Khutbah Jum’at Manusia berUntung - meRugi dan terLaknat

Penaku. Mengawali dan menjalani hari di tahun yang baru 2021 tentu akan ada hal yang harus di tempuh pertama melihat ke belakang sebagai evaluasi, kedua menjalani hari ini sebagai bentuk rasa syukur dan ketiga menatap masa depan sebagai bentuk cita cita dan harapan. 

Tiga hal tadi merupakan perjalan hidup kita, bahkan penyair / kungfu master, Master Oogway berpesan “Yesterday is History, Tomorrow is Mistery, and Today is a Give“ (Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, dan hari ini adalah sebuah pemberian atau anugrah).

Namun kita ingat juga telah mengatakan sahabat yang mulia Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA dengan mengungkapkan : 

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."

Motivasi dari Sahabat Mulia menantu RasululLaah SAW tersebut nampaknya masih relevan. Jika ingin beruntung, jadilah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Inilah inti pesan ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu selalu mendorong umatnya untuk maju.

Allah Swt Berfirman : 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Telitii apa yang kamu kerjakan." (Qs. Alhasyir [59]: 18)

Lalu bagaimana setiap muslim bertindak untuk melalui, menjalani dan menyongsong hari harinya?? tentunya harus introspeksi terus apa yang telah diperbuatnya untuk masa depannya. "Hari esok" dalam ayat tersebut mengandung makna: hari esok yang dekat yaitu dunia, dan hari esok yang jauh yaitu akhirat.

Artinya, kaum muslimin harus menyiapkan diri agar sukses masa depannya baik di dunia maupun di akhirat.

Maka, jika ada orang muslim yang hari ini sama saja dengan hari kemarin, ia termasuk orang yang merugi. Karena harusnya bisa lebih baik, sebagaimana diwasiatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA tadi. Jika sama saja berarti tidak ada kemajuan, statis dan sama saja dengan tidak ada pergerakan.

Apalagi hari ini lebih buruk daripada hari kemarin. Sayyidina Ali mengategorikannya sebagai orang yang terlaknat (mal'un). Mengapa?

Misalnya, jika ada orang muslim yang ibadahnya hari ini lebih buruk daripada kemarin, ia adalah orang yang terlaknat. Demikian pula jika pengetahuan dan ilmunya tidak bertambah malah berkurang. Atau, jika hari ini tidak lebih shaleh daripada hari kemarin. Atau, jika kebaikannya juga tidak lebih baik daripada hari kemarin.

Karena dengan demikian ia tidak mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Maka, pantaslah jika Sayyidina Ali menyifatinya sebagai terlaknat.

Menyambut tahun baru hendaknya setiap orang melakukan perenungan akan hal ini. Hura-hura tahun baru tidak ada maknanya, dan bahkan bisa dikatakan sebagai tindakan mubazir jika ternyata hal itu tidak membuat kita menjadi semakin baik, apalagi malah cenderung destruktif/ rusak/merusak. Sebagai Muslim harus berpikir jernih bagaimana menyiapkan masa depannya daripada hura-hura yang tidak ada manfaatnya.

Sebagai penutup mari mengingat ulang pesan Baginda Tercinta Rasulullah saw : 

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu (nikmat) kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).

Semoga tahun depan kita menjadi pribadi yang selalu beruntung, yaitu yang hari-harinya semakin bertambah baik dalam segala hal.

Wallahu'alam. (/oh)

Tidak ada komentar:

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...