Khutbah Jum’at Waktu Bagi Seorang Muslim

إنّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita waktu yang penuh dengan keberkahan, keselamatan, kebahagiaan, keamanan, dan kesehatan yang paripurna, yang tidak ada rasa sakit yang datang setelahnya. Bahwa pada dasaarnya setiap orang telah diberikan modal berupa waktu yang sama oleh Allah, yakni sehari selama 24 jam.

Modal yang sama tersebut, belum tentu sama dalam penggunaannya. Sebagai contoh, pada jam yang sama masih ada yang duduk di depan televisi, menghadap layar android di rumah, bersendau gurau di jalan, sibuk jual beli di pasar, bekerja di sawah dan ladang. Namun di tempat yang lain mereka yang di ladang bergegas bersih diri begitu bedug dipukul, mereka yang di rumah bersegera wudhu dan berangkat menghadiri shalat Jumat begitu adzan berkumandang, bahkan banyak dari mereka yang lebih dahulu datang sebelum khatib naik mimbar, mengisi waktu tersebut dengan shalat, dzikir, dan tilawah Alquran.

Orang yang datang ke masjid dalam rangka memenuhi panggilan Allah untuk beribadah, maka setiap derap langkah satu kakinya akan meninggikan derajat, sementara langkah kaki lainnya akan menghapus dosa. Sebagaimana hadis berikut:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ، ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ منْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً ، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.” (HR. Muslim)

Sekali lagi, waktu yang sama tetapi isi berbeda.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Rasulullah juga pernah menyampaikan bahwa ada dua nikmat yang sering diabaikan oleh manusia, yakni pertama ialah nikmat waktu luang, dan kedua yaitu nikmat sehat.

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu (nikmat) kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Bagi mereka yang mau mensyukuri nikmat waktu, sudah barang tentu modal waktu yang Allah berikan akan dimanfaatkan dan diisi dengan padat, dengan hal-hal yang bermanfaat. Sebaliknya bagi yang kufur dengan nikmat waktu, boleh jadi modalnya itu terbuang sia-sia, banyak kegiatan yang tidak menghasilkan manfaat di dalamnya. Namun justru na’udzubillah menjerumuskan diri pada kemaksiatan dan kebatilan. Sebagaimana kata bijak yang mengatakan bahwa, jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Dalam Alquran terdapat pesan yang sangat penting untuk menggugah dan mengingatkan diri akan anugerah yang Allah berikan berupa waktu itu. Dalam pandangan seorang muslim, waktu dikenal dengan empat istilah.

Pertama ialah ad-Dahr, sebagaimana dalam QS. Al-Insan ayat pertama,

هَلْ أَتَىٰ عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ حِينٌ مِّنَ ٱلدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْـًٔا مَّذْكُورًا

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”. Ad-Dahr adalah waktu sebelum keberadaan seseorang. Maka terhadap ad-Dahr, seorang tidak mempunyai konsekuensi. Seorang tidak akan diminta pertanggung jawaban sebelum ia ada atau lahir di alam dunia.

Kedua ialah ‘Ajal, sebagaimana dalam QS. Al-A’raf: 34,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”. ‘Ajal artinya batas keberadaan sesuatu. Itu mengapa orang yang meninggal sering disebut telah sampai pada ‘ajalnya, yakni telah sampai pada batas hidupnya di dunia.

Ketiga ialahal-Waqt, sebagaimana potongan ayat dalam QS. An-Nisa: 103,
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا…

“…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Al-Waqt adalah batas dari berakhirnya suatu pekerjaan, seperti adanya batas-batas waktu dalam shalat. Istilah ini yang kemudian diadopsi oleh bahasa Indonesia, al-waqt menjadi waktu.

Keempat ialah al-‘Ashr, sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr: 1-3,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Allah peringatkan hambanya dengan al-‘Ashr.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Harta yang hilang bisa dicari lagi. Namun waktu yang hilang tidak pernah bisa akan kembali lagi. Manusia yang berada dalam kerugian sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr, para ulama memilki beberapa penafsiran. Ada yang mengatakan bahwa manusia di sini ialah semua orang. Ulama lainnya berpendapat bahwa manusia di sini bermakna mereka yang sudah baligh. Sebab, sebelum akil baligh semua amalan yang ia lakukan belum dihisab atau belum mukallaf.

Kata خُسْرٍ –khusrin’- dalam kaidah bahasa Arab disebut dengan istilah isim nakiroh atau kata benda yang memiliki makna keanekaragaman. Sehingga maknanya menjadi manusia itu akan berada dalam keanekaragaman kerugian, kecuali mereka yang beriman. Iman merupakan keyakinan penuh dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pengamalan dalam amal perbuatan. Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, para Nabi dan Rasul-Nya, kitab-kitab suci-Nya, hari Akhir, dan Qadha-Qadhar-Nya.

Iman akan tumbuh subur dengan ilmu. Sehingga apabila kita ingin agar memiliki keimanan yang kuat, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk menyuburkan iman tersebut. Teruslah belajar, tanpa terbatasi oleh waktu, tempat, dan keadaan.

Namun hanya mengandalkan iman saja, orang masih merugi. Sehingga ayatnya dilanjutkan dengan wa ‘amilū aș-șālihāt. Amal itu adalah apa yang dihasilkan oleh pikiran, hati dan perbuatan. Bukan hanya perbuatan saja, bahkan pikiran, gagasan kita juga tergolong amal, serta gerakan hati pun termasuk amal. ‘Amilū aș-șālihāt maknanya bukan sembarang amal, akan tetapi amal yang shalih, amal yang membawa pada kebaikan baik untuk diri maupun makhluk Allah yang lain.

Kerugian seolah tidak berhenti, hingga menyempurnakannya dengan watawā śaubil haq- watawā śaubi al-șabr. Saling nasehat menasehati dalam soal yang haq. Haq itu makna asalnya yang kokoh, adapun yang kokoh itu ialah nilai-nilai agama. Di mana nilai-nilai agama ini akan selalu tegak dan kokoh kapan dan di manapun. Kemudian menjadikan paripurna sampai saling bernasihat untuk senantiasa berlaku sabar.

Wallahu'alam. (/oh)

Khutbah Kedua
......

Tadabur al Ashr | Setiap Masa Ada Generasinya, Setiap Generasi Ada Masanya.

(Catatan Awal dan Akhir sebuah perjuangan Perjuang Dakwah)

Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu ala Rasulillah saw. wa ba'd.

Salah satu hal yang akan menentukan kesuksesan dan kegagalan seseorang dalam kehidupan dunia adalah kemampuannya mengatur waktu.

Waktu tidak akan dapat terulang kembali. Ketika ada kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Orang yang dapat mengatur waktu dengan baik adalah akan meraih kesuksesan, orang yang tidak dapat mengatur waktu dengan baik akan mendapatkan kegagalan.

Inilah Ibroh yang dapat kita ambil dari penjelasan Al-Quran Surat Al-Ashr. Terkait dengan waktu atau masa yang memang menjadi bahasan utama dalam Surat Al-Ashr, bahwa pentingnya peran waktu dalam menentukan kesuksesan ataupun kegagalan seseorang, sampai-sampai Allah SWT bersumpah demi waktu dalam awal surat tersebut. 

Sebagai bahan gambaran produk/rencana/program atau barang yang bagus, kalau  tidak dikelola dengan tepat dalam menentukan waktu, maka tidak akan mendapatkan untung/hasil/target dan tujuan maksimal. Sama saja ketika kita berdakwah mengajak kepada kebaikan tetapi tidak memilih waktu yang tepat, maka akan menemui kegagalan.

Dalam perjalanan waktu, setiap orang akan menemui masanya masing-masing. Siapa saja yang memang sedang waktunya sukses, akan sukses. Sebaliknya kalau memang sudah waktunya gagal walaupun sudah diatur sebaik mungkin, akan tetap gagal. Begitupun dengan perjalan Dakwah.

Namun fenomena sukses dan gagal ini akan memunculkan sikap husnudzan (berbaik sangka) dan menjauhkan diri dari sifat iri dan gampang menghina orang lain. Kalau Allah memang sedang menjadikan seseorang dalam kegagalan atau kesuksesan memang masanya harus begitu. Setiap masa ada generasinya setiap generasi ada masanya.

Oleh karena itu tugas kita adalah mengajak kepada siapa saja untuk senantiasa memanfaatkan waktu dengan baik dan melakukan aktifitas yang berkualitas karena hal tersebut akan menjadikan umur panjang. 

Namun dalam melakukan sesuatu harus dengan perencanaan yang baik dan tidak tergesa-gesa. Karena itu kita diingatkan bahwa tergesa-gesa termasuk perbuatan setan dan berhati-hati datang dari Allah SWT.
Semoga dalam menyongsong awal tahun 2021 kita tekadkan untuk  berjuang, selamat berdakwah, tetap istiqomah dan berada dalam kebenaran.

Wallahu'alam (/oh)

Empat Pertanyaan di Hari Kiamat (Materi Kajian Malam Rabu Masjid Nurul Iman


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمً،ا أَمّا بَعْدُ

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّار

Alhamdulillah pada kita masih diberi kesempatan Allah SwT bias hadir di majelis yang berbahagia ini dan bersimpuh di hadapan-Nya sebagai bentuk ketaatan kita. Shalawat  dan  salam  semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang  menuntun kita ke jalan yang diridlai-Nya, sehingga kita tetap istiqamah dan memiliki kesadaran dalam melaksanakan ajaran Islam.

Allah SwT memberikan nikmat kepada para hamba-Nya, maka Dia pun memberikan peringatan akan datangnya hari pembalasan, yang pada waktu itu apa saja yang kita lakukan selama hidup di dunia, akan ditanyakan oleh Allah SWT, tanpa ada yang membantu dan tidak ada pula yang mampu memberi syafaat maupun suap, sebagaimana firman-Nya:

وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ.

“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong” (QS. Al-Baqarah: 48).

 Oleh karena itu, berbahagialah bagi mereka yang sejak awal mempersiapkan bekal untuk hari kiamat, dengan menabur amal shalih dan berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW menjelaskan tentang perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, beliau bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).

 Pada hadits di atas terkandung empat hal yang akan ditanya pada hari kiamat.  Pertama, untuk  apa  umurnya  dihabiskan. Hidup kita di dunia ini ada batasnya, dibatasi oleh waktu, suatu saat kita akan meninggal. Panjangnya umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya pendeknya umur bukan pertanda akan masuk neraka. Di samping itu, ketika kita meninggal dunia, nama kita pun lama-lama akan tenggelam dan tidak disebut, sekalipun orang yang kita cintai. Dalam pada itu, Rasulullah  SAW bersabda:

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَا ءَ عَمَلُهُ )رواه الترمذى.

“Dari Abdullah bin Busr ra meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya. Dan seburuk-buruk manusia siapa yang panjang umurnya dan buruk amalnya” (HR Tirmidzi).

Berbahagialah bagi siapa saja yang dapat memanfaatkan umurnya untuk menabur amal shalih, dan celakalah bagi mereka yang menggunakannya untuk berbuat kerusakan di atas bumi. Alhasil, kita akan tergolong sebagai manusia terbaik, bila dalam kesempatan hidup itu kita pandai memanfaatkannya umur kita sesuai kehendak Allah.

Pertanyaan Kedua di hari kiamatadalah untuk apa ilmu yang telah dimiliki? Ilmu adalah kunci utama dalam menjalani kehidupan. Artinya, bila kita menginginkan sesuatu urusan dunia, maka diperlukan ilmu. Demikian juga, bila kita menginginkan pahala akhirat, diperlukan ilmu. Maka, jika ilmu itu bermanfaat akan menjadi sumber ketenangan hidup, yang disebabkan dalam diri pemiliknya ada rasa takut dan ketundukan total kepada Allah SwT.

Ilmu itu akan selalu dimanfaatkan untuk hal-hal yang dianjurkan oleh agama, sedangkan  jika Ilmu itu digunakan untuk membohongi atau menipu orang lain, menistakan agamanya sendiri, maka ia dapat digolongkan dalam ilmu yang tidak bermanfaat, sehingga dapat disimpulkan  ilmu yang tidak bermanfaat akan membawa kesengsaraan hidup.

Maka tepatlah do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad: 

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaaat, rizki yang baik lagi halal. Serta amal yang diterima 
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah). 

Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal shalih untuk kehidupan setelah kematian….” 
(HR. Imam Tirmidzi).

Perkara ketiga yang akan ditanyakan pada hari  kiamat adalahdari mana harta dan dibelanjakan untuk apa?Mencari anugerah Allah tidaklah dilarang, bahkan diperintahkan. Namun, karena kasih sayang-Nya, Allah juga memerintahkan manusia agar hanya untuk   memakan yang  halal lagi baik. Mafhumnya, kita diperintahkan untuk memperoleh makanan tersebut dengan jalan yang halal lagi baik pula.

Halalnya makanan dan cara mencarinya sangat ditekankan, sehingga kita wajib makan harta yang halal, maka jika sewaktu di dunia kita selalu memperhatikan makanan yang kita makan dan cara mencarinya, tentu akan menyelamatkan kita dari pertanyaan pada hari kiamat.

Pertanyaan keempat adalah untuk apa badan-mu digunakan? Manusia dikaruniai Allah jasad yang sempurna yang disertai panca-indra, akal pikiran, dan hati. Karenanya harus dimanfaatkan untuk mengabdi kepada Allah. Dia pun melarang kita menjatuhkan diri ke lembah kesengsaraan dan kebinasaan.

Oleh karena itu, Allah SwT mengharamkan narkoba, minuman keras, berzina, dan akitivitas lain yang merusak kesehatan badan. Allah berfirman:

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 195).

Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah akan kekurangan kita. Semoga ilmu, umur, harta, dan badan yang kita miliki dapat kita manfaatkan dan memperoleh ridha Allah SwT

wallahu'alam (/oh)

lanjutan materi Didaktik, Menutup Pelajaran



Lanjutan Materi Didaktik
Menutup Pelajaran

Pada materi kita terdahulu cara membuka kelas dibahas Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran yaitu:
1) Meninjau kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut

Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.

1) Meninjau kembali.

Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam pembelajaran.

2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid

Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:

1. Mendemonstrasikan keterampilan.
2. Menerapkan ide baru pada situasi lain
3. Mengemukakan pendapat sendiri
4. Memberikan soal-soal secara tertulis
3) Memberikan tindak lanjut

Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan sesuatu.

2. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri.

Pada hakekatnya belajar itu adalah adanya perubahan. Perubahan berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan sikap melalui proses penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan, sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua proses perubahan itu terjadi dalam diri individu.

Dengan demikian dalam proses belajar individulah yang aktif, oleh karena itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mandiri perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan menyenangkan. Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu digalakkan.

  1. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung pada gur
  2. Belajar mandiri lebih sesuai denga prose salami perkembangan mental individu.
  3. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan murid sebagai pebelajar yang aktif(Knowles,1975).

Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pebelajar yang aktif, guru PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut:

a. Membimbing diskusi kelompok kecil
b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan
c. Mengadakan variasi

a. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode diskusi atau metode kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena kelas PKR di SD kecil jumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah dua orang dan paling besar lima orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah:

1) Memusatkan perhatian murid
2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
3) Menganalisis pendapat murid
4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat
5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara
6) Memacu proses berfikir murid
7) Menutup diskusi dengan laporan

b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan

Di SD kecil, ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.


Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai:

1) Penata kegiatan belajar-mengajar
2) Sumber informasi bagi murid
3) Pendorong belajar siswa
4) Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid
5) Pendiagnosis kebutuhan belajar murid
6) Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid 2 - 20 Pembelajaran Kelas Rangkap

7) Mitra kerja dalam kegiatan belajar

Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut :

1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

- Tunjukkan perhatian yang hangat
- Dengarkan pendapat murid
- Berikan respon yang positif
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Tunjukkan kesediaan membantu murid
- Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid
- Kendalikan situasi agar murid merasa aman

2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar

- Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar
- Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan
- Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan
- Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
- Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan
- Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan

3) Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar

- Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik
- Bersikap tanggap terhadap keadaan murid
- Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut
- adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan

c. Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas PKR yang tidak menarik dan membosankan menjadi kelas PKR yang menyenangkan? Tentu saja Anda dapat membuat murid senang, puas, dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran. Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar mengajar.

Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis variasi tersebut.

1) Variasi gaya mengajar

Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam mempelajari sesuatu. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:

a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatanm murid secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama

2) Variasi media dan sumber

Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah contohnya! Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.

Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan.

3) variasi pola interaksi dan kegiatan

Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.

Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar, kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil, kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:

a) Pola interaksi perseorangan(pola INPERS)
b) Pola interaksi pasangan(pola INPAS)
c) Pola interaksi kelompok kecil(pola INKK)
d) Pola interaksi kelompok besar(pola INKB)
e) Pola interaksi klasikal(pola INKLAS)

Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas antara lain:

a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan kaset/radio
g) Bernyanyi
h) Mengamati lingkungan

3. Bagaimana Mengelola Kelas PKR dengan Baik

Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk :

a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal

Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:

  1. Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri.
  2. Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal.
  3. Bicara dengan jelas sehingga semua murid bias mendengar, arahkan pandangan ke semua murid.
  4. Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar.
  5. Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
  6. Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering muncul.

b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal

Apa yang Anda lakukan bila saat mengajar situasi kelas terganggu oleh perbuatan satu atau dua murid yang memerlukan perhatian? Bagus! Bila ada murid yang berperilaku yang menyimpang janganlah dibiarkan, tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
  1. Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
  2. Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
  3. Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat digunakan yaitu:

  1. Mengabaikan sementara yang direncanakan.
  2. Melakukan campur tangan dengan isyarat
  3. Mengawasi dari dekat
  4. Menerima perasaan negatif murid
  5. Mendorong murid mengungkapkan perasaannya
  6. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
  7. Menghilangkan ketegangan dengan humor.
  8. Mengatasi penyebab gangguan.
  9. Membatasi secara fisik
  10. Menjauhkan penggannggu

4 Alasan Kenapa Harus Mencintai Sahabat Nabi

gb. ilustrasi / google

4 Alasan Kenapa Harus Mencintai Sahabat Nabi

Di antara cara berislam yang benar dan sesuai adalah mencintai para sahabat Nabi dan mengutamakan mereka di antara para manusia selainnya.

Mencintai sahabat Nabi termasuk juga mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mencintai Rasulullah termasuk juga mencintai Allah subhanahu wata’ala.

Kenapa demikian? Mari simak penjelasan berikut ini:

Pertama: Sahabat Nabi adalah generasi terbaik di kalangan umat manusia.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian (masa) setelah mereka, kemudian (masa) setelah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kedua: Sahabat Nabi adalah generasi yang diakui sifat keadilannya.

Allah berfirman:

لَّقَدۡ ‌رَضِيَ ‌ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا

“Sungguh Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat.” (QS. Al-Fath: 18)

Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim: Yang dimaksud dengan فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ Dia (Allah) mengetahui apa yang ada dalam hati. Adalah berupa kejujuran, menepati janji dan selalu mendengar dan taat.

Beliau juga berkata: Para sahabat semuanya adalah orang-orang yang adil, sebagaimana Allah telah memuji mereka di dalam Kitab-Nya dan sebagaimana Nabi mengucapkan dalam haditsnya akan kebaikan akhlak dan perbuatan mereka, pengorbanan mereka baik harta dan nyawa untuk Rasulullah, kecintaan mereka akan pahala amal dari sisi Allah subhanahu wata’ala. (Ibnu Katsir, Al-Ba’its Al-Hatsits, 176)

Ketiga: Melalui para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemenangan-kemenangan Islam dicapai

Saat Rasulullah masih berdakwah di Mekkah, perlawanan dari kaum kafir quraisy terhadap dakwah beliau sungguh luar biasa. Maka suatu saat beliau berdoa meminta kepada Allah agar menurunkan adzab atas mereka. Namun justru Allah menurunkan teguran berupa ayat:

لَيۡسَ لَكَ مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَيۡءٌ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡ أَوۡ يُعَذِّبَهُمۡ فَإِنَّهُمۡ ظَٰلِمُونَ

“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima taubat mereka, atau menazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.” (QS. Ali Imran: 128)

Ternyata ayat di atas adalah menjelaskan akan sahabat Amru bin Ash yang mendapat hidayah Allah dan diterima tobatnya. Sehingga dalam sejarah beliau dikenal sebagai “Sang Pembebas negeri Mesir” dalam peperangan Yarmuk melawan pasukan Romawi timur.

Keempat: Sahabat Nabi yang menyebarluaskan keutamaan Islam di antara umat manusia.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Said Al-Khudry, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ

Janganlah kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian bersedekah dengan satu gunung emas sekalipun, maka tidak akan bisa menyamai amalan mereka meski hanya satu mud saja. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kisah Sahabat Muadz bin Jabal bagian Kedua Dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

gb. google


Bagian kedua dari 5 (lima) keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal.

Kedua: Dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kedudukan yang tinggi dan mulia, karena ia adalah kekasih Allah. Tidak mungkin Rasulullah mencintai seseorang yang tidak dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala atau orang itu dimurkai Allah.

Artinya mendapatkan cinta Rasulullah tentunya juga mendapatkan cinta Allah subhanahu wata’ala. Bagaimana seseorang tidak ingin mendapatkan cinta nabinya sementara yang dicintainya itu adalah yang diharapkan menjadi ahli surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, “Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan. (HR. Bukhari)

Demikian halnya sahabat mulia Muadz bin Jabal, dikarenakan kebaikan yang ada pada dirinya hingga membuat Rasulullah mencintainya. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Dari Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggandeng tangannya dan berkata, “Wahai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu. “Kemudian beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, (Ya Allah, bantulah aku untuk berzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik).” (HR. Abu Dawud)

Kita semuanya berpeluang untuk mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan satu syarat saja. Yakni menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Apalagi kita adalah umat akhir zaman yang sangat dirindu oleh beliau.

Dalam hadits disebutkan, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا

“Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita.”

Para Sahabat bertanya,

أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ

“Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum muncul.”

Sahabat bertanya lagi,

كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum muncul itu (termasuk) umatmu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab dengan bersabda,

أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ

“Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu?”

Para Sahabat menjawab,

بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Sudah tentu wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda lagi,

فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ

“Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu. Aku mendahului mereka ke telaga.” (HR. Abu Dawud)

4 Alasan mencintai sahabat Nabi

5 Keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal

gb. ilustrasi / google

5 Keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal

Pada kesempatan kali ini, admin ingin mengangkat kisah hidup seorang sahabat mulia bernama Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang bisa kita ambil teladan dalam kehidupan kita.

Nama lengkap beliau adalah Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus. Ibunya bernama Hindun binti Sahl dari bani Rifa’ah. Kunyah beliau adalah Abu Abdurrahman.

Beliau memeluk Islam pada usia yang tergolong sangat muda, yakni 18 tahun. Setelah masuk Islam, ia turut serta dalam perang Badar dan seluruh perang yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau adalah salah satu sahabat yang terlibat dalam peristiwa penting yakni Baiat Aqabah. Muadz bersama 70 orang Yatsrib berjanji akan menyediakan tempat baru di negeri mereka (Madinah), apabila Rasulullah dan para sahabat akan berhijrah.

Imam adz-Dzahabi menyebutkan beberapa keutamaan sahabat Muadz bin Jabal dalam kitabnya, Siyar A’lam an-Nubala’:

Pertama: Paling Mengerti Halal dan Haram
Satu ungkapan yang sering kita dengarkan dalam kehidupan kita di mana itu menggambarkan akan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan kaum muslimin khususnya masalah jaminan rezeki dari Allah adalah “Mencari yang haram saja susah apalagi yang halal.”

Padahal kita sudah tahu bahwa Allah telah menjamin rezeki manusia bahkan seluruh makhluk-Nya.

Dia berfirman:

وَمَا مِن ‌دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلٌّ فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ

“Dan tidak ada satu pun makhluk yang bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Allah berfirman lagi:

وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٖ لَّا تَحۡمِلُ رِزۡقَهَا ٱللَّهُ يَرۡزُقُهَا وَإِيَّاكُمۡۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

“Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak dapat membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Al-Ankabut: 60)

Urusan halal dan haram dalam kehidupan seorang muslim adalah masalah yang sangat penting karena menyangkut keabsahan ibadah dan amal shalih yang mereka kerjakan. Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ،

“Wahai manusia, Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul.”

فَقَالَ: يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ [المؤمنون: 51]

“Allah berfirman: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’” (QS. Al-Mu’minun: 51).

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ [البقرة: 172]

“Dan Ia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172)

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa: ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?” (HR. Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwasanya amal shalih dan ibadah seseorang itu diterima atau tidaknya oleh Allah subhanahu wata’ala sangat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh mereka, berasal dari yang halal atau yang haram.

Inilah yang menjadikan kita sebagai seorang muslim itu begitu serius menyikapi masalah halal dan haram.

Bahkan Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan,

“Amal tidak akan diterima melainkan dengan makanan yang halal, sedangkan makanan haram bisa merusak amal perbuatan dan menjadikannya tidak diterima.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, 1/260)

Sahabat nabi yang satu ini adalah orang yang paling mengerti masalah halal dan haram dan tentunya dia adalah orang yang paling hati-hati dalam persoalan tersebut.

Ini adalah sebuah prestasi amal yang luar biasa, di mana sangat sulit bagi kita untuk mencapai hal tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan pujian kepada beliau dengan sabdanya:

مُعَاذُ بنُ جَبَلٍ أَعْلَمُ النَّاسِ بِحَرَامِ اللهِ وَحَلَالِهِ

“Muadz bin Jabal adalah manusia yang paling tahu apa yang di haramkan dan yang di halalkan Allah.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah, dengan sanad lemah)

Dalam sabdanya yang lain:

أَرْحَمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي: أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُّهَا فِي دِيْنِ اللهِ: عُمَرُ، وَأَصْدَقُهَا حَيَاءً: عُثْمَانُ، وَأَعْلَمُهُم بِالحَلَالِ وَالحَرَامِ: مُعَاذٌ، وَأَفْرَضُهُم: زَيْدٌ، وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِيْنٌ، وَأَمِيْنُ هَذِهِ الأُمَّةِ: أَبُو عُبَيْدَةَ

“Umatku yang paling lembut terhadap manusia adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam urusan agama adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling tahu halal dan haram adalah Muadz bin Jabal, yang paling tahu faraidh adalah Zaid, dan setiap umat ada orang kepercayaan, sedangkan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah.” (Hadits marfu’ diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bersambung..
wallahu'alam. (/oh)

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...