lanjutan materi Didaktik, Menutup Pelajaran



Lanjutan Materi Didaktik
Menutup Pelajaran

Pada materi kita terdahulu cara membuka kelas dibahas Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran yaitu:
1) Meninjau kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut

Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.

1) Meninjau kembali.

Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam pembelajaran.

2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid

Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:

1. Mendemonstrasikan keterampilan.
2. Menerapkan ide baru pada situasi lain
3. Mengemukakan pendapat sendiri
4. Memberikan soal-soal secara tertulis
3) Memberikan tindak lanjut

Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan sesuatu.

2. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri.

Pada hakekatnya belajar itu adalah adanya perubahan. Perubahan berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan sikap melalui proses penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan, sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua proses perubahan itu terjadi dalam diri individu.

Dengan demikian dalam proses belajar individulah yang aktif, oleh karena itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mandiri perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan menyenangkan. Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu digalakkan.

  1. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung pada gur
  2. Belajar mandiri lebih sesuai denga prose salami perkembangan mental individu.
  3. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan murid sebagai pebelajar yang aktif(Knowles,1975).

Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pebelajar yang aktif, guru PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut:

a. Membimbing diskusi kelompok kecil
b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan
c. Mengadakan variasi

a. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode diskusi atau metode kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena kelas PKR di SD kecil jumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah dua orang dan paling besar lima orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah:

1) Memusatkan perhatian murid
2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
3) Menganalisis pendapat murid
4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat
5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara
6) Memacu proses berfikir murid
7) Menutup diskusi dengan laporan

b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan

Di SD kecil, ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.


Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai:

1) Penata kegiatan belajar-mengajar
2) Sumber informasi bagi murid
3) Pendorong belajar siswa
4) Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid
5) Pendiagnosis kebutuhan belajar murid
6) Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid 2 - 20 Pembelajaran Kelas Rangkap

7) Mitra kerja dalam kegiatan belajar

Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut :

1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

- Tunjukkan perhatian yang hangat
- Dengarkan pendapat murid
- Berikan respon yang positif
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Tunjukkan kesediaan membantu murid
- Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid
- Kendalikan situasi agar murid merasa aman

2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar

- Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar
- Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan
- Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan
- Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
- Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan
- Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan

3) Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar

- Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik
- Bersikap tanggap terhadap keadaan murid
- Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut
- adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan

c. Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas PKR yang tidak menarik dan membosankan menjadi kelas PKR yang menyenangkan? Tentu saja Anda dapat membuat murid senang, puas, dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran. Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar mengajar.

Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis variasi tersebut.

1) Variasi gaya mengajar

Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam mempelajari sesuatu. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:

a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatanm murid secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama

2) Variasi media dan sumber

Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah contohnya! Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.

Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan.

3) variasi pola interaksi dan kegiatan

Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.

Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar, kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil, kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:

a) Pola interaksi perseorangan(pola INPERS)
b) Pola interaksi pasangan(pola INPAS)
c) Pola interaksi kelompok kecil(pola INKK)
d) Pola interaksi kelompok besar(pola INKB)
e) Pola interaksi klasikal(pola INKLAS)

Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas antara lain:

a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan kaset/radio
g) Bernyanyi
h) Mengamati lingkungan

3. Bagaimana Mengelola Kelas PKR dengan Baik

Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk :

a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal

Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:

  1. Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri.
  2. Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal.
  3. Bicara dengan jelas sehingga semua murid bias mendengar, arahkan pandangan ke semua murid.
  4. Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar.
  5. Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
  6. Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering muncul.

b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal

Apa yang Anda lakukan bila saat mengajar situasi kelas terganggu oleh perbuatan satu atau dua murid yang memerlukan perhatian? Bagus! Bila ada murid yang berperilaku yang menyimpang janganlah dibiarkan, tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
  1. Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
  2. Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
  3. Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat digunakan yaitu:

  1. Mengabaikan sementara yang direncanakan.
  2. Melakukan campur tangan dengan isyarat
  3. Mengawasi dari dekat
  4. Menerima perasaan negatif murid
  5. Mendorong murid mengungkapkan perasaannya
  6. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
  7. Menghilangkan ketegangan dengan humor.
  8. Mengatasi penyebab gangguan.
  9. Membatasi secara fisik
  10. Menjauhkan penggannggu

4 Alasan Kenapa Harus Mencintai Sahabat Nabi

gb. ilustrasi / google

4 Alasan Kenapa Harus Mencintai Sahabat Nabi

Di antara cara berislam yang benar dan sesuai adalah mencintai para sahabat Nabi dan mengutamakan mereka di antara para manusia selainnya.

Mencintai sahabat Nabi termasuk juga mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mencintai Rasulullah termasuk juga mencintai Allah subhanahu wata’ala.

Kenapa demikian? Mari simak penjelasan berikut ini:

Pertama: Sahabat Nabi adalah generasi terbaik di kalangan umat manusia.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian (masa) setelah mereka, kemudian (masa) setelah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kedua: Sahabat Nabi adalah generasi yang diakui sifat keadilannya.

Allah berfirman:

لَّقَدۡ ‌رَضِيَ ‌ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا

“Sungguh Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat.” (QS. Al-Fath: 18)

Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim: Yang dimaksud dengan فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ Dia (Allah) mengetahui apa yang ada dalam hati. Adalah berupa kejujuran, menepati janji dan selalu mendengar dan taat.

Beliau juga berkata: Para sahabat semuanya adalah orang-orang yang adil, sebagaimana Allah telah memuji mereka di dalam Kitab-Nya dan sebagaimana Nabi mengucapkan dalam haditsnya akan kebaikan akhlak dan perbuatan mereka, pengorbanan mereka baik harta dan nyawa untuk Rasulullah, kecintaan mereka akan pahala amal dari sisi Allah subhanahu wata’ala. (Ibnu Katsir, Al-Ba’its Al-Hatsits, 176)

Ketiga: Melalui para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemenangan-kemenangan Islam dicapai

Saat Rasulullah masih berdakwah di Mekkah, perlawanan dari kaum kafir quraisy terhadap dakwah beliau sungguh luar biasa. Maka suatu saat beliau berdoa meminta kepada Allah agar menurunkan adzab atas mereka. Namun justru Allah menurunkan teguran berupa ayat:

لَيۡسَ لَكَ مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَيۡءٌ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡ أَوۡ يُعَذِّبَهُمۡ فَإِنَّهُمۡ ظَٰلِمُونَ

“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima taubat mereka, atau menazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.” (QS. Ali Imran: 128)

Ternyata ayat di atas adalah menjelaskan akan sahabat Amru bin Ash yang mendapat hidayah Allah dan diterima tobatnya. Sehingga dalam sejarah beliau dikenal sebagai “Sang Pembebas negeri Mesir” dalam peperangan Yarmuk melawan pasukan Romawi timur.

Keempat: Sahabat Nabi yang menyebarluaskan keutamaan Islam di antara umat manusia.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Said Al-Khudry, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ

Janganlah kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian bersedekah dengan satu gunung emas sekalipun, maka tidak akan bisa menyamai amalan mereka meski hanya satu mud saja. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kisah Sahabat Muadz bin Jabal bagian Kedua Dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

gb. google


Bagian kedua dari 5 (lima) keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal.

Kedua: Dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kedudukan yang tinggi dan mulia, karena ia adalah kekasih Allah. Tidak mungkin Rasulullah mencintai seseorang yang tidak dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala atau orang itu dimurkai Allah.

Artinya mendapatkan cinta Rasulullah tentunya juga mendapatkan cinta Allah subhanahu wata’ala. Bagaimana seseorang tidak ingin mendapatkan cinta nabinya sementara yang dicintainya itu adalah yang diharapkan menjadi ahli surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, “Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan. (HR. Bukhari)

Demikian halnya sahabat mulia Muadz bin Jabal, dikarenakan kebaikan yang ada pada dirinya hingga membuat Rasulullah mencintainya. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Dari Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggandeng tangannya dan berkata, “Wahai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu. “Kemudian beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, (Ya Allah, bantulah aku untuk berzikir dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik).” (HR. Abu Dawud)

Kita semuanya berpeluang untuk mendapatkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan satu syarat saja. Yakni menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Apalagi kita adalah umat akhir zaman yang sangat dirindu oleh beliau.

Dalam hadits disebutkan, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا

“Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita.”

Para Sahabat bertanya,

أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ

“Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum muncul.”

Sahabat bertanya lagi,

كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum muncul itu (termasuk) umatmu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab dengan bersabda,

أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ

“Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu?”

Para Sahabat menjawab,

بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Sudah tentu wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda lagi,

فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ

“Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu. Aku mendahului mereka ke telaga.” (HR. Abu Dawud)

4 Alasan mencintai sahabat Nabi

5 Keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal

gb. ilustrasi / google

5 Keutamaan Sahabat Muadz bin Jabal

Pada kesempatan kali ini, admin ingin mengangkat kisah hidup seorang sahabat mulia bernama Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang bisa kita ambil teladan dalam kehidupan kita.

Nama lengkap beliau adalah Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus. Ibunya bernama Hindun binti Sahl dari bani Rifa’ah. Kunyah beliau adalah Abu Abdurrahman.

Beliau memeluk Islam pada usia yang tergolong sangat muda, yakni 18 tahun. Setelah masuk Islam, ia turut serta dalam perang Badar dan seluruh perang yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau adalah salah satu sahabat yang terlibat dalam peristiwa penting yakni Baiat Aqabah. Muadz bersama 70 orang Yatsrib berjanji akan menyediakan tempat baru di negeri mereka (Madinah), apabila Rasulullah dan para sahabat akan berhijrah.

Imam adz-Dzahabi menyebutkan beberapa keutamaan sahabat Muadz bin Jabal dalam kitabnya, Siyar A’lam an-Nubala’:

Pertama: Paling Mengerti Halal dan Haram
Satu ungkapan yang sering kita dengarkan dalam kehidupan kita di mana itu menggambarkan akan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan kaum muslimin khususnya masalah jaminan rezeki dari Allah adalah “Mencari yang haram saja susah apalagi yang halal.”

Padahal kita sudah tahu bahwa Allah telah menjamin rezeki manusia bahkan seluruh makhluk-Nya.

Dia berfirman:

وَمَا مِن ‌دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلٌّ فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ

“Dan tidak ada satu pun makhluk yang bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Allah berfirman lagi:

وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٖ لَّا تَحۡمِلُ رِزۡقَهَا ٱللَّهُ يَرۡزُقُهَا وَإِيَّاكُمۡۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

“Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak dapat membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Al-Ankabut: 60)

Urusan halal dan haram dalam kehidupan seorang muslim adalah masalah yang sangat penting karena menyangkut keabsahan ibadah dan amal shalih yang mereka kerjakan. Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ،

“Wahai manusia, Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul.”

فَقَالَ: يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ [المؤمنون: 51]

“Allah berfirman: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’” (QS. Al-Mu’minun: 51).

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ [البقرة: 172]

“Dan Ia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172)

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa: ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?” (HR. Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwasanya amal shalih dan ibadah seseorang itu diterima atau tidaknya oleh Allah subhanahu wata’ala sangat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh mereka, berasal dari yang halal atau yang haram.

Inilah yang menjadikan kita sebagai seorang muslim itu begitu serius menyikapi masalah halal dan haram.

Bahkan Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan,

“Amal tidak akan diterima melainkan dengan makanan yang halal, sedangkan makanan haram bisa merusak amal perbuatan dan menjadikannya tidak diterima.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, 1/260)

Sahabat nabi yang satu ini adalah orang yang paling mengerti masalah halal dan haram dan tentunya dia adalah orang yang paling hati-hati dalam persoalan tersebut.

Ini adalah sebuah prestasi amal yang luar biasa, di mana sangat sulit bagi kita untuk mencapai hal tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan pujian kepada beliau dengan sabdanya:

مُعَاذُ بنُ جَبَلٍ أَعْلَمُ النَّاسِ بِحَرَامِ اللهِ وَحَلَالِهِ

“Muadz bin Jabal adalah manusia yang paling tahu apa yang di haramkan dan yang di halalkan Allah.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah, dengan sanad lemah)

Dalam sabdanya yang lain:

أَرْحَمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي: أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُّهَا فِي دِيْنِ اللهِ: عُمَرُ، وَأَصْدَقُهَا حَيَاءً: عُثْمَانُ، وَأَعْلَمُهُم بِالحَلَالِ وَالحَرَامِ: مُعَاذٌ، وَأَفْرَضُهُم: زَيْدٌ، وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِيْنٌ، وَأَمِيْنُ هَذِهِ الأُمَّةِ: أَبُو عُبَيْدَةَ

“Umatku yang paling lembut terhadap manusia adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam urusan agama adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling tahu halal dan haram adalah Muadz bin Jabal, yang paling tahu faraidh adalah Zaid, dan setiap umat ada orang kepercayaan, sedangkan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah.” (Hadits marfu’ diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bersambung..
wallahu'alam. (/oh)

PEMUDA PENGEMBAN HARAPAN Menggembirakan Dakwah, Meneguhkan Solidaritas dan Mencerahkan Semesta

 


PEMUDA PENGEMBAN HARAPAN

(Menggembirakan Dakwah, Meneguhkan Solidaritas dan

Mencerahkan Semesta)

(Oleh Holidin, S.Pd.)[i]

 

PEMBUKA

Mengawali tulisan ini penulis akan menukil ungkapan harapan dan cita cita para pendahulu yang pernah muda dan memiliki semangat muda bahkan meninggalkan jasa luar biasa.

K.H. Ahmad Dahlan berpesan kepada generasi penerus muhammadiyah. “Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (profesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu".

Pemuda memiliki peran penting dalam memajukan diri, pergaulan, dakwah, kebangsaan dan generasi ke depan. Peran penting tersebut merupakan amanah dan tantangan bagi pemuda sebagai pengembannya.

Sebagai amanah peran penting Pemuda mau atau tidak, sulit atau mudah, lapangan ataupun sempit, menguntungkan atau merugikan bahkan perlu pengorbanan atau pun tidak memerlukan tentu harus menjadi perhatian karena amanah akan dimintai pertanggungjawaban.

Sebagai tantangan peran penting Pemuda tentu harus dimaknai sebagai peluang yang akan membawa pada kemajuan dan perbaikan. Sehingga harus disikapi dengan kesiapan individual maupun secara kelompok. Artinya secara personal harus memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam perannya. Secara kelompok harus mampu dan bisa beradaptasi dan berkolaborasi dengan baik.

Sebagai batasan penulis batasi tulisan kedalam 3 (tiga) pembahasan antara lain Peran Generasi Muda dalam Menggembirakan Dakwah, Peran Generasi Muda dalam Meneguhkan Solidaritas dan Peran Generasi Muda dalam Mencerahkan Semesta.

1.  PERAN DALAM MENGGEMBIRAKAN DAKWAH

Dakwah merupakan kewajiban setiap insan tanpa melihat usia atau hal-hal lain dalam melaksanakannya. Dakwah adalah tuntunan manusia teladan. Dakwah adalah peran yang harus dimainkan dalam perjalanan kehidupan. Pemuda tanpa dakwah akan senantiasa resah dan gelisah, pemuda tanpa dakwah tidak akan terarah, pemuda tanpa dakwah hatinya tidak akan basah, pemuda tanpa dakwah semoga tidak menjadi sampah.

Peran pemuda harus memiliki integritas moral (iman). Hal ini memiliki arti bahwa pemuda yang beriman seharusnya memiliki keyakinan yang kuat dan orientasi yang jelas. Kedua karakter luhur (iman dan orientasi) ini merupakan faktor penentu setelah takdir Allah yang bisa mengantarkan pemuda menuju kesuksesan. Inilah dakwah kita.

2.  PERAN DALAM MENEGUHKAN SOLIDARITAS

Mempraktikkan sikap solidaritas tidaklah mudah. Ibarat jalan yang mendaki dan sukar. Ketika mentadaburi ayat Allah Surat Ali Imran ayat 134, Bentuk solidaritas dapat diaplikasikan pada berbagai tatanan. Ketika mampu solidaritas dengan kemampuan. Ketika benar, solidaritas mememaafkan (menahan amarah dan memaafkan). Ketika mampu, menolong pun adalah bentuk solidaritas, bahkan saling memberikan nasehat dan ta’awun dalam kebaikan, kesabaran dan takwa adalah wujud solidaritas. .
demikian peran yang dapat dijalankan dalam menguhkan solidaritas, dalam wadah kemandirian, sosial bahkan kebangsaaan.

3.  PERAN DALAM MENCERAHKAN SEMESTA

“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”, kata bijak yang dahulu diungkapkan hari ini masih relevan dengan kehidupan. Bahkan Manusia Teladan mengatakan Jagalah masa muda mu sebelum masa tua mu.

Diksi pencerahan diambil oleh generasi muhammadiyah di abad ini, diksi  tersebut dapat dikatakan sebagai istilah dan konsep baru dalam Muhammadiyah di era kontemporer, yang belum berkembang di era awal pergerakan.

Mencerahkan semesta secara simpel dapat dikatakan menyinari semesta. Itulah pencerahan. Gerakan pencerahan sama dengan dakwah itu sendiri, yaitu mengajak umat kepada jalan Allah yang dilakukan dengan hikmah, edukasi, dan dialogis (tadabur An-Nahl :125).

Sehingga penulis sepakat dan sependapat jika dikatakan dakwah mencerahkan semesta harus dibarengi dengan memiliki kapasitas (mampu menjadi seorang pemimpin, menciptakan karya-karya demi keunggulan bangsa dan negara, menjadi problem solver dirinya dan masyarakat), memiliki kapabilitas (harus banyak belajar dan bersifat adaptif atas sebuah perubahan zaman, berkarya dengan tetap bermoral dan maju tanpa meninju.

Istilah mengatakan “Permata akan tetap bersinar meskipun terpendam dalam lumpur yang gelap pekat”. Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan. Cukup lakukan kebaikan yang lebih baik secara konsisten. Biarkan waktu yang akan membuktikan.

PENUTUP

Pendahulu bangsa dan negara, pendiri persyarikatan dan orang tua yang melahirkan, tidak ingin memiliki generasi yang lemah dan kita diajarkan untuk khawatir dengan hal tersebut. Pelaku zaman di setiap genarasi tidaklah akan sama, namun ada benang merah panduan yang tetap dapat dilakukan, diterapkan dan dijalankan. Pemuda dahulu adalah pemimpin masa kini. Pemuda Masa kini adalah pemimpin masa depan.

Pemuda pengemban harapan dalam menggembirakan dakwah, meneguhkan solidaritas dan mencerahkan semesta akan senantiasa lahir dengan panduan iman, memiliki keyakinan yang kuat dan orientasi yang jelas. Inilah yang akan menjadi atau faktor penentu setelah takdir Allah dalam mengantarkan pemuda menuju kesuksesan.



[i] Penulis adalah Kepala SMA Muhammadiyah Puraseda dan Kader pemuda Muhammadiyah

BERIMAN KEPADA QADA & QADAR

MATERI PAI SMA KELAS XII-2
BERIMAN KEPADA QADA & QADAR

A.PENGERTIAN QADA DAN QADAR

Dalam Al-Qur’an kata qada berarti
- hukum atau keputusan (Q.S. An-Nisa’: 4: 65), 
- perintah (Q.S. Al-Isra,: 17: 23), 
- kehendak (Q.S. Ali Imran: 3: 47), 
- dan mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Al-Fusilat: 41:12)

sedangkan kata Qadar berarti : 
- kekuasaan atau kemampuan (Q.S Al-Baqarah: 2: 236).
- ketentuan atau kepastian (Q.S. Al-Mursalat: 77: 23). ukuran (Q.S. Ar-Ra’d: 13: 17). 
- Dan mengatur serta menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Q.S fussilat: 41: 10).

Abu Hasan Al-Asy’ari (wafat di basrah tahun 330 H.), berpendapat bahwa : 

Qada : kehendak Allah SWT. Mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan, yang sesuai dengan apa yang akan diciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai terwujudnya kehendak tersebut. 

Sedangkan qadar : ialah perwujudan kehendak Allah SWT. Baik mengenai zat-zatnyaataupun sifat-sifatnya.

Rasulullah SAW. Bersabda :
Hadits tentang Rukun Iman
اْلإِيْمَانِ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَر

Artinya :“iman itu ialah engkau percaya pada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baik dan buruk”.

Iman kerpada qada dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih popular dengan sebutan iman kepada takdir. 

Iman kepada takdir beraerti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus, hidup dan mati, rezeki dan jodohseseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.

Hukum beriman kepada takdir adalah fardu ‘ain. Seseorang yang mengaku Islam, tetapi tidak beriman pada takdir dapat dianggap murtad. 

Ayat- ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang iman kepada takdir cukup banyak antara lain:
Artinya :“apabila Allah hendak menetapan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “jadilah”, lalu jadilah dia.” (Q.A. Ali Imran, 3: 47)
Artinya :dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (Q.S. Al-Ahzab, 33: 38)

Apakah manusia itu musayyar (diapaksakan oleh kekuatan Allah) atau mukhayyar (diberi kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri)? Tidak benar kalau dikatakan manusia itu mutlak mukhayyar.

Hal-hal yang musayyar misalnya, setiap manusia yang hidup di bumi tubuhnya tidak bisa terbebas dari gaya tarik bumi, beberapa organ tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat pernapasan, dan peredaran darah bekerja secara otomatis diluar kesadaran atau perasaan, bahkan ketika manusia tidur sekalipun.

Hal-hal yang mukhayyar misalnya, manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dan berbuat sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk. Allah SWT. Berfirman :

90.Al-Balad : 10

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

Artinya :“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kejahatan.” (Q.S. Al-Balad, 90: 10)

B.TANDA-TANDA KEIMANAN KEPADA QADA DAN QADAR

Tanda-tanda keimanan kepada qada dan qadar itu antara lain :

1.menyadari dan meyakini bahwa segala apa yang diperoleh dan dialami manusia baik berupa nikmat ataupun musibah pada hakikatnya merupakan ketentuan dan kehendak Allah SWT, 

Semuanya yang telah tertulis dalam buku induk (Lauh Mahfuz), yang sesuai pula dengan ilmu Allah Yang Mahaluas lagi Mahasempurna. dalil dalil nya antara lain 
- lihat Q.S. Az-Zumar, 39:62, 
- Q.S. Yasin, 36: 12 dan 
- Q.S. At-Talaq, 65:12). 

Selain itu orang yang beriman kepada qada dan qadar (takdir), tentu akan menyadari bahwa nikmat dan musibah itu pada hakekatnya merupakan ujian dari Allah SWT. (lihat Q.S. Al-Anbiya, 21: 35)

2.orang yang beriman kepada takdir menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang akan menimpa dirinya, apakah bencana ataukah nikmat, kewajiban manusia ialah berikhtiar dan bertawakal agar memperoleh nikmat dan terhindar dari bencana.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai ikhtiar dan tawakal, sebagai tanda-tanda keimanan kepada qada dan qadar (takdir).

1.Ikhtiar
Islam melarang setiap pemeluknya untuk menganut fatalisme, yaitu paham atau ajaran yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib. 

Fatalisme adalah paham yang keliru, menyimpang dari ajaran tentang iman pada takdir, penghabat kemajuan dan penyebab kemunduran umat.

2.Tawakal
Setiap Muslim/Muslimah yang betul-betul beriman kepada takdir, selain wajib untuk berikhtiar, juga wajib bertawakal kepada allah SWT dalam hal ini Allah SWT. Berfirman sebagai berikut : 

3.Āli 'Imrān : 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

Selain itu, Allah SWT juga berfirman :
Artinya :“Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Daialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang yang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At-Taubah, 9: 51)

Apakah ya ng dimaksud dengan tawakal kepada Allah? 

Menurut istilah bahasa, tawakal kepada Allah berarti brserah diri kepada Allah atau menggantungkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan menurut ajaran Islam, tawakal pada Allah berarti berserah diri pada qada dan qadar Allah, setelah berusaha (berikhtiar) sekuat mungkin, sesuai dengan kewajibannya sebagai manusia. 

Pengertian tawakal tersebut, dapat kita pahami berdasarkan peristiwa pada masa Rasulullah SAW berikut :

Pada suatu hari, Rasulullah SAW didatangi oleh salah seorang sahabatnya yang mengendarai seekor unta. Waktu itu Rasullah SAW bertanya kepada, “apakah kamu dating kesini dengan mengendarai unta?” “betul wahi Rasulullah,” jawabnya Rasulullah SAW bertanya lagi, “apakah untamu sudah kamu tambatkan?” ia menjawab, “belum, wahai Rasulullah, karena aku bertawakal kepada Allah.” Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda, “seharusnya kamu tambatkan dulu untamu, kemudian bertawakallah kamu pada Allah SWT.”

 قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُرْسِلُ نَاقَتِيْ وَأََتَوَ كُّلُ قَالَ : اِغْقِلهَا وَتَوَ كَّلْ

C.HIKMAH BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR

Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir) yang tentu mengandung banyak (hikmah), yaitu antara lain :

>> menumbuhkan kesadaran bahwa alam senmeta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT (sunatullah atau hukum alam).

Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih dibidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap makhluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. 

Sedangkan hasil-hasil penelitiannya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi (lihat dan pelajari Q.S. Al-Mujadilah, 58:11)

>> Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini, bahkan sehelai daun yang gugur, terjadi dengan sepengetahuan karena kehendak, kekuasaan, dan keadilan Allah SWT. (liht dan pelajari Q. S. Al-An’am, 6: 59!).

>> Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat Islam yang bertakwa) tentu akan memiliki sikap dan perilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qana’ah, dan optimis dalam hidup. 

Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan perilaku tercela, seperti : sombong, irihati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa demikian coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari Q. S. Al-Hadid, 57: 21-24).
D. KESIMPULAN 

#. Iman kepada Qada dan Qadar dalam ungkapan sehari-hari disebut iman kepad takdir, hukum beriman kepada takdir adalah fardu ‘ain, karena beriman kepada takdir termasuk salah satu rukun iman. Orang yang mengaku Islam,jika tidak beriman kepada takdir dapat dianggap murtad. Takdir mencakup antara lain : keberadaan manusia dan proses perkembangan hidupnya, alam semesta dan segala isinya yang berjalan sesuai dengan unnatullah, dan berbagai bencana yang menimpa umat manusia.

#. Manusia dalam hidupnya di dunaia ini tidak mutlak Musayyar dan tidak pula mutlak Mukhayyar, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan. Apakah mau memilih jalan lurus (Dinul Islam) yang menuju syurga, atau jalan sesat yang berakhir di Neraka. Setiap Muslim/Muslimah tentu akan memilih jalan yang lurus, dengan jalan meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

#. Fatalisme merupakan paham yang keliru karena menyimpang dari ajaran tentang iman kepada takdir, penghambat kemajuan, dan penyebab kemunduran umat. Setiap Muslim/Muslimah diwajibkan berusaha sekuat tenaga agar dapat mewujudkan cita-citanya serta meningkatkan kualitas hidupnya, disamping itu kita juga harus bersikap tawakal. Iman kepada takdir mengandung banyak fungsi dan mendatangkan banyak hikmah. Hikmah-hikmah tersebut akan diraih oleh umat Islam yang betul-betul beriman pada takdir.

Wallahu'Alam. (/oh)

Keadilan dan Pemimpin Yang Adil

IKHTISAR JUMAT, Keadilan dan Pemimpin Yang Adil Bandung, 1 November 2014 "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa s...