Bagian kedua dari 5 (lima) keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal.
Kedua: Dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kedudukan yang tinggi dan mulia, karena ia adalah kekasih Allah. Tidak mungkin Rasulullah mencintai seseorang yang tidak dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala atau orang itu dimurkai Allah.
Artinya mendapatkan cinta Rasulullah tentunya juga mendapatkan cinta Allah subhanahu wata’ala. Bagaimana seseorang tidak ingin mendapatkan cinta nabinya sementara yang dicintainya itu adalah yang diharapkan menjadi ahli surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, “Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan. (HR. Bukhari)
Demikian halnya sahabat mulia Muadz bin Jabal, dikarenakan kebaikan yang ada pada dirinya hingga membuat Rasulullah mencintainya. Dalam sebuah riwayat disebutkan:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Dari Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggandeng tangannya dan berkata, “Wahai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu. “Kemudian beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, (Ya Allah, bantulah aku untuk berzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik).” (HR. Abu Dawud)
Kita semuanya berpeluang untuk mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan satu syarat saja. Yakni menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Apalagi kita adalah umat akhir zaman yang sangat dirindu oleh beliau.
Dalam hadits disebutkan, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا
“Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita.”
Para Sahabat bertanya,
أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab,
أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ
“Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum muncul.”
Sahabat bertanya lagi,
كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum muncul itu (termasuk) umatmu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab dengan bersabda,
أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ
“Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu?”
Para Sahabat menjawab,
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Sudah tentu wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda lagi,
فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ
“Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu. Aku mendahului mereka ke telaga.” (HR. Abu Dawud)
4 Alasan mencintai sahabat Nabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar