, membaca “Alla-hummaghfir lahu …”

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَنَقِّهِ مِن الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِن الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَهُ.

3. Takbir Ketiga, membaca ” Allahummaghfir lihayyina- …”

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلامِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيمَانِ.

4. Takbir Keempat, membaca ” Alla-humma la- tahrimna- ajrahu…”

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ.
 
Wallahualam. (/oh) 
dinukil dari HPTM Kitab Jenazah hal 229.


Hayin, Layyin, Qarib, Sahl :: Bagian manakah Kita?

Hayin, Layyin, Qarib, Sahl.

Bissmillah. Alhamdulillah. Allaahumma sholli Ala Muhammad SAW. Amma badu. 

Ciri orang yang haram tersentuh api neraka, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

‎ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ

“Maukah kalian aku tunjukkan orang yang Haram baginya tersentuh api neraka?” Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab: “(yang Haram tersentuh api neraka adalah) orang yang Hayin, Layyin, Qarib, Sahl.” (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

Golongan pertama Hayyin, adalah orang yang memiliki ketenangan lahir dan bathin, kuncinya adalah dari hati.

Golongan ke-2, Layyin adalah orang yang lemah, lembut, sopan dan santun.

Golongan ke-3 Qarib, orang dengan sifat Qarib adalah pribadi yang hangat, akrab, supel dan menyenangkan.

Golongan ke-4 adalah Sahl adalah orang yang mudah, tidak ribet atau tidak berbelit-belit. Semua diperlakukan secara proporsional. Namun bukan berarti menggampangkan masalah.

Wallahu'alam (/oh) 

Khutbah, Tabligh dan Dakwah (Materi PAI Kelas XI)


PAI SMA MUHAMMADIYAH PURASEDA
Khutbah, Tabligh dan Dakwah 
(Materi PAI Kelas XI)

KHUTBAH, TABHLIGH DAN DAKWAH

Capaian Kompetensi:
Menganalisi pentingnya khutbah, tabligh, dan dakwah       

Kompetensi Dasar : 
8.1. Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh dan dakwah.
8.2. Menjelaskan tatacara khutbah, tabligh dan dakwah.
8.3. Memperagakan khutbah, tabliqh dan dakwah

TADARUS / LITERASI QURANI

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Ali Imran : 104
b. Q.S. An Nahl : 125
c. Q.S. Al Baqarah : 256

Pembuka
Perkataan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menyampaikan keinginan, gagasan serta pelbagai kepentingan. Dengan demikian, perkataan sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku manusia dalam segala dimensinya (individual dan sosial).

Perkataan dapat menimbulkan hal-hal yang positif konstruktif dan yang negatif destruktif. Maksudnya, dengan perkataan dapat meluruskan yang bengkok, mendekatkan yang jauh, menumbuhkan kebaikan dan membuahkan kemaslahatan atau sebaliknya. Semua itu tergantung pada nilai atau bobot dari perkataan itu sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali mendengar kata dakwah. Hal itu sudah tidak asing bagi kita, apalagi kita sebagai umat Muslim. Pastinya akan lebih sering mendengar kata tersebut. Kata dakwah ini memiliki beberapa sebutan, diantaranya tabligh atau khotbah.

Dilihat sekilas ketiga nama tersebut hampir sama, namun ada perbedaan diantara ketiganya. Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya semata-mata tabligh. 

Tabligh sendiri berarti menyampaikan. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah.

Sedangkan istilah khutbah dan ceramah sesungguhnya merupakan media dalam bertabligh. Khutbah itu identik dengan khutbah jumat, yang hukumnya wajib diselenggarakan tiap hari Jumat. Meski pun di luar khutbah jumat juga kita mengenal adanya khutbah nikah, khutbah ''Idul Fithri dan ''Idul Adha. Sedangkan ceramah sifatnya agak bebas, tidak ada ketentuan waktu dan kesempatannya. Misalnya ceramah maulid, pengajian dan sejenisnya.

Tujuan utamanya ialah untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.

Hal di atas cukup untuk menjadi alasan bagi seorang muslim untuk bersyukur dan membela Islam. Dalam tinjauan yang lebih luas lagi, Islam bukan hanya agama pribadi, tetapi juga sebuah ideologi yang harus diperjuangkan agar nilai-nilainya berjalan di muka bumi.

MATERI POKOK dan URAIAN MATERI
KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH

A. KHOTBAH
Khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan yang berarti ceramah atau pidato.
Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. 

Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Orang yang menyampaikan khotbah disebut dengan khotib.

Khotib Jum'at.
Khotib harus memenuhi ketentuan agar menjadikan khotbahnya syah. Adapun ketentuan menjadi khotib adalah :
a. Islam, baligh, berakal sehat.
b. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah.
c. Suci dari hadats dan najis.
d. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.
e. Tidak tercela dalam masyarakat.

Syarat Khotbah
a Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah jum'at. Adapun syarat dua khotbah yaitu :
b Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur.
c Khotib hendaknya berdiri jika mampu.
d Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. 

Rasulullah saw, bersabda :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا وَيَجْلِسُ بَيْنَ خُطْبَتَيْنِ (رواه مسلم)

Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk antara dua khotbah". (HR. Muslim)

e Suara khotib harus dapat didengar jamaah.
f Khotib harus suci dari hadats dan najis.
g Khotib harus menutup aurotnya.
h Tertib.

Rukun Khotbah
Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. 

Adapun rukun dua khotbah adalah sebagai berikut :
a Membaca puji-pujian (hamdalah).
b Membaca syahadatain.
c Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
d Berwasiat tentang taqwa.
e Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah.
f Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua.

Sunat Khotbah
Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at.

Adapun sunat khotbah adalah :
a Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi.
b Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang. Rasulullah saw, bersabda :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطِيْلُ الصَّلاَةَ وَيَقْصُرُ الْخُطْبَةَ (رواه النساء)
Artinya: "Rasulullah saw; memanjangkan sholatnya dan memendekkan khotbah-nya". (HR.Nasa'i)
c Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.
d Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.
e Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.
f Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah.
g Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.
h Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw, bersabda :

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَتِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتِ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam sedang khotbah, maka jum'at kamu sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )
    
Praktik Berkhotbah
Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut :
Khotbah pertama.
Ä Khotib berdiri memberi salam.
Ä Khotib duduk mendengar adzan.
Ä Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti :

أَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ
Ä Membaca dua kalimat syahadat seperti :

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Ä Membaca sholawat Nabi saw ; seperti contoh :
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Ä Memberi wasiat tentang taqwa : إِتَّقُ اللهَ
Ä Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip ayat Al-Qur'an.
Ä Penutup khotbah pertama dengan membaca :

أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ
Ä Khotbah kedua.
Ä Setelah selesai khotbah pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin.
أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

Ä Kemudian di tutup dengan bacaan : عِبَادَ اللهِ            
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Fungsi Khotbah
Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu, mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.

A. TABLIGH
Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu
Tabligh adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/ muballighat. nAllah berfirman :

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Al-Ahzab : 39)

B. Dakwah
Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan, ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan), syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.
Rasulullah saw; bersabda :
 عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَمْرٍ وَاَنَّ النَِبيَّ صِلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أَيَةً (رواه البخارى)
Artinya : ”Dari Abdullah ibn Amr sesungguhnya Nabi saw bersabda”: ”Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu ayat". (HR. Bukhori )

Rasulullah saw melakukan da’wah menurut prinsip yang telah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.( An-Nahl : 125)

Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :

Ø Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang menjadi sasarannya.

Ø Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.

Ø Mujadalah (diskusi) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.

Berdakwah atau menyeru orang (kelompok orang) agar meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya merupakan tugas suci kita semua sebagaimana perintah nabi Muhammad saw, dalam kandungan hadits di atas. Dakwah bisa dilakukan dengan lisan, tulisan dan perbuatan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada masa hidupnya.

Setiap muslim hendaklah menyadari bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban, sedang berhasil atau tidaknya Allahlah yang menentukan (Lihat Q.S. At-Taubah : 56).

RANGKUMAN
Dari hal-hal yang telah diuraikan terdahulu, dapat kita analisa bahwa khothbah, tabligh dan dakwah hampir sama, namun ada perbedaan diantara ketiganya. Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya adalah dakwah. 

Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya semata-mata tabligh. 

Tabligh sendiri berarti menyampaikan. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah.

Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

KHUTHBAH
1. Dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
2. Ada syarat dan rukun.
3. Ada mimbar khusus untuk melaksanakannya.
4. Waktunya terbatas
5. Dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan berorasi dan memiliki pengetahuan yang cukup
6. Orang yang melaksanakan disebut khatib.
7. Dilakukan secara khusus dan memiliki tata cara tertentu.

TABLIGH
1. Dapat dilakukan kapan saja
2. Tidak ada syarat dan rukun
3. Ada yang meggunakan mimbar dan ada yang tidak, tergantung tempat pelaksanaannya
4. Ada yang tidak terbatas dan ada yang dibatasi waktunya
5. Bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan berorasi dan pengetahuan agama
6. Orang yang melaksanakan disebut mubaligh/mubalighot
7. Dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti seminar atau menggunakan tehnologi

DAKWAH
1. Dapat dilakukan kapan saja.
2. Tidak ada syarat dan rukun
3. Tidak perlu ada mimbar khusus dalam pelaksanannya
4. Tidak dibatasi waktu
5. Boleh dilakukan siapa saja, karena setiap muslim wajib, mempelari, mengamalkan dan mendakwahkan Islam.
6. Orang yang melaksana-kannya disebut dengan da’i.
7. Dapat dilakukan tanpa melalui acara formal karena dapat dilakukan kapan dan dimana saja.

KAMUS ISTILAH KATA-KATA PENTING
1. khothbah = ceramah
2. Tabligh = menyampaikan
3. Dakwah = menyeru
4. Hikmah = kebijaksanaan
5. Mujadalah = diskusi, debat
6. Mauidhah hasanah = nasehat yang baik

PERNIK=PERNIK (TANBIH / KAUL HIKMAH /SYAIR / NYANYIAN / INGAT / KISAH TELADAN DLL )

Meskipun Nabi Nuh sangat sedikit pengikutnya dari kalangan orang-orang beriman, tetapi ia tetap berdakwah kepada kaumnya dan menetap bersama mereka 950 tahun lamanya. Sebagaimana firman Allah :

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Ankabut : 14)

Menurut Ibnu katsir – menerangkan bahwasanya nabi Nuh tinggal bersama kaumnya dan senantiasa mendakwahkan mereka kepada Allah selama 950 tahun. Walaupun Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya cukup lama, tetapi yang beriman kepadanya hanya sedikit saja.

Beribrah pada Laron

Tiada kewajiban terhadap manusia kecuali beribadah salah satunya dengan senantiasa memikirkan pada penciptaan makhluk makhlukNYA. Āli 'Imrān : 190

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. 

Āli 'Imrān : 191

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Beribrah Pada Laron.
Awal malam tadi selepas sholat magrib dijumpai pemandangan yang menarik perhatian. dimana lampu lampu di luaran di kerumuni laron atau serangga rayap.

Sebagian rumah memilih mematikan penerangan agar laron tidak masuk rumah. karena begitulah caranya. karena laron menyukai dan akan berkumpul di mana ada cahaya. 

Dengan tujuan memberikan pelajaran kepada si bungsu,  kami memilih tidak mematikan lampu di rumah. sengaja agar laron berkumpul dan akan kami ambil sambil bicara ke si bungsu.

Berdasar pada beberapa kutipan kami sampaikan ke si bungsu. 

Apa itu Laron?
Laron atau anai-anai adalah rayap betina atau jantan yang sudah dewasa. Ketika mendekati musim hujan akan muncul segerombolan laron yang akan beterbangan dan mengerubungi sumber cahaya di rumah. (detik.com) 

Tugas laron adalah kawin pada saat mereka keluar dari sarangnya. Laron betina dapat menghasilkan 30 ribu butir telur. (5 Fakta Ilmiah Laron, Spesies Hewan dengan Siklus Hidup yang Tragis". https://www.idntimes.com)

Kami juga kuatkan si bungsu dengan keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan makhlukNya dan menata alam semesta dengan begitu sempurna.

Coba bayangkan bila bumi tak memiliki gravitasi, tentunya kita akan susah makan mengingat benda-benda melayang. Kemudian bagaimana dengan kondisi lalu lintas bila kendaraan tak memiliki keseimbangan? Subhanallah, Maha Hebat Allah yang memiliki alasan atas apa yang Dia ciptakan.

"(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". (Ibrahim : 52).

Hai bungsu...Mungkin kita pernah kesal dengan kedatangan laron dirumah kita, khususnya pada malam hari setelah hujan. Selain sayap-sayapnya mudah terlepas sehingga kita jadi sering menyapu ruangan, semutpun sering datang untuk membawa laron yang sudah mati ke dalam sarang. 

Selain itu lihat disana tuh..., cicak-cicak pun berdatangan untuk mengenyangkan perutnya dan tak jarang ada orang-orang yang menangkap laron untuk digoreng atau dibuat pakan ikan. sepwrti kita sekarang. Kami kuatkan sibbungsu

Cuu... Karenanya, janganlah mengeluh dengan adanya laron. Kedatangan mereka juga bisa menjadi perantara untuk menguji kesabaran kita, untuk menambah amal ibadah kita (lantaran menyapu ruangan) 

Dan mungkin laron mengajari kita untuk hemat menggunakan listrik. Bila dalam satu malam setiap rumah mematikan lampu dengan total waktu 1 jam, dan bila ada 1000 rumah maka akan berpengaruh terhadap jumlah cadangan listrik negara. 

Karenanya, jangan hanya berpikir sisi negatif saja. Kadang, sisi negatif itu justru memicu adanya sisi positif. Sebenarnya laron tidak berniat menganggu kita. Mereka ingin mendekati sinar karena mereka memiliki kepekaan terhadapnya. 

Alhamdulilah kalau yang peka terhadap sinar merupakan hewan tak berbisa dan kecil ukurannya. Coba kalau laron memiliki bisa seperti kalajengking atau laron berukuran sebesar kucing.

"Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu." (An Nisaa' : 126)

"...Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. An Nisaa'". 170

Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan". (An-Naml : 93).

"Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah". (Al Mulk : 3-4).

Kekaguman dan puja-puji atas adanya keajaiban laron di alam ini tentu bukan ditujukan kepada hewan-hewan ini, namun hanya kepada Allah yang telah menciptakan mereka dengan kemampuannya masing-masing.

"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy [1071], (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia." (Al Furqaan 58-59).

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali 'Imran : 191).

Alhamdulillah malam ini laron kami dapati. untuk kami beri pada ikan esok hari. Pelajaran pun dapat kami beri. Kami pun beroleh ibroh dari laron. 

Wallahu'alam (/oh) 


Materi Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab

Materi Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan, baik nikmat yang terlihat maupun nikmat yang tidak terlihat. Semua itu adalah nikmat yang harus senantiasa kita syukuri bersama, sehingga kita termasuk hamba-hamba Allah ta’ala yang pandai bersyukur kepada-Nya.

Kedua, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, nabi agung, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa ajaran Islam dari zaman yang penuh kezaliman menuju zaman yang penuh dengan keadilan dan keberkahan Islam.

Ketiga, di sini khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian, untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-benar takwa. Karena sebaik-baik bekal kita menuju Allah subhanahu wa ta’ala adalah dengan ketakwaan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Bulan Hijriah merupakan bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Demikian itu, karena banyak sekali syariat-syariat Islam yang disandarkan pelaksanaannya pada bulan Hijriah, bukan bulan Masehi. Misalnya pelaksanaan ibadah puasa, haji, penetapan hari raya umat Islam, dan lain sebagainya.

Terkait hal ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 189,

يَسْأَلونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah,‘Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.’”

Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan hilal (bulan sabit) sebagai tanda mulai masuk dan tanda berakhirnya bulan Hijriah. Dengan munculnya hilal maka ia menjadi tanda dimulainya bulan baru dan berakhirnya bulan yang lalu. Selain itu, Allah pada ayat ini juga menyebutkan ibadah haji karena ia terkait erat dengan penanggalan Hijriah.

Selaras dengan ayat tersebut, Rasulullah juga bersabda dalam riwayat Muslim, no. 1081,

إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُوْمُوْا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوْا ثَلَاثِيْنَ يَوْمًا

“Apabila kalian melihat hilal (awal Ramadhan) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya (pada akhir bulan) maka berbukalah (Idul Fithri). Apabila pandangan kalian tertutupi mendung, genapkanlah bulan menjadi tiga puluh hari.”

Pada hadits ini, terlihat jelas bahwa ibadah puasa dan hari raya pun sangat terkait erat dengan penanggalan Hijriah. Untuk itulah, kalender Hijriah merupakan penanggalan penting dalam Islam.

Keutamaan Bulan Rajab

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Di antara bulan-bulan Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri, dan saat ini kita berada di dalamnya, adalah bulan Rajab. Bulan Rajab memiliki beberapa keutamaan yang perlu untuk kita ketahui bersama.

Pertama: Salah Satu dari Empat Bulan Haram
Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits riwayat Al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679,

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu bulan lagi adalah Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadal akhir dan Syakban.”

Empat bulan haram ini disebut sebagai bulan haram karena dahulu Allah Ta’ala mengharamkan peperangan pada bulan-bulan tersebut. Hal ini menunjukkan akan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya, sehingga mereka dapat melakukan perjalanan dan menunaikan ibadah haji serta umrah.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Terkait keutamaan bulan-bulan Haram ini, para ulama semisal Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Quran Al-Azhim, jilid I hlm. 545, menyebutkan bahwa Allah melarang berbuat zalim pada bulan-bulan Haram. Dalam hal ini, berbuat zalim dilarang Allah di setiap saat, tapi pada bulan-bulan Haram larangan ini lebih ditekankan. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 36,

مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

“… di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu. …”

Jamaah sekalian, tidak menzalimi diri kita sendiri itu juga mencakup meninggalkan perbuatan maksiat kepada Allah. Maka marilah kita memuliakan bulan Haram ini dengan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita untuk tidak berbuat maksiat, apa pun itu bentuknya.

Kedua: Pengingat Akan Pentingnya Berdoa
Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Keutamaan kedua, bulan Rajab mengingatkan kita akan pentingnya berdoa agar Allah sampaikan umur kita di bulan suci Ramadhan. Hal ini secara jelas disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad no. 2346 dan Al-Baihaqi no. 3534,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau berdoa,‘Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”

Hadits ini meskipun disepakati akan kedaifannya oleh para ulama, seperti Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar, hlm. 189; Imam adz-Dzahabi dalam Mizanul I’tidal vol. 2, hlm. 65; dan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lathaif al-Ma’arif hlm. 121. Namun demikian, berdoa meminta dipertemukan bulan Ramadhan hukumnya boleh dilakukan oleh setiap muslim.

Demikian itu karena orang-orang saleh terdahulu biasa berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kembali selama enam bulan agar Allah menerima amal-amal mereka selama bulan Ramadhan. (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 148)

Untuk itu marilah kita senantiasa berdoa dan mempersiapkan diri kita dalam menyambut bulan Ramdhan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan.

Peristiwa Bersejarah Pada Bulan Rajab
Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Selain memiliki keutamaan, bulan Rajab juga mengandung peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. Peristiwa tersebut di antaranya adalah

1. Terjadinya Isra Mikraj pada 27 Rajab
2. Terjadinya Perang Tabuk pada 10 Rajab
3. Wafatnya Raja Najasyi dalam kondisi muslim
4. Wafatnya Imam Syafi’i pada 30 Rajab
5. Wafatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada 25 Rajab
6. Keberhasilan Shalahuddin al-Ayyubi dalam membebaskan Baitul Maqdis pada 27 Rajab

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala

Demikianlah khutbah Jumat tentang keutamaan bulan Rajab dan peristiwa-peristiwa bersejarah di dalamnya yang dapat khatib sampaikan. 

Semoga di bulan Rajab yang penuh berkah ini, kita senantiasa meningkatkan kualitas amal kita di sisi Allah Ta’ala. Dan marilah kita senantiasa berdoa agar dipertemukan oleh Allah dengan bulan suci Ramadhan, aamiin ya Rabb.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

wallahu'alam (Amir Sahidin, M.Ag / dakwah.id) 

SKENARIO SIMULASI AKAD NIKAH

SKENARIO SIMULASI AKAD NIKAH

Pembelajaran PAI SMA Muhammadiyah Puraseda

Capaian Pembelajaran / KD : 
Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam

ATP / INDIKATOR : 
Mempraktikkan simulasi tata cara
pernikahan menurut Islam

Materi : 

Susunan Simulasi Akad Nikah
Buatlah kelompok perkelas dan susun personalia sbb. : 

1. Calon Pengantin Laki-laki : 
2. Calon Pengantin Perempuan :
3. Wali Nikah :
4. Penghulu : 
5. Saksi I : 
6. Saksi II : 

Berperan sebagai
1. Keluarga Mempelai Laki-laki :
2. Keluarga Mempelai Perempaun : 

Petugas : 
Pertama Khutbah Nikah (Penghulu= )

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم.

الحَمْدُ للهِ الَّذِي لاَ تُصَادِفُ سَهَامَ اْلأَوْهَامِ فيِ عَجَائِبِ صُـنْعِهِ مَجْرَى. وَلاَ تُرْجَعُ اْلعُقُوْلُ عَنْ أَوَائِلِ بَدَاِئعِهَا إِلاَّ وَالِهَةٌ حَيَّرَى. وَلاَ تـُزَالُ لَطَائِفُ نِعَمِهِ عَلَى اْلعَالَمِيْنَ تـَتـْْرَى. فَهِيَ تــَتَوَالَّى عَلَيْهِمْ اِخْتِيَاراً وَقَـهْراً. وَمِنْ بَدَاِئـعِ أَلْطَافِهِ أَنْ خَلَقَ مِنَ اْلمَاءِ بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصَهْراً. وَسَلَّطَ عَلَى اْلخَلْقِ شَهْوَةً اِضْطَرَّهُمْ بِهَا اْلحِرَاثـَةُ جَـبْراً. وَاسْتَبـْقَى بِهَا نَـسْلُهُمْ إِقْهَاراً وَقَسْراً. ثُمَّ عَظَّمَ أَمْرَ اْلأَنْسَابِ وَجَعَلَ لَهَا قَدَراً. فَحَرَّمَ بِسَبَبِهَا السِّفَاحَ وَ بَاَلغَ فيِ تَقْبِيْحِهِ رَدْعاً وَ زَجْراً. وَجَعَلَ اِقْتَحَامَهُ جَرِيْمَةً فَاحِشَةً وَأَمِرَ إِمْراً، وَنَدَبَ إِلَى النِّكَاحِ وَحَثَّ عَلَيْهِ اِسْتِحْبَاباً وَأَمْراً. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ بِالإِنْذَارِ وَالبُشْرَى. وَعَلَى آلهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً لَا يَسْتَطِيْعُ لَهَا الحِسَابُ عَدًّا وَلَا حَصْراً. وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. أَمَّا بَعْدُ:

Segala puji bagi Allah yang tidak membatasi pemikiran manusia memikirkan keajaiban proses penciptaan-Nya. Tiada memberikan kesulitan akal manusia memahami permulaan proses penciptaannya melainkan akal yang bingung dalam menerima kekuasaan Allah. 

Tiada menghilangkan kasih sayang dalam pemberian nikmat-Nya yang terus-menerus kepada seluruh alam, yaitu nikmat yang Allah limpahkan kepada mereka, baik mereka sengaja memperolehnya maupun tidak. 

Dan dari permulaan kasih sayang menciptakan mansuia dari air mani, lalu menjadikannya berhubungan keluarga, baik secara nasab maupun karena perkawinan. Dan memberikan syahwat kepada manusia sehingga dapat menyalurkannya secara alami. Karena itu, secara alami lahirlah anak cucu. 

Kemudian Allah menjadikan penting urusan nasab dan menjadikan baginya suatu ketentuan. Karena itu, lalu diharamkan hubungan perzinahan dan penyaluran syahwat yang menyimpang sebagai hal yang sungguh-sungguh terlarang. Dan menjadikan orang yang menyeret dirinya ke dalam perbuatan terlarang itu sebagai pelaku dosa lagi keji serta sungguh-sungguh sebagai pelaku dosa dan kemunkaran. 

Sedangkan Allah mengarahkan kepada pernikahan dan mendorong untuk melakukannya, baik secara anjuran maupun perintah. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad yang diutus untuk menyampaikan peringatan dan kabar gembira. Semoga juga dilimpahkannya kepada para keluarga dan sahabatnya, sebagai limpahan shalawat yang tak terhingga, dan salam yang melimpah ruah. Amma ba’du :

قال الله تعالى في كتابه الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إلاَّ وَأَنتُم مُسْلِمُونَ.) آل عمران: 102 ( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِى خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا الله الَّذِى تَسَاءلُونَ بِهِ والأَرْحَامَ، إنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً. )الأحزاب: 70-71( يَا أَيُّهَا الَّذِين آمَنُوا اتَّقُوا الله وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظِيماً. )النساء: 1(

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Saya katakan calon besan dan calon mempelai karena akad nikah atau ijab kabul belum dilaksanakan, dan insya Allah sebentar lagi baru akan dilaksanakan. Setelah akad nanti baru resmi dan sah calon besan menjadi besan dan calon mempelai menjadi mempelai.

Pernikahan bukan sekedar memenuhi hasrat dan mempertemukan rasa cinta lawan jenis. Bukan sekedar tindak lanjut bujuk rayu dan untaian kata yang manis-manis. Meskipun banyak di tengah jalan berubah menjadi bengis, isteri menangis, karena suami seperti iblis. Lupa juga kenangan malam kamis, waktu hujan gerimis dan sama-sama makan kue pukis.

Pernikahan adalah sunnah Rasul yang sakral dan suci. Siapa yang tidak mengikuti sunnah ini atau sengaja melajang, maka ia tidak termasuk umat Islam. Oleh sebab itu, khususnya kepada calon mempelai berdua, saya tekankan bahwa pernikahan bukan untuk dipermainkan, coba-coba, ataupun seperti membeli pakaian, dicuci dan disetrika dengan pewangi dan dipakai setiap hari, namun setelah bosan dan tidak memerlukan lagi karena sudah ada gantinya yang baru dibeli, yang lama dilempar, dicampakkan begitu saja karena tiada guna. Na’udzu billahi min … dzalik.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Kita semua yang hadir di sini akan menjadi saksi Anda berdua dalam melangsungkan apa yang oleh para ulama disebut dengan akad nikah atau ijab qabul, meskipun secara formal administratif yang akan tanda tangan di berkas berita acara dari KUA Ciputat hanya dua orang saksinya.

Kita yang hadir di sini yakin Anda berdua sudah siap, baik pisik maupun psikis untuk melangsungkan sunnah Rasul akad nikah ini, yang dalam al-Quran dikatakan sebagai mitsaqan ghalizhan (perjanjian agung atau kokoh). Dalam al-Qur’an hanya tiga kali istilah ini disebutkan :

Pertama : Ketika Allah membuat perjanjian dengan para Nabi, termasuk Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (QS. al-Ahzab, 33 : 7).

Kedua : Ketika Allah mengangkat bukit Tursina di atas kepala bani Israil untuk menerima perjanjian di hadapan Allah (an-Nisa, 4 :154). 

Ketiga: Ketika Allah menyatakan tentang perjanjian dalam pernikahan (an-Nisa, 4 : 21).

Akad nikah dikatakan sebagai mitsaqan ghalizhan (perjanjian agung atau kokoh) dapat kita pahami karena dengan ini :

Pertama, menghalalkan yang haram. Maksudnya hubungan yang sebelumnya haram dengan sesudah akad ini menjadi halal. 

Kedua, dengan akad ini akan melahirkan serangkaian hak dan kewajiban masing-masing dalam kehidupan berumah tangga. 

Ketiga, akan melahirkan generasi yang jelas status hukum nasabnya untuk meneruskan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Dalam menjalani kehidupan rumah tangga bisa diibaratkan seperti sedang menahkodai bahtera di lautan yang tak lepas dari terjangan ombak dan badai. Jika sang nahkodanya pandai menahkodainya kapal akan selamat dan sampai tempat tujuan. Sebaliknya jika lengah bahkan tidak menguasainya kapal akan karam di tengah lautan. Na’udzu billahi min … dzalik.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Kedua calon besan yang berbahagia….
Kedua calon mempelai berdua yang cerah ceria ….

Yang penting sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Qur’an tadi kata kuncinya dalam berumah tangga : 

Pertama, qulu qaulan syadida. Jaga tutur kata karena masalah kecil bisa jadi besar karena tutur kata. Sebaliknya masalah berat terasa ringan karena tutur kata. 

Kedua, yuslih lakum a’malakum wa yaghfir lakum dzunubakum. Manusia ini bukan malaikat dan tidak akan bisa jadi malaikat. Kadang khilaf, lupa, dan salah. Namun jangan jadi iblis salah selamanya. Segera bertobat, mohon ampun kepada Allah swt dan saling memaafkan keduanya, lalu perbanyak amal saleh.

Demikian ini termasuk ciri rumah tangga yang bertakwa, menaati Allah dan Rasul-Nya yang dijanjikan akan meraih fauzan ‘azhima (kemenangan yang besar). Walhasil, semoga dengan telah melaksanakan mitsaqan ghalizhan sebentar lagi insya Allah akan memperoleh fauzan ‘azhima, amin ya rabbal ‘alamin.

Demikianlah sekelumit khutbah nikah yang dapat kami sampaikan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kedua mempelai yang akan menjalani lembaran baru sebagai pasangan dunia dan akhirat. Juga kepada kita semua. 

Mohon maaf apabila ada kesalahan, mengingat kami adalah manusia biasa yang penuh salah dan dosa, dan yang benar hanyalah di sisi Allah SWT. Semoga kedua mempelai diberikan umur yang barokah, pernikahan yang barokah, dan kemampuan untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah. Amin...

أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ اْلعَظِيْم ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


Kedua :: Sesi Percobaan Ijab Qabul
(antara wali dan caten laki-laki)

Ketiga ::  Ijab dan Qabul
(antara wali dan caten laki-laki)

Ijab : (Wali= )

عُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
 * بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِِِ الرَّحِيْمِi *
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ … ×3 مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِيْ وَالذُّنُوْبِ 
وَاَتُوْبُ ِالَيْهِ
اَشْهَدُ اَنْ لآاِلَهَ اِلاَّالله ُ * وَ اَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ *
بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ للهِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلى آلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِـعَهُ وَنَصَـَرهُ وَمَنْ وَّالَهُ – وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ اَمَّا بَعْدُ : أُوَصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَي الله فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْن -
يَا ……….. بِنْ ………… ! اَنْكَحْـتُكَ وَزَوَّجْـتُكَ ِابْنَتِيْ ………………………….. بِمَهْرِ ………….. نَـقْدًا.

Qobul : (Caten laki-laki=)

قَبِلْتُ نِكَاحَهَا وَتَزْوِيـْجَهَا بِالْمَهْرِالْمَذ ْكُوْرِ نَـقْدًا

Keempat :: Penandatanganan Bukti Nikah
Oleh kedua mempelai, wali nikah, dua orang saksi dan PPN yang menghadiri akad nikah.

Kelima Pembacaan Sighat Ta'lik Talak (Suami= )
(dibaca oleh suami dan setelah selesai dibaca kemudian di Tanda tangani oleh suami)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَأَوْفُواْ بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُولاً

“ Tepatilah janjimu, sesungguhnya janji itu kelak akan dituntut.”

Sesudah akad nikah, saya :
............................... bin ...........................................
berjanji dengan sesungguh hati, bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya pergauli istri saya yang bernama :
................................ binti ......................................
dengan baik (mu’asyarah bil ma’ruf) menurut ajaran syari’at agama Islam.

Selanjutnya saya mengucapkan sighat ta’lik atas istri saya itu sebagai berikut :
Sewaktu-waktu saya :

1. Meninggalkan istri saya tersebut dua tahun berturut-turut,
2. Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
3. Atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya itu,
4. Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya itu enam bulan lamanya.

Kemudian istri saya tidak ridho dan mengadukan halnya kepada pengadilan Agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh pengadilan tersebut, dan istri saya itu membayar uang sebesar Rp. 10,000,- (sepuluh ribu rupiah) sebagai ‘iwad (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu kepadanya.

Kepada pengadilan tersebut saya kuasakan untuk menerima uang ‘iwad (pengganti) itu dan kemudian menyerahkannya kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Cq. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah untuk keperluan ibadah sosial.

Bogor, Januari 2024
Suami,




(...............................)


Keenam Penyerahan maskawin/mahar dan dilanjutkan dengan Penyerahan Buku Nikah/Kutipan Akta Nikah


Ketujuh Doa Setelah Akad Nikah (Saksi=)
Setelah ijab kabul dilaksanakan antara wali atau wakil wali dengan mempelai laki-laki, acara dilanjutkan dengan membaca doa oleh saksi

الحمد لله رب العالمين. والصلاة والسلام علي اشرف الانبياء والمرسلين. وعلي اله وصحبه اجمعين. حمدا يوافي نعمه ويكافي مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك.

اللَهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحمَدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنَ جَمِيْعَ الأهَوْاَلِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِي لَنَا بها جَمِيعَ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيّئاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَي الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصَي الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيرَاتِ فِي الحَيَاةِ
وَبَعْدَ المَمَاتِ
انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قا ضي الحاجات، يا مجيب السا ئلين

اللهم الف بينهما كما الفت بين ادم وحواء والف بينهما كما الفت بين سيدنا محمد ص.م. وخديجة الكبري.

اللهم لاتدع لنا في مقامنا هذا ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة من حوائج الدنيا والاخرة لك فيها رضا ولنا فيها صلاح الا قضيتها ويسرتها فيسر امورنا واشرح صدورنا ونور قلوبنا واختم بالصالحات اعمالنا. اللهم توفنا مسلمين واحينا مسلمين والحقنا بالصالحين غير خزايا ولا مفتونين.

ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما. ربنا اغفر لنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين.


Kedelapan Tausiyah pernikahan (biasanya oleh Penghulu)

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...