Filosofi "SAWO DUREN"
dipost oleh Admin
dipost oleh Admin
Dalam postingan kali ini admin akan membahas tentang filosofi SAWO DUREN.
Sawo duren adalah
jenis buah dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae). Berdasarkan pemerian di worldagroforestry.orgworldagroforestry.org,
sawo duren adalah tumbuhan pohon, yang dapat mencapai tinggi hingga 30 meter.
Batang pohon berkayu, silindris, tegak, pepagan (kulit kayu) berpermukaan kasar
berwarna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan. Banyak bagian pohon yang
mengeluarkan lateks, getah putih yang pekat, ketika dilukai.
Namun "sawo duren" diamaksud bukanlah sejenis buah buahan yang kita kenal tadi, tapi kita akan mengupasnya sebagai sebuah filosofi dan kita kaitkan dengan kondisi saat ini.
Saat ini dunia perpolitikan sedang hangat, baik pilkada (pemilihan kepala daerah) dan tahun depan akan dihelat pilpres (pemilihan presiden) dan pileg (pemilihan legisltaif / anggota dewan).
Di masa politik saat ini kita saksikan berbagai manufer politik dilakukan oleh pasangan calon dan tim pemenangan, dalam usaha meraup simpati dan suara rakyat, berbagai perhelatan dilakukan dan layaknya seseorang yang ingin terpilih sensntiasa memberikan janji dan program yang akan dilakukan nanti.
Fenomena yang unik adalah ketika seperti halnya musim "durian", ketika durian banyak dipasaran dijual dan ditawarkan dengan murah, padahal biasanya buah ini termasuk buah yang mahal. Begitu juga saat fenomena politik merebak ini pun terjadi, janji dan harapan dijual dengan "murah' padahal janji adalah "hutang" yang harus dibayar, "janji politik" berarti "hutang politik" yang harus di bayar pula. Itulah Filosofi Durian yang pertama
Ketika hasrat politik datang maka timbulah istilah "blusukan", dalam arti door to door sumber suara dihampiri dengan harapan bisa dikenal dan mendongkrak perolah suara. Tetapi masalah yang ada adalah, ini terjadi hanya ketika musim politik saja. inilah filosofi sederhana yang kedua dari buah durian. jarang sekali durian berbuah bahkan bisa sampai sekali dalam setahun. Artinya saat politik mereka datang karena ada keinginan, sedangkan durian datang karena diharapkan oleh pemiliknya.
Lain durian, lain halnya dengan sawo, sawo merupakan buah yang senantiasa rimbun dengan daunya dan berbuah sepanjang tahun, begini harus nya para politikus berfikir, datangi rakyat sebagaimana sawo berbuah, muda pahit matang pun manis. jangan datang dengan manis, setelah matang setahun sekalipun tidak pernah datang. masih kalah oleh durian tadi.
Mari cerdas memilih, gunakan hati bukan materi, cari pemimpin berfilosofi sawo, saat pahit dan manis selalu hadir. Bukan seperti durian datang setahun sekali bahkan tidak.
Tetap tentukan pilihan dan kerugiaan menghampiri, ketika hanya pasrah tanpa memilih, memilih akan lebih baik dari pada tidak sama sekali, tentukan pilihan yang amanah.
Lebih baik gagal setelah berencana, daripada gagal tanpa rencana.
~oho~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar