4 Alasan Kenapa Harus Mencintai Sahabat Nabi
Di antara cara berislam yang benar dan sesuai adalah mencintai para sahabat Nabi dan mengutamakan mereka di antara para manusia selainnya.
Mencintai sahabat Nabi termasuk juga mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mencintai Rasulullah termasuk juga mencintai Allah subhanahu wata’ala.
Kenapa demikian? Mari simak penjelasan berikut ini:
Pertama: Sahabat Nabi adalah generasi terbaik di kalangan umat manusia.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian (masa) setelah mereka, kemudian (masa) setelah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua: Sahabat Nabi adalah generasi yang diakui sifat keadilannya.
Allah berfirman:
لَّقَدۡ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا
“Sungguh Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat.” (QS. Al-Fath: 18)
Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim: Yang dimaksud dengan فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ Dia (Allah) mengetahui apa yang ada dalam hati. Adalah berupa kejujuran, menepati janji dan selalu mendengar dan taat.
Beliau juga berkata: Para sahabat semuanya adalah orang-orang yang adil, sebagaimana Allah telah memuji mereka di dalam Kitab-Nya dan sebagaimana Nabi mengucapkan dalam haditsnya akan kebaikan akhlak dan perbuatan mereka, pengorbanan mereka baik harta dan nyawa untuk Rasulullah, kecintaan mereka akan pahala amal dari sisi Allah subhanahu wata’ala. (Ibnu Katsir, Al-Ba’its Al-Hatsits, 176)
Ketiga: Melalui para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemenangan-kemenangan Islam dicapai
Saat Rasulullah masih berdakwah di Mekkah, perlawanan dari kaum kafir quraisy terhadap dakwah beliau sungguh luar biasa. Maka suatu saat beliau berdoa meminta kepada Allah agar menurunkan adzab atas mereka. Namun justru Allah menurunkan teguran berupa ayat:
لَيۡسَ لَكَ مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَيۡءٌ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡ أَوۡ يُعَذِّبَهُمۡ فَإِنَّهُمۡ ظَٰلِمُونَ
“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima taubat mereka, atau menazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.” (QS. Ali Imran: 128)
Ternyata ayat di atas adalah menjelaskan akan sahabat Amru bin Ash yang mendapat hidayah Allah dan diterima tobatnya. Sehingga dalam sejarah beliau dikenal sebagai “Sang Pembebas negeri Mesir” dalam peperangan Yarmuk melawan pasukan Romawi timur.
Keempat: Sahabat Nabi yang menyebarluaskan keutamaan Islam di antara umat manusia.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Said Al-Khudry, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ
Janganlah kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian bersedekah dengan satu gunung emas sekalipun, maka tidak akan bisa menyamai amalan mereka meski hanya satu mud saja. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar